Rumah-rumah tertata rapi (https://id.wikipedia.org)
Kampung Wisata Adat Cisungsang terletak persis di tepi kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Masih asri. Tak jauh dari Cisungsang, terdapat perbatasan Banten dan Jawa Barat dengan sungai yang menjadi garis pemisah Kabupaten Lebak dan Sukabumi. Dari ibu kota Rangkasbitung, jarak kampung adat ini sekitar 150 kilometer, sedangkan dari Jakarta sekitar 280 kilometer.
Rumah-rumah di kampung Wisata Adat Cisungsang terlihat rapih dengan tata letak kampung yang dinamis. Seluruh rumah warga adat tampak menghitam dengan atap ijuk dari pohon aren. Rumah-rumah kecil berdiri di antara gawir-gawir (tebing) yang tak terlalu tinggi, mengapit satu rumah besar dan dua balai pertemuan di bawahnya yang menjadi pusat Kampung Wisata Adat Cisungsang.
Suasana Kampung Wisata Adat Cisungsang (https://budidayabudaya.com)
Kata Cisungsang juga dibentuk dari dua suku kata, 'ci' dan 'sungsang'. Secara harfiah kata ‘ci’ adalah bentuk singkat dari cai dalam bahasa Sunda, yang berarti air. Sedangkan ‘sungsang’, dalam bahasa Sunda berarti terbalik atau berlawanan dari keadaan yang sudah lazim. Maka istilah Cisungsang dapat diartikan air yang mengalir kembali ke hulu (mengalir secara terbalik).
Warga kampung percaya Cisungsang didirikan oleh anak Prabu Siliwangi yang bernama Prabu Walangsungsang yang telah mengalami situasi 'Ilang Galuh Pajajaran'. Raja ini memberikan banyak keturunan bagi masyarakat Sunda yang tersebar di hampir seluruh daerah Jawa Barat.
Warga Kampung Cisungsang percaya bahwa kampung mereka merupakan desa pertama yang dibuka oleh Walangsunsang. Mereka menyebutnya dengan istilah ‘Guru Cucuk’. Apih Jampana, salah satu sesepuh Cisungsang mengatakan, wilayahnya adalah lahan hutan yang dipilih para leluhur untuk dijadikan tempat tinggal. Itulah alasan mengapa Desa Adat Cisungsang disebut Desa Kasepuhan Banten Kidul atau Kesatuan Adat Banten kidul. Sedangkan kampung adat lain dalam keluarga Kasepuhan Banten Kidul seperti Ciptagelar, Cicarucub, Citorek, dan lainnya adalah perluasan dari Cisungsang.
Terbuka
Sedikit berbeda dengan masyarakat Baduy, masyarakat Cisungsang lebih terbuka terhadap perkembangan, seperti baduy menggunakan sistem isolasi yakni masyarakatnya (baduy dalam) tidak dapat beralkulturasi dengan masyarakat luar, sedangkan masyarakat cisungsang tidak seperti itu terbukti dengan adanya penerangan listrik, bentuk rumah, bertani sudah menggunakan alat-alat yang modern dan media elektronik sudah ada seperti TV, Radio, Tape Recorder, Telepon dan Satelit. Namun tentu saja tanpa meninggalkan budaya asli leluhurnnya seperti bentuk rumah tradisi yaitu rumah kayu berbentuk panggung dengan alat memasak tungku (hawu) yang di atasnya dilengkapi tempat penyimpanan alat-alat dapur yang disebut Paraseuneu.
Saren Taun
Upacara Seren Tahun (https://niceberita.com)
Ritual ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa setelah panen padi dilaksanakan. Seren Taun merupakan akhir dan awal kegiatan sosial masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang. Disebut akhir, karena pada ritual Seren Taun seluruh Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang memberikan laporan aktivitasnya selama setahun ke belakang; disebut pula sebagai awal, karena pada ritual ini Kepala Adat (Abah Usep Suyatma Sr) memberikan wejangan-wejangan dan bekal untuk aktivitas setahun ke depan.
Upacara Seren Tahun
Ritual ini juga merupakan ajang silaturahmi antara anggota masyarakat kasepuhan dengan Ketua Adat, di mana masyarakat Kasepuhan melaporkan kegiatan selama setahun kepada Kepala Adat (ABAH). Seren Taun melibatkan seluruh masyarakat Kasepuhan yang dipimpin oleh Kepala Adat (Abah). Setelah menentukan Waktu pelaksanaan ritual, kemudian Abah mengundang para penasehat, perangkat Kasepuhan dan para Rendangan (perwakilan Masyarakat adat), tokoh agama, tokoh pemuda, pemerintah desa, kecamatan, kepolisian dan menyampaikan rangkaian kegiatan yang dimaksud. Ritual Adat Seren Taun yang dilaksanakan selama 7 hari 7 malam, bertempat di IMAH GEDE, yaitu tempat kediaman Abah, diisi dengan berbagai kegiatan dan ritual adat. Ritual Adat Seren Taun juga merupakan puncak siklus dari Tradisi Masyarakat Kasepuhan Cisungsang dalam proses pengolahan, menanam, memelihara, menyimpan dan menghargai Padi (dalam kepercayaan Masyarakat Kasepuhan Cisungsang, Padi diposisikan sebagai Dewi Sri).
Upacara Seren Tahun (https://www.indopos.co.id)
Rangkaian Ritual Seren Taun :
- Rasul Pare di Leuit
- Bubuka
- Pantun Tradisional
- Balik Taun Rendangan
- Ngareremokeun
- Upacara Adat Seren Taun
- Rasul Seren Taun
- Panadaran - Penutup
Informasi lebih lanjut hubungi
Kampung Wisata Adat Cisungsang
Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
Website: https://www.cisungsang.com/home.html
Posting Komentar