Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Rayakan Hari Batik, Denny Wirawan Rilis Koleksi Terbaru dengan Batik Kudus


Setelah sukses menggelar show tunggal menggunakan batik bertema 'Pasar Malam' pada awal September lalu, desainer Denny Wirawan kembali merilis koleksi terbaru di penghujung bulan ini. Koleksi tersebut masih menjadi bagian dari tema 'Pasar Malam' namun kali ini dikemas lebih ready to wear. Denny mengatakan koleksi yang ditampilkan ini berbeda dengan rancangan yang ditawarkan di show tunggalnya. Masih tetap bermain dengan batik Kudus, anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia itu memilih potongan yang lebih simpel dan bisa dipakai sehari-hari karena memang ditujukan untuk anak muda. Tak hanya itu, koleksinya juga memiliki beragam ukuran seperti S, M, atau XL. "Temanya sama masih 'Pasar Malam' bedanya kalau yang kemarin itu ada yang memang eksklusif cuma ada satu ukuran dan satu baju, kalau yang ini tersedia lengkap ukurannya mulai dari XS, S, hingga L ada di sini," tutur Denny saat berbincang di Alun-alun Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2015).

Denny mengeluarkan 12 set busana wanita dan 4 set pakaian pria. Potongan seperti outerwear yang didesain dari batik Kudus kemudian dimodifikasi dengan material print membuat penampilan batiknya terlihat stylish dan elegan. Ada pula terusan serta rok asimetris untuk tampil feminin. Sedangkan untuk warna, tampak lebih bold dengan palet dasar hitam yang kontras dengan paduan warna terang. Namun di antara koleksinya, Denny tetap menyelipkan batik bernuansa pastel agar terkesan lebih klasik dan feminin.


Pria 47 tahun itu juga bermain dengan bordir seperti pada beberapa rancangannya yang dilengkapi hiasan anggrek di bagian lengan. Ia menuturkan bahwa anggrek merupakan salah satu tanaman khas Kudus. Maka dari itu, motif anggrek menjadi salah satu pilihan untuk mempercantik rancangannya.

"Saya mengombinasikan batik asli dan digital print agar bisa menarik kaum mudanya. Saya memadukan batik ini dengan digital print terinspirasi dari elemen-elemen yang terdapat di Kudus. Misalnya batik Kudus ini terkenal dengan motif beras tumpah, terinspirasi dari itu aku buat beras tumpah yang diperbesar dengan digital print dan dikombinasikan sama batik ini. Ada juga bordir kayak bunga anggrek itu yang jadi khas dari daerah Kudus," tambahnya.


Denny mengaku sangat berhati-hati ketika memotong batik agar tidak mengubah filosofinya. Oleh sebab itu, ia lebih suka mengombinasikannya dengan hasil digital printing agar rancangannya terlihat lebih modern dan urban. Target pasar kali ini bukan hanya wanita dewasa dan profesional tapi juga para anak muda.

Sang desainer pun mengungkakan ia menggunakan beragam batik untuk koleksi ready to wear kali ini. Mulai dari yang seluruhnya dibuat dengan batik tulis, kombinasi dengan cap, serta perpaduan print. Belum lagi ditambah detail manik-manik yang menghiasi beberapa potong pakaian hasil karyanya.


Koleksi yang masuk dalam label busana etnik 'Balijava' itu dipamerkan di Alun-alun Indonesia mulai hari ini, Rabu (30/9/2015) hingga 19 Oktober 2015. Anda pun dapat membelinya secara langsung tanpa pemesanan selama pameran yang digelar. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 800 ribu hingga Rp 10 juta, tergantung material batik yang dipakai dan juga desainnya.

Sumber: Wolipop Detik

Surabaya Semakin Mencuri Perhatian lewat Desainer Muda yang Potensial


Perayaan tahun ketiga Ciputra World Surabaya menghadirkan peragaan fashion show bertajuk Ciputra World fashion week yang dihadirkan secara besar-besaran.



