Setelah sukses menggelar show tunggal menggunakan batik bertema 'Pasar Malam' pada awal September lalu, desainer Denny Wirawan kembali merilis koleksi terbaru di penghujung bulan ini. Koleksi tersebut masih menjadi bagian dari tema 'Pasar Malam' namun kali ini dikemas lebih ready to wear. Denny mengatakan koleksi yang ditampilkan ini berbeda dengan rancangan yang ditawarkan di show tunggalnya. Masih tetap bermain dengan batik Kudus, anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia itu memilih potongan yang lebih simpel dan bisa dipakai sehari-hari karena memang ditujukan untuk anak muda. Tak hanya itu, koleksinya juga memiliki beragam ukuran seperti S, M, atau XL. "Temanya sama masih 'Pasar Malam' bedanya kalau yang kemarin itu ada yang memang eksklusif cuma ada satu ukuran dan satu baju, kalau yang ini tersedia lengkap ukurannya mulai dari XS, S, hingga L ada di sini," tutur Denny saat berbincang di Alun-alun Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2015).
Denny mengeluarkan 12 set busana wanita dan 4 set pakaian pria. Potongan seperti outerwear yang didesain dari batik Kudus kemudian dimodifikasi dengan material print membuat penampilan batiknya terlihat stylish dan elegan. Ada pula terusan serta rok asimetris untuk tampil feminin. Sedangkan untuk warna, tampak lebih bold dengan palet dasar hitam yang kontras dengan paduan warna terang. Namun di antara koleksinya, Denny tetap menyelipkan batik bernuansa pastel agar terkesan lebih klasik dan feminin.
Pria 47 tahun itu juga bermain dengan bordir seperti pada beberapa rancangannya yang dilengkapi hiasan anggrek di bagian lengan. Ia menuturkan bahwa anggrek merupakan salah satu tanaman khas Kudus. Maka dari itu, motif anggrek menjadi salah satu pilihan untuk mempercantik rancangannya.
"Saya mengombinasikan batik asli dan digital print agar bisa menarik kaum mudanya. Saya memadukan batik ini dengan digital print terinspirasi dari elemen-elemen yang terdapat di Kudus. Misalnya batik Kudus ini terkenal dengan motif beras tumpah, terinspirasi dari itu aku buat beras tumpah yang diperbesar dengan digital print dan dikombinasikan sama batik ini. Ada juga bordir kayak bunga anggrek itu yang jadi khas dari daerah Kudus," tambahnya.
Denny mengaku sangat berhati-hati ketika memotong batik agar tidak mengubah filosofinya. Oleh sebab itu, ia lebih suka mengombinasikannya dengan hasil digital printing agar rancangannya terlihat lebih modern dan urban. Target pasar kali ini bukan hanya wanita dewasa dan profesional tapi juga para anak muda.
Sang desainer pun mengungkakan ia menggunakan beragam batik untuk koleksi ready to wear kali ini. Mulai dari yang seluruhnya dibuat dengan batik tulis, kombinasi dengan cap, serta perpaduan print. Belum lagi ditambah detail manik-manik yang menghiasi beberapa potong pakaian hasil karyanya.
Koleksi yang masuk dalam label busana etnik 'Balijava' itu dipamerkan di Alun-alun Indonesia mulai hari ini, Rabu (30/9/2015) hingga 19 Oktober 2015. Anda pun dapat membelinya secara langsung tanpa pemesanan selama pameran yang digelar. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 800 ribu hingga Rp 10 juta, tergantung material batik yang dipakai dan juga desainnya.
Sumber: Wolipop Detik
Posting Komentar