Provinsi Bangka Belitung, memiliki dua pulau besar, pulau Bangka dan pulau Belitung serta memiliki pulau kecil sebanyak 470 buah, hanya 50 pulau yang berpenghuni. Nuansa alamnya yang indah seperti terdapat pantai-pantai yang indah disana dan hidup berukunan antar etnis.
Beragam seni tari tradisional yang ada di Bangka Belitung sebagai berikut.
Tari Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih (https://www.indonesiakaya.com)
Tari sekapur sirih biasa ditarikan 10 sampai 12 penari. Diantara para penari ini biasanya terdapat dua penari laki-laki yang berposisi di belakang. penari membawa sebuah wadah yang berisi sirih sebagai tanda kehormatan kepada para tamu penting yang datang di satu acara perhelatan besar yang sedang digelar masyarakat Belitung.
Gerakan-gerakan lincah penari yang bergerak ke kanan dan kiri diiringi musik tradisional gambus khas Belitung membuat tarian ini begitu rancak. Gerakan penari seakan-akan memberikan isyarat selamat datang kepada para tamu.
Dalam salah satu gerakannya para penari ini menerbangkan atau menyebarkan bunga-bunga sebagai tanda penolak bala. Selain itu, para penari juga mendekati para tamu kehormatan yang duduk di barisan terdepan dan memberikan sirih yang tersimpan dalam sebuah kotak sebagai tanda kehormatan dan persahabatan kepada para tamu yang datang.
Tari Campak
Tari Campak (https://www.negerikuindonesia.com)
Merupakan tarian tradisional dari daerah kepulauan Bangka Belitung yang menggambarkan keceriaan dalam pergaulan remaja di sana. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dan wanita dengan ekspresi dan gerakan yang menggambarkan kegembiraan. Tarian campak ini biasanya dipentaskan dalam acara-acara seperti penyambutan tamu besar, pernikahan dan lain-lain. Dahulu, tari Campak ini biasanya dipentaskan pada waktu musim panen padi atau sepulang dari ume (kebun).
Tari Campak ini ditarikan oleh para penari pria dan wanita secara berpasangan. Dalam pertunjukannya para penari menari dengan gerakan yang lincah dan ekspresi penuh kegembiraan mengikuti alunan irama musik pengiring. Di sela-sela tariannya para penari pria dan penari wanita juga saling berbalas pantun yang menjadi ciri khas budaya Melayu. Dalam Tari Campak ini biasanya ada juga saat dimana para penari mengajak penonton untuk ikut menari, sehingga membuat pertunjukan Tari Campak ini semakin meriah.
Kostum yang digunakan oleh para penari Tari Campak ini juga merupakan perpaduan budaya Melayu dan budaya Eropa. Pada kostum penari wanita, penari menggunakan pakaian yang sangat kental akan gaya busana Eropa seperti gaun panjang dan sepatu hak tinggi. Sedangkan kostum penari pria sangat kental akan gaya busana Melayu seperti kemeja, celana panjang, peci, dan selendang.
Akulturasi budaya pada Tari Campak ini juga terlihat dari musik pengiringnya. Dalam pertunjukan Tari Campak ini diiringi oleh musik pengiring seperti gong dan gendang yang merupakan musik asli budaya lokal, serta akordion dan biola yang merupakan musik dari Eropa. Alat musik tersebut dimainkan secara harmonis dan selaras dengan gerakan para penarinya.
Tari Sepen
Tari Sepen (https://www.negerikuindonesia.com)
Merupakan tarian tradisional masyarakat kepulauan Belitung yang di dalamnya terdapat unsur gerakan pencak silat. Tarian ini merupakan tari tradisional dari daerah Bangka Belitung yang sangat kental akan budaya melayu, baik dari segi kostum, pengiring dan beberapa gerakan di dalamnya. Tari Sepen ini biasanya ditampilkan sebagai tarian selamat datang pada acara penyambutan tamu besar yang datang kesana.
Gerakan pada Tari Sepen ini lebih mengutamakan kelincahan pada gerakan tangan dan kaki. Setiap gerakan pada tarian ini tentu mempunyai makna tersendiri di dalamnya. Tarian ini didominasi oleh gerakan tepuk tangan yang diselaraskan oleh alunan musik pengiring. Selain itu formasi penari yang sering berpindah-pindah namun tetap terlihat rapi sehingga menghasilkan gerakan yang indah.
Kostum yang digunakan penari pada pertunjukan Tari Sepen ini juga identik dengan busana khas melayu. Penari wanita biasanya menggunakan busana seperti baju lengan panjang, celana panjang dan kain yang menutupi pinggang. Selain itu pada bagian kepala ada yang menggunakan kerudung, ada juga yang tidak menggunakan. Kostum penari ini biasnya didominasi oleh warna-warna cerah yang menggambarkan kegembiraan.
Dalam pertunjukan Tari Sepen ini diiringi oleh iringan musik dan lagu-lagu yang sangat kental akan alunan musik tradisional melayu. Alat musik pengiring Tari Sepen ini biasanya terdiri dari gendang, rebana, biola, akordeon dan lain-lain. Untuk lagu pengiringnya merupakan lagu khas masyarakat melayu Belitung.
Tari Beripat
Tari Beripat (https://satu-indonesia.com)
Kalau dilihat, tari beripat merupakan perlombaan adu ketangkasan. Yang mana ada dua orang penari membawa rotan. Setiap penari mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Mana luka yang paling sedikit dialah pemenangya. Dalam setiap gerakan, diselingi gerak dan irama tari.
Tari Pendulang Timah
Tari Pendulang Timah (https://www.indonesia70tahun.com)
Tari Pendulang Timah kreasi Sanggar Tari Belitong Lesong Batang, Kelurahan Lesung Batang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, merupakan tarian menggambarkan rakyat Bangka Belitung mendulang Timah secara tradisional.
Tarian ini ditarikan puluhan remaja laki-laki tanpa baju. Mereka hanya mengenakan celana pendek dengan tubuh yang dihiasi warna-warni dari campuran kaolin dan bahan pewarna kue.
Tari Men Sahang Lah Mirah
Tari Men Sahang Lah Mirah (https://macam2budayaindonesia.blogspot.co.id)
Tarian ini, merupakan kreasi Sanggar Seni Sepintu Sedulang, menggambarkan masyarakat Bangka Belitung yang sedang bersuka-ria dalam memanen hasil ladangnya yang berupa lada putih (sahang sebutan untuk Bangka belitung) di mana dalam memanen hasil ladangnya itu tak luput masyarakat Bangka Belitung selalu memanjatkan puji syukur pada Allah, sang pencipta alam semesta ini, dalam memanen masyarakat menggunakan Suyak, tempat untuk meletakkan hasil panennya yang terbuat dari anyaman rotan atau bambu.
Tari Gi Ke Aik
Tarian ini, merupakan kreasi Sanggar Seni Sepintu Sedulang, menggambarkan aktifitas masyarakat Bangka Belitung di waktu pagi hari (terutama para wanita), mereka berbondong-bondong pergi ke Kulong (sungai kecil) di mana para wanita trsebut seperti pada umumnya mencuci, mandi (bebeasuh) dan setelah itu mereka pulang ke rumah dengan membawa air dengan menggunakan guci.
Berbagai sumber
Posting Komentar