Tarian pertempuran Wangsa Suta
Nama “SOEKA-BOEMI” pertama kali diperkenalkan pada tanggal 13 Januari 1815 ke dunia luar Sukabumi oleh administratur perkebunan bernama Andries Christoffel Johannes de Wilde, seorang berkebangsaan Belanda yang menjelajah di Sukabumi untuk mencari lokasi tanah yang cocok untuk perkebunan.
Dalam laporan surveynya, Andries Christoffel Johannes de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi (dalam dua suku kata) sebagai tempat ia menginap di kampung Tji Colle. Ada yang mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman ini membuat orang-orang suka bumen-bumen atau menetap.
Tari DogDog Lojor
Tari Dogdog Lojor (https://nationalgeographic.co.id)
Tari Dogdog Lojor adalah tarian uintuk acara ritual padi, dan dilaksanakan setahun sekali setelah panen, tapi sekarang sudah bisa kita lihat di acara-aca pagelaran budaya Sukabumi.
Tari Dogdog Lojor (https://nationalgeographic.co.id)
Karya tari ini mengambil dari akar tradisi upacara Seren Tahun Kampung Adat Ciptarasa, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, ditata ulang oleh Toto Sugiarto dan Rudi Kurniawan.
Tari Dogdog Lojor (https://nationalgeographic.co.id)
Dengan penata gending Ujang Hendi dari Sanggar Anggitasari, Parungkuda, Sukabumi, binaan bidang Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, yang pernah meraih juara umum pada Festival Tari Kreasi Jawa Barat di TMII tahun 2005 dan menjadi wakil Jawa Barat di Pareda Tari Nusantara tahun 2007, meraih tarian terbaik lima besar.
Tari Parebut Seeng
Tari Parebut Seeng (https://senidanbudayakabupatensukabumi.blogspot.co.id)
Seni Pertunjukan Parebut Seeng merupakan pertunjukan yang bersifat presentasi estetis, ide garapannya dilatarbelakangi oleh upacara adat Parebut Seeng yang bersifat ritual bertempat di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Dulu pertunjukan seni Parebut Seeng bersifat sederhana lebih menekankan kepada ritual, dimana aspek-aspek pertunjukan kurang diperhatikan, pesilat yang berperan dalam Parebut Seeng hanya dua orang laki-laki, dan iringan musik pun menggunakan alat musik yang selalu diguna kan untuk pencak silat.
Sangat berbeda dengan bentuk penyajian seni pertu njukan Parebut Seeng saat ini. Bentuk penyajian seni Pertunjukan Parebut Seeng dibawakan secara berkelompok oleh penari laki-laki dan penari perempuan, dengan membawa seeng. Dengan iringan musik gamelan salendro, dan musik nya lebih meriah. Ini berarti, penyajian seni Pertunjukan Parebut Seeng merupakan seni Pertunjukan yang tidak menghilangkan kekhasan dari kesenian tersebut, yaitu seeng.
Rias yang digunakan pada Parebut Seeng yang berifat ritual seadanya. Sedangkan dalam seni pertunjukan Parebut Seeng saat ini, rias disesuaikan dengan pertunjukan. Busana atau kostum yang digunakan dalam upacara adat Parebut Seeng menggunakan kampret, pangsi, dodot dan iket. Sedangkan pada seni pertunjukan 57 Parebut Seeng saat ini adalah busana tradisional rakyat yang dimodifikasi. Ini dapat terlihat dari penggunaan warna, dan busana yang dipakai.
Tarian ini karya Rudi Kurniawan dan Toto Sugiarto dengan penata gending Ujang Hendi dari Sanggar Anggitasari. Tarian ini pertama di gelar pada acara Festival Tari Kreasi Tingkat Profesional Jawa Barat tahun 2004, telah meraih juara umum untuk wakil ke Parade Tari Nusantara.
Tarian Pudak Arum
Tarian Pudak Arum (https://senidanbudayakabupatensukabumi.blogspot.co.id)
Tarian ini mengisahkan tentang tokoh putri yang berjuang dan yang pertama-tama membuka Sukabumi, digelar pertama kali di Taman Budaya Bandung Juli 2005. Tarian ini karya Toto Sugiarto, Sanggar Anggitasari, Parungkuda, Sukabumi.
Tari Kandita
Merupakan tarian kreasi baru oleh Sanggar Tari Mutiara Pawestri, yang mengadapsi gerak-gerak tari rakyat dan pencak silat. Tarian ini merupakan gambaran cerita tentang kisah tragis yang dialami oleh putri Kadita selama hidup di istana. Unsur penyajian memiliki keunikan tersendiri, yang diamati dari ide cerita, konsep gerak, busana, rias dan musik iringan.
Tarian Pertempuran Wangsa Suta
Tarian pertempuran Wangsa Suta (https://jabar.pojoksatu.id)
Tarian pertempuran Wangsa Suta dengan Ki Demang Kartala dalam memperebutkan Nyi Pundak Arum, merupakan legenda cerita rakyat Kota Sukabumi.
Posting Komentar