September 2015 menjadi anniversary ketiga untuk Ciputra World Surabaya. Ulang tahun itu dirayakan dengan pagelaran fashion show yang bertajuk Ciputra World fashion week 2015 sepekan yang lalu. Acara fashion show ini menghadirkan sejumlah desainer muda dari Surabaya sendiri, beberapa brand yang bisa kamu temukan di Ciputra World mall serta beberapa guest desainer dari Jakarta. Di tahun ketiganya kali ini tidak hanya menggandeng 20 desainer lokal Surabaya, dan menggandeng beberapa guest desainer dari Jakarta tapi Ciputra World pun menghadirkan 55 model tanah air yang diaudisi dari berbagai penjuru pulau jawa dan setengahnya dari Jakarta.



Show yang berlangsung selama enam hari ini dibuka dengan beberapa desainer asal Surabaya lalu ditutup show dari guest desainer asal Jakarta Lotuz dan Quhji. Beberapa desainer muda asal Surabaya sendiri terbukti makin mencuri perhatian kami dengan membawa desain yang chic dan beda. Salah satunya adalah Sephora batik. Menghadirkan konsep yang lain dari batik tradisional yang dikemas dengan kultur jepang yang kental dan desian yang edgy. Guest desainer yang dihadirkan tidak hanya Lotuz dan Quhji, ada Opi Bachtiar hadir pada hari ketiga dan closing show di hari keenam menampilkan Iwan Tirta sebagai penutup Ciputra World fashion Week 2015.

Sumber: Fimela

Opi Bachtiar Lestarikan Sutra Makassar Melalui Rancangannya


Desainer sekaligus selebriti tanah air, Opi Bachtiar, nampaknya selalu ingin menampilkan koleksi yang mengesankan. Termasuk menampilkan rancangan busana wanita yang sangat mempesona saat dikenakan. Tak hanya bentuk dan modelnya saja yang kuat, Opi selalu berani memainkan warna.

Kali ini, ia menampilkan koleksi terbarunya dalam pekan mode Ciputra World Fashion Week 2015 di Surabaya. Opi menampilkan 28 look, di antaranya 18 busana untuk wanita dan 10 untuk pria. Semua desain tersebut terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. "Tema koleksi kali ini adalah Meraki, yang artinya soul creativity dan love. Semua koleksi ini dari A sampai Z adalah dari kehidupan sehari-hari dan jiwa yang lebih hidup. Semua karya ini kita buat melalui doa cinta," kata Opi kepada reporter Vemale.com, Yuni Arta Sinambela, di Surabaya Jawa Timur, Jumat 19 September 2015.


Lebih lanjut ia menjelaskan, yang spesial dari koleksi spring summer untuk tahun depan ini ialah pada setiap potongan terdapat sentuhan sutra Makassar, sehingga terkesan lebih loose dan clean. "Baru pertama kali aku buat dari sutra Makassar. Lebar kainnya tidak terlalu besar, biasanya pengrajin hanya membuat 9-10 cm aja," terangnya. Memakai bahan dari sutra untuk pakaian menjadi tantangan tersendiri bagi Opi. Selain harus bisa membuat penampilan seseorang terlihat bagus, menurutnya tidak mudah mengolah bahan tersebut. Selain it, bahan yang diperlukan juga lebih banyak jika memakai sutra.

"Bahan sutra gampang lecek, sehingga ada poin yang kurang perfect, karena sutra merupakan bahan natural. Tapi sutra punya beragam motif yang tidak kalah dengan bahan import," ucap Opi.


Selain sutra, koleksinya ia padukan dengan bahan sifon, nilon dan organsa silk. Bagi Opi, hal ini membuat karakter wanita yang lembut dan kuat dapat tergambar dalam rancangannya.

Sumber: Vemale

13 Kebaya Modern Untuk Wisuda Dan Acara Resmi


Kebaya modern, merupakan sebuah desain kebaya paling baru yang muncul sebagai generasi penerus dari model kebaya sebelumnya. Sebenarnya desain yang ada masih memiliki ciri utama dari sebuah kebaya versi lama, hanya saja ada penambahan aplikasi dan sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan trend yang ada. Kebaya modern biasanya banyak digunakan oleh perempuan yang akan wisuda atau bagi Anda yang akan menghadiri sebuah pesta resmi seperti pesta pernikahan maupun yang lainnya.




