Desa Wisata Geothermal Kamojang ini meliputi Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan Desa Sukarya, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut. Sementara kata Kamojang sendiri adalah nama salah satu dusun yang menjadi terkenal karena dipakai sebagai nama area pengembangan Energi Geothermal yang pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh PGE (Pertamina Geothermal Energy) sejak tahun 1974.
Desa Wisata Geothermal Kamojang merupakan suatu kawasan wisata terpadu berbasiskan lingkungan yang berpusat di Danau Pangkalan, yaitu danau yang kini telah hilang, keberadaan Danau Pangkalan hanya diketahui pada Peta Topografi tahun 1954 (www.apdri.wordpress.com) dimana lokasi tersebut berada didekat pemukiman Dusun Kamojang, saat ini kondisi danau sudah mengering dan dimanfaatkan warga untuk pertanian dan perkebunan. Normalisasi Danau Pangkalan adalah suatu yang harus diupayakan dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan akan penggantian lahan hutan yang direncanakan untuk dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan geothermal dimasa mendatang.
Kawasan Desa Wisata Geothermal Kamojang
1. Kawasan Wisata Alam yaitu dengan menonjolkan manifestasi geothermal di permukaan yaitu berupa Kawah Kamojang dan kondisi alam yang masih terjaga sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pedestrian dan jogging track serta penangkaran dan rehabilitasi elang khususnya Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi).
2. Kawasan Wisata Pendidikan, diperuntukkan sebagai pusat pengetahuan dalam bidang pengembangan energi geothermal dilengkapi juga dengan sarana laboratorium lapangan dan Geothermal Information Center (GIC).
3. Kawasan Wisata Agro menonjolkan hasil pertanian masyarakat sekitar dan hasil olahannya,
4. Kawasan Wisata Budaya yaitu menawarkan atraksi kesenian daerah dan budaya lokal termasuk budidaya domba hias khas Garut.
5. Kawasan Wisata Air yang rencananya akan dipusatkan di Danau Pangkalan bila berhasil dinormalisasi.
Paket Wisata
1. Wisata Alam
Kawasan Wisata Alam yaitu dengan menonjolkan manifestasi geothermal di permukaan yaitu berupa Kawah Kamojang dan kondisi alam yang masih terjaga sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pedestrian dan jogging track serta penangkaran dan rehabilitasi Elang Jawa.
2. Menikmati Suana Geothermal (Alam)
Sauna Geothermal
Kawah Kamojang merupakan kawah geothermal peninggalan Belanda yang menampilkan atraksi uap geothermal. Banyak jenis kawah yang dapat dinikmati di lokasi wisata alam ini, diantaranya adalah kawah kereta api, kawah hujan, kawah brecek dan sebagainya. Pengunjung juga dapat menikmati pariwisata kesehatan dengan menikmati sauna alam yang dipercaya mampu menghilangkan penyakit kulit serta badan menjadi lebih fresh.
3. Wisata Pendidikan di Pusat Edukasi Geothermal
Merupakan pusat edukasi panasbumi di Indonesia yang dibangun oleh PGE sebagai Center of Excellence untuk Indonesia Geothermal Industry. Di GIC kita dapat menggali proses dan sejarah geothermal pertama dan tertua di Indonesia berupa pengembangan panas bumi di Kamojang sebagai pelopor bagi pengembangan energi terbarukan, sebagai energi bersih dan ramah lingkungan.
Penelitian tentang panasbumi dimulai sejak tahun 1926 dan terus dikembangkan sampai saat ini. Dengan dibangkitkannya kapasitas sebesar 200 MW, PGE Area Kamojang telah berhasil menghemat BBM setara dengan 3.4 juta barrels of oil equivalent/tahun dan telah mereduksi emisi CO2 sebesar 402,798 Ton/Tahun.
Oleh karena itu PGE telah memperoleh CDM (Clean Development Mechanism) atau Mekanisme Pembangunan Bersih serta peningkatan Gold Standard sebagai bentuk kesuksesan PGE dalam “Clean Production” (Produksi Bersih), “Saving Energy” (Penghematan Energi) dan “Fuel Switching” (Pengalihan Bahan Bakar).
Peningkatan standar tersebut termasuk sebagai bukti keberlanjutan operasi, lingkungan dan kolaborasi dengan masyarakat sekitar.