Kebaya modern yang digunakan untuk acara wisuda memiliki jenis yang sangat beragam. Mulai dari kebaya modern dengan lengan pendek, kebaya untuk Anda yang memakai jilbab hingga desain kebaya modern lainnya. Semuanya sudah tersedia dan Anda tinggal memilih desain mana yang sekiranya pas dengan kebutuhan Anda.




Beberapa pertimbangan yang harus Anda lakukan adalah pemilihan bahan dari kebaya yang ada, kemudian pemilihan warna dan juga desain yang ada. Setelah itu baru pilih kebaya modern yang nyaman untuk Anda gunakan, karena inilah yang paling penting pastinya. Berikut ada beberapa contoh desain kebaya modern untuk wisuda maupun untuk acara resmi yang mungkin bisa membantu Anda yang sedang bingung mencari desain kebaya modern.




Dari beberapa contoh desain kebaya modern di atas, setidaknya ada beberapa atau salah satu yang cocok dengan keinginan dan selera Anda. Jika Anda ingin menyewa kebaya modern untuk acara wisuda sebaiknya Anda pilih yang paling nyaman dan desainnya sesuai dengan trend masa kini.




Sumber: Kumpulanmodelkebayamodern

Desain Mewah Anniesa Hasibuan di Kaftan Festival, Westfield, London


Berawal dari rasa tak puas terhadap busana muslim yang dibelinya, ia pun merombak disain baju tersebut sesuai keinginannya. Berbekal bakat otodidak dan selera yang boleh diadu, hasil kreasinya pun dipuji sang suami serta sejawat. Inilah semangat yang melandasi seorang Anniesa Hasibuan untuk mendebutkan diri sebagai desainer pendatang baru di dunia fashion.

Lantai peragaan busana di ajang Kaftan Festival, Westfield, London pada 21 Maret 2015 lalu di London, Inggris, menjadi tantangan perdananya yang berskala global. Bersama para desiner dari negara-negara besar lainnya, Anniesa memang dikenal cukup berprestasi di kalangan perancang yang tergabung dalam Women’s Growth & Success Foundation.


“Sepuluh jenis rancangan telah kami pamerkan di sana. Alhamdulillah mendapatkan respon yang luar biasa. Busana muslim ternyata sudah mendapat tempat di masyarakat dunia,” ujar Anniesa Hasibuan.

Desiner yang juga bergulat dalam bisnis travel, yakni PT First Anugrah Karya Wisata (First Travel), menonjolkan ciri khasnya yang sangat kental dengan ornamen berkilau yang menampilkan kesan mewah. “Karateristik saya ini diperkuat dengan penggunaan payet dan swarovski yang diaplikasikan hampir di setiap rancangan saya,” ujar istri dari pengusaha Andika Surachman itu.


Untuk pemilihan bahan, Anniesa lebih konsisten pada jenis bahan sutera, brokat, beludru, dan velvet. Bukan sekedar pilihan, pasalnya Anniesa memang ingin semua rancangannya terlihat mewah secara keseluruhan. Mulai dari bahan dasar pakaian, hingga pemilihan ornamen pendukung yang gemerlap.

“Pengalamanku masih minim untuk di dunia fashion, karenanya aku terus belajar untuk meningkatkan kemampuanku. Begitu ada kesempatan emas seperti yang sekarang di London ini, tidak akan saya sia-siakan apalagi saya terjadwal untuk tampil 2 kali,” ujar perempuan berusia 28 tahun itu.


Sebelumnya, Anniesa memang lebih dikenal sebagai pengusaha travel yang sudah memiliki cabang hingga ke London. Pemilik 'First Travel' itu mulai mencoba berbisnis fashion karena ingin menyalurkan hobinya yaitu mendesain. Ia awalnya hanya membuatkan busana untuk diri sendiri dan suami. Karena banyak yang mendukung untuk menjadi desainer, akhirnya Anniesa mulai fokus menjadi perancang busana.

Untuk persiapannya sendiri, Anniesa berkutat ketat selama satu bulan. Bahkan sesungguhnya rancangannya tak hanya terhenti di lantai peraga di London. Ia pun akan berencana membentangkan karyanya di lantai peragaan busana di Dubai dan Brunei Darussalam. “ Saya berharap karya saya juga dapat diterima di Tanah Air,” lanjutnya.

Sumber: Burhanabe

Alat Musik Tradisional Papua


Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya, tak heran memiliki berbagai macam tradisi kesenian musik di daerah masing-masing yang juga memiliki ciri khasnya masing-masing pula. Karena kedekatan kekerabatan dan kedekatan emosional antar suku, terkadang beberapa jenis alat musik tradisional yang ada biasanya masih memiliki garis alur sejarah yang sama dengan bentuk yang hampir sama pula. Keberagaman jenis alat musik tradisional Indonesia begitu banyaknya, tersebar dari Sabang sampai Merauke, baik alat musik ritmis, alat musik melodis dan alat musik harmonis, namun sayang kebanyakan generasi sekarang banyak yang melupakan keberadaan musik tradisional tersebut.

GPS Wisata Indonesia mencoba mengarsipkan kembali alat musik tradisional yang ada di Papua, dari berbagi sumber yang dapat dipercaya.

Pikon


Alat musik Pikon merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari tanaman sejenis bambu. Alat musik ini dibunyikan dengan cara ditiup. Pikon berasal dari bahasa Baliem yaitu dari kata Pikonane yang berarti alat musik bunyi. Pikon yang ditiup sambil menarik talinya ini hanya akan mengeluarkan nada-nada dasar, berupa do, mi dan sol.

Yi


Alat musik ini terbuat dari kayu dan bambu. yi dibuat dari kayu dan bambu. Alat musik ini digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil penduduk dan juga untuk mengiringi acara tari-tarian.


Triton (Terompet)


Alat musik ini terbuat dari kerang Trompet berasar dari Kabupaten Biak Provinsi Papua digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil penduduk dan juga untuk mengiringi acara tari tarian.

Fuu


Fuu merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup pada bagian yang berlubang atau terbuka. Selain digunakan untuk memanggil penduduk, alat musik ini juga biasa digunakan untuk mengiringi tari-tarian khas Papua khususnya masyarakat Suku Asmat, Kabupaten Merauke.

Kecapi Mulut


Alat musik ini terbuat dari bambu wuluh. Kecapi mulut dimainkan dengan cara dijepit di antara bibir, lalu ditiup sambil menarik talinya. Alat musik ini berasal dari Suku Dani di lembah Baliem Kab. Jayawijaya, Provinsi Papua.

Tifa


Tifa adalah alat musik yang berasal dari maluku dan papua, Tifa mirip seperti gendang cara dimainkan adalah dengan dipukul. Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. bentuknya pun biasanya dibuat dengan ukiran. tiap suku di maluku dan papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing. Tifa biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti Tarian Perang, Tarian Tradisional Asmat, dan Tarian Gatsi.

Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.

Paar dan Kee


Paar terbuat dari labu dan kee terbuat dari dari tulang burung kasuari. Paar (penutup kelamin laki-laki); kee (ikat pinggang.). Fungsi paar dan kee: biasanya digunakan sebagai penutup kelamin laki-laki (penis) tetapi juga sebagai alat musik pada pesta-pesta adat. Para penari yang menggunakaan PAAR (penutup kelamin) dan juga menggunakan KEE (ikat pinggang) ketika menari dengan melompat-lompat akan membuat PAAR dan KEE bertemu dan menghasilkan bunyi yang berirama. Alat musik ini berasal dari Suku Waris di Kab. Keerom - Provinsi Papua.