4. Wisata Agro
Kawasan Wisata Agro menonjolkan hasil pertanian masyarakat sekitar dan hasil olahannya. Wisata ini juga menawarkan berbagai produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Budidaya Jamur Geothermal
Inovasi terus dikembangkan oleh PGE yaitu dengan budidaya jamur geothermal. Budidaya jamur dengan cara ini merupakan inovasi pertama di Indonesia karena sterilisasi baglog dengan memanfaatkan uap geothermal.
Jamur yang di hasilkan mempunyai kualitas yang lebih baik dengan tingkat aspek pencemaran terminimalisir karena tidak menggunakan bahan bakar minyak maupun gas, bahkan kapasitas produksinya bisa mencapai tiga kali lipat dibandingkan dengan sterilisasi yang menggunakan gas atau kayu bakar. Berbagai kuliner dengan bahan dasar jamur dikembangkan yang dapat menggugah selera kita atas kelezatannya.
5. Wisata Budaya
Kawasan Wisata Budaya yaitu menawarkan atraksi kesenian daerah dan budaya lokal termasuk budidaya domba hias khas Garut. Domba Garut sebagai Plasma Nutfah terlangka di Dunia perlu dilestarikan.
Dengan ajang budaya kompetisi PGE berhasil menumbuh kembangkan peminat peternak domba untuk menekuni usahanya. Domba persilangan dari Australia-Afrika-Indonesia ini populasinya sudah sangat sedikit sehingga perlu adanya upaya konservasi untuk melestarikan jenisnya.
Domba dengan postur gagah dengan ciri khas tanduk besar yang melingkar ini menjadi ikon budaya masyarakat di sekitar Kamojang. 6. Wisata Air Kawasan Wisata Air yang rencananya akan dipusatkan di Danau Pangkalan bila berhasil dinormalisasi. Dengan dikembalikannnya fungsi Danau Pangkalan ini di harapkan dapat melestarikan kawasan konservasi air permukaan, reboisasi tanaman endemik dan pusat pengelolaan ekowisata.
Kawasan Danau Pangkalan difungsikan juga sebagai area wisata Danau Pangkalan, wisata hutan, wisata agro, wisata adat dan wisata budaya.
7. Wisata Penangkaran Elang Jawa
Elang Jawa
Elang Jawa identik dengan burung garuda lambang negara Indonesia yang saat ini keberadaannya terancam punah. Saat ini PGE gencar untuk melestarikannya karena populasinya hanya sekitar 600-1000 ekor.
Program yang saat ini dikembangkan oleh PGE yakni program rehabilitasi dan program edukasi atau penangkaran Elang. Standar yang dipakai mengacu kepada standar International Wildlife Rehabilition Council dan Global Federation of Animal Sanctuary.
Pusat rehabilitasi ini akan menjadi pusat rehabilitasi elang terbesar dan terlengkap di Indonesia. Pusat Konservasi Elang Kamojang ini bekerja sama BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Barat yang diwujudkan dalam Perjanjian Kerjasama Pembangunan Pusat Konservasi dengan Alam.
Rute Menuju Kawah Kamojang
Dari Bandung, ada dua rute yang bisa ditempuh, yaitu melalui Majalaya, atau melalui jalur konvensional melalui Nagreg. Kedua rute ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Apabila Anda memutuskan berangkat melalui Majalaya dengan kendaraan pribadi, maka jarak tempuhnya lebih pendek, sekitar 18 km dari Alun-alun Majalaya. Akan tetapi, medan jalan yang harus Anda lalui cukup menantang. Anda harus mampu menaklukkan tanjakan dan turunan yang panjang dan curam, jalan yang rusak, serta tikungan yang tajam.
Sementara bila melalui jalur biasa melalui Nagreg untuk kendaraan besar, jarak yang harus Anda tempuh lebih jauh karena harus lebih dahulu melalui Kota Garut. Seperti diketahui, Jarak Bandung-Garut sekitar 70 km, lalu dari Garut ke Kawah Kamojang sekitar 27 km.
Inap Desa (Homestay)
Inap Desa tersedia di rumah penduduk dari beberapa Dusun di wilayah Desa Wisata Kamojang, dengan kapasitas lebih dari 50 orang.
Informasi lebih lanjut hubungi
Desa Wisata Geothermal Kamojang
Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Website: https://ibunkamojang.com
Email: karangtaruna.kamojang@gmail.com
Kontak Person: +62 822 1671 9390 atau +62 838 2116 1834 (Bp. Budi)
Posting Komentar