Krombi


Alat musik ini terbuat dari bambu. Krombi merupakan salah 1 alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian pada pesta adat masyarakat Papua. Alat musik ini biasanya dimainkan dengan menggunakan sebuah kayu kecil lalu diketuk-ketuk pada bambu tersebut. Alat musik ini berasal dari Suku Tehit, Kampung Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua.

Butshake


Alat musik ini terbuat dari bambu dan buah kenari. Buthsake merupakan alat musik dari bahan buah kenari, berasal dari Muyu Kabupaten Merauke. Alat musik ini dipergunakan pada pesta tari-tarian adat.

Amyen (Terompet)


Alat musik ini terbuat dari kayu. Amyen merupakan alat musik tiup yang digunakan untuk mengiringi tarian serta memanggil dan memberi tanda bahaya pada saat berperang. Alat musik ini dibuat menggunakan bahan kayu putih, dan digunakan oleh masyarakat Suku Web, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.

Alat Musik Tradisional Maluku Utara


Kebudayaan merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan alam dimana mereka hidup. Oleh karena pola-pola interaksi yang terjadi berbeda-beda, maka kebudayaan yang dihasilkan berbeda-beda dan mempunyai keunikan masing-masing.

Musik tradisional lahir dari proses panjang interaksi manusia dengan alam. Oleh karena alam yang menjadi sumber inspirasi berbeda-beda, maka musik yang dihasilkannyapun juga berbeda-beda, tidak hanya pada bunyi-bunyiannya, tetapi juga pada alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi-bunyian tesebut.

Musik tradisional tidak saja digunakan untuk hiburan, tetapi juga digunakan oleh masyarakat yang memegang teguh tradisi untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Mereka berkomunikasi dengan Tuhan menggunakan irama musik dan nyanyian.

Salah satu kebudayaan yang cukup unik tersebut adalah Musik Bambu Hitada. Musik tradisional ini merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Halmahera, Maluku Utara.

Musik Bambu Hitada terdiri dari beberapa alat musik tradisional Maluku Utara, sebagai berikut:

Bambu Hitada

Bambu Hitada (https://melayuonline.com)

Bambu Hitada biasanya hanya terdiri dari 2 ruas dan panjangnya tidak lebih dari 1,75 m. Biasanya batang bambu ini sudah sudah dilobangi sesuai nada tone. Agar menghasilkan nada tone yang berbeda-beda, maka ukuran bambu baik panjang maupun besarnya berbeda-beda. Agar tampilan bambu lebih menarik dan indah, permukaan bambu dicat warna-warni.

Batang bambu dibunyikan dengan cara dibanting tegak lurus di tanah atau bila di atas ubin harus dialas dengan karung goni.

Cikir

Cikir (https://melayuonline.com)

Alat musik ini terbuat dari batok buah kelapa yang masih utuh. Di dalam batok kelapa tersebut kemudian diisi dengan beberapa butir kerikil bulat atau biji kacang hijau kering. Alat musik ini biasanya juga dicat warna-warni.

Juk

Alat ini berbentuk gitar kecil yang dibuat sendiri dan dicat warna-warni.

Biola gesek

Biola gesek tradisional (https://www.griyawisata.com)

Biola tradisional ini hanya bertali senar dua buah, juga dicat warna-warni.

Alat Musik Tradisional Maluku


Sejak dahulu, masyarakat Maluku senang bermain musik dan bernyanyi dalam mengiringi tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang terdapat banyak penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda seperti Broery Pesoelima dan Harvey Malaihollo. Belum lagi para penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo serta penyanyi-penyanyi muda berbakat seperti Glen Fredly, Ello Tahitu dan Moluccas.

GPS Wisata Indonesia, mencoba mengumpulkan alat musik tradisional Maluku dari berbagai sumber.

Tahuri


Tahuri adalah alat musik dan komunikasi yang dikenal didaerah pesisir kepulauan Maluku. Alat musik ini terbuat dari kulit kerang dan dibunyikan dengan cara ditiup. jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah.

Sedang meniup Tahuri (https://www.kaskus.co.id)

Pada awalnya alat musik tahuri berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan masyarakat, antara Raja dengan staf-staf negeri. Kemudian dalam perkembangannya tahuri juga berfungsi :

1. Beberapa tata cara adat masih menggunakan Tahuri sebagai pemandu berlangsungnya acara adat istiadat.
2. Salah satu benda arkeologi.
3. Salah satu alat musik tradisional masyarakat Maluku 4. Sebagai cendramata atau souvenir baik untuk lokal maupun non lokal.

Jukulele


Jukulele adalah alat musik tradisional yang dapat ditemui di Provinsi Maluku. Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit binatang. Jukulele atau juk termasuk alat musik petik berdawai 4 dan di stem dengan nada 5,1,3,6 (sol, do, mi, la). Jukulele merupakan salah satu alat musik yang berasal dari Portugis dan telah dipergunakan oleh masyarakat Maluku sejak abad 15 sehingga saat ini sudah menjadi bagian alat musik tradisional Maluku.

Jukulele berfungsi sebagai pengiring musik Hawaian, keroncong dan lain-lain. Modifikasi jukulele kayu ke tempurung kelapa merupakan hasil masyarakat setempat.

Rumba


Rumba adalah sejenis alat musik yang terbuat dari kayu dan buah labu. Rumba adalah alat musik ritmis yang digolongkan dalam jenis perkusi. Rumba merupakan alat musik khas Cuba, kemungkinan dibawa ke Ambon oleh pedagang Spanyol atau Portugis. Rumba terbuat dari tempurung kelapa yang diisi dengan pasir kasar atau batu kecil-kecil dan diberi pegangan dari kayu, kemudian digoyang-goyang mengiringi irama lagu gembira. Rumba dimainkan secara berpasangan sebagai pengiring musik Hawaian.

Hawaian


Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam. Hawaian termasuk alat musik non tradisional yang terbuat dari kayu dan mempergunakan aliran listrik sehingga fungsinya sama dengan gitar listrik. Alat musik ini mempunyai 8 dawai kawat dan menyetelnya mempergunakan nada tinggi 3,1,6,5 (mi, do, la, so) dan nada rendah 3,1,5,1 (mi, do, sol, do0. hawaian dimainkan dengan cara dipetik dengan alat pemetik berbentuk kuku jari yang terbuat dari kulit kerang/plastik.

Cara membunyikan dawainya harus ditekan menggunakan alat khusu yang terbuat dari plat besi dan kaca sebesar ibu jari. gema suaranya khas, panjang, meliuk-liuk dan digunakan untuk musik Hawaian, irama lautan teduh dan irama musik lainnya. walaupun musik ini diadopsi dari bangsa Eropa sejak abad ke 16 M, namun sudah menjadi bagian dari kebudayaan Maluku. Perangkat musik hawaian terdiri dari hawaian, gitar, jukulele, rumba dan tifa. pada perkembangannya sat ini, musik hawaian dikreasikan dengan tambahan alat musik barum yaitu gitar bas listrik.

Gong Sedang


Alat musik ini terbuat dari kuningan. Gong dihias dengan motif 2 ekor naga yang menjelaskan tentang kekuatan dan pengaruh motif dari negeri Cina. Dahulu, gong berfungsi sebagai alat barter cengkeh dan pala, cenderamata yang diberikan oleh pedagang Jawa kepada raja-raja di Maluku, alat komunikasi, mahar dan harta kekayaan. Gong juga dimainkan sebagai pengiring tari-tarian (seperti tari Cakalele). Setiap tabuhan bunyi gong memiliki makna tersendiri. Dengan demikian, para leluhur orang Maluku secara arif tidak menutup diri terhadap pengaruh budaya dari luar.

Gong Totoboang


Alat musik ini terbuat dari kuningan. Totoboang berasal dari kata tetabuhan yang dalam terminologi bahasa Jawa berarti bermain gamelan. Genre musik ini terdiri dari gong atau dalam bahasa Melayu Ambon disebut "totobuang" yang ditata secara diatonik (diatonic scale), berjumlah 12 - 14 buah. Selain gong terdapat juga minimal 4 jenis tifa (gendang), yakni tifa fikir, tifa fasa, tifa potong dan tifa bas.

Masing-masing tifa memiliki nada ritem sendiri. Empat pola ritme pokok itu dapat dikembangkan menjadi beberapa ritme lain, tergantung kualitas pemain. Dalam perangkat musik ini leluhur Maluku dapat menggabungkan tiga kebudayaan besar dunia seperti gong dari Birma, tifa Indo Cina Kuno dan tangga nada diatonik dari Eropa.

Rebana


Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit binatang dan rotan. Sufisme yang berkembang pada abad ke-9 M percaya bahwa musik memiliki kekuatan sebagai proses penyatuan manusia dengan Tuhan. Salah satu musik yang digunakan kaum Sufi adalah rebana atau terbangtan yang berkembang di Nusantara dan masuk ke Maluku pada abad ke 14 bersamaan dengan penyebaran agama Islam di wilayah ini. Modifikasi ini musik perkusi / rebana disesuaikan dengan kondisi alam masyarakat setempat. selain itu, rebana juga dapat dikolaborasikan dengan alat musik lain seperti suling, gong dan tifa dalam irama musik Sawat.

Suling Melintang (Floit)


Alat musik ini terbuat dari bambu. Suling melinang sangat terkenal di daerah Maluku dengan nama Floit. Alat musik ini dimainkan lebih dari 30 orang dalam bentuk akord suara 1,2,3,4. Cara mempergunakannya sama dengan di dunia barat, sebab memiliki suara sopran, alto, tenor dan bass. Suling ini merupakan alat musik impor yang mendapat pengaruh bangsa Portugis dan Belanda yang sangat digemari masyarakat tradisional. Alat musik ini dibuat dari seruas bambu yang salah satu ujungnya diberi penyekat sesuai dengan diameter suling yang dilengkapi dengan 6 lubang nada dan satu lubang tiup. Permainan musik ini ditampilkan pada saat penyambutan tamu, pengiring orkes, resepsi, dan pengiring lagu gerejawi. Selain itu, suling dapat dipadukan dengan alat musik tradisional lain dan alat musik modern.

Suling Paruh


Alat musik ini terbuat dari bambu. suling paruh terbuat dari seruas bambu dengan salah satu ujungnya disumbat kayu dengan irisan miring berbentuk paruh, yang sekaligus berfungsi sebagai celah udara untuk meniup. Terdapat 7 lubang nada pada sisi depan dan satu lubang di sisi belakang sebagai lubang jari. suling ini berfungsi untuk mengiring musik Sawat.

Pola ritme suling sangat rumit, namun kerumitan itu tidak menghasilkan karakter bunyi dari musik lain. Melodi suling dalam musik Sawat yang mengandung berbagai ornamen mengindikasikan bahwa leluhur Maluku memiliki cara berfikir dan pola tingkah laku yang adaptif dan tebuka.

Tifa


Alat musik ini terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang. Tifa ini dilengkapi dengan alat pukul. Gendang berasal dari kebudayaan Indo Cina Kuno, kemudian menyebar ke daerah bersamaan dengan migrasi leluhur Maluku. Modifikasi model tifa dapat dibuat sesuai karakter masyarakat setempatm tetapi bunyi perkusi ini tetap sama.

Model tifa di Maluku Tengah berbentuk bulat pendek dengan anyaman ikatan tali rotan serta bidang pukul terbuat dari kulit kambing, berbeda dengan model tifa di Maluku Tenggara. Sejak dulu sampai saat ini, tifa berfungsi sebagai alat komunikasi, pengiring tarian, sekaligus penambah semangat sesuai ritme tifa dalam tarian Cakalele, pertandingan perahu belang / arumbai, dan pengiring musik. Tifa ini dimainkan dengan tongkat pemukul terbuat dari gaba-gaba (pelepah dahan sagu).