Kalimantan Barat mempunyai kain tenun yang khas, bernama kain tenun sambas. Apabila anda berpikir bahwa sambas adalah nama sebuah kabupaten di kalimantan barat maka anda benar.
Kain Tenun Sambas yang biasa di sebut ” Kain Lunggi ” atau Kain Benang Emas karena salah satu bahan yangdigunakan adalah benang emas berwarna kuning emas. ”Kain tenun Sambas” memang masih belum banyak dikenal orang.
Tenun ikat Sambas atau yang lebih akrab disebut Tenun Sambas, sebagaimana namanya, merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan oleh masyarakat Sambas, Kalimantan Barat. Konon, kain ini telah ada sejak kesultanan Sambas dipimpin Sultan Sulaiman. Sultan Sulaiman mendirikan Kesultanan Sambas pada tahun 1675 M dan memerintah selama selama 10 tahun, yaitu sampai tahun 1685, dengan gelar Sultan Muhammad Shafiuddin I.
Namun, dengan melihat motif-motif tumbuhan yang sangat dominan pada Tenun Sambas, tenunan ini mungkin telah ada sebelum berdirinya Kesultanan Islam Sambas, yaitu ketika di Sambas masih berdiri kerajaan-kerajaan Hindu. Jika Tenun Sambas telah ada pada masa Sultan Sulaiman memerintah kesultanan Sambas atau bahkan sebelumnya, maka Tenun Sambas hingga saat ini telah berumur lebih dari 300 tahun.
Keberadaan Tenun Sambas yang mampu melewati rentang waktu tiga abad menunjukkan bahwa tenunan ini mempunyai keistimewaan tertentu yang membuatnya senantiasa dilestarikan. Orang-orang Sambas menggunakan kain tenunan ini sebagai pelengkap pelaksanaan ritual adat, salah satunya adalah upacara adat perkawinan. Dalam upacara perkawinan, kain Tenun Sambas digunakan sebagai pelengkap barang antaran atau seserahan dari pihak mempelai lelaki kepada mempelai perempuan, dan kain cual dijadikan balasan barang antaran dari mempelai wanita ke pihak mempelai laki-laki. Dengan digunakannya Tenun Sambas sebagai salah satu pelengkap ritul adat, maka tenunan ini merupakan teman orang-orang Sambas dalam mengarungi hidupnya. Dengan fungsinya tersebut, wajar jika Tenun Sambas terus (baca: harus) dilestarikan oleh masyarakat Sambas.
Motif
Beberapa bentuk motif pucuk rebung
Salah satu ciri khas Tenun Sambas adalah keberadaan pucuk rebung atau orang Sambas biasa menyebutnya suji bilang sebagai motifnya. Kain Tenun Sambas, menurut Suhaeri dengan mengutip Sahidah, selalu ada pucuk rebungnya. Motif pucuk rebung berbentuk segi tiga, memanjang dan lancip. Disebut pucuk rebung karena merupakan stilirisasi dari tunas bambu muda. Penggunaan pucuk rebung sebagai ciri khas Tenun Sambas bukan sebuah kebetulan, tetapi memiliki makna yang luas dan mendalam. Sedikitnya ada tiga makna dari penggunaan motif ini sebagai ciri khas. Pertama, sebagai pengingat agar orang-orang sambas terus berupaya untuk maju. Pucuk rebung adalah bagian dari pohon bambu yang terus tumbuh dan tumbuh. Semangat trus tumbuh inilah yang ingin disampaikan oleh motif ini. Kedua, orang Sambas harus senantiasa berpikiran lurus, sebagaimana tumbuhnya pucuk rebung. Pucuk rebung selalu tumbuh lurus hingga menjulang tinggi. Ketiga, jika mencapai puncak tertinggi, tidak boleh sombong dan arogan, sebagaimana pohon bambu yang selalu merunduk ketika telah tinggi.
Keistimewaan kain tenun Sambas lainnya memiliki 2 unsur motif yang berbeda seperti unsur china pada motif mawar dan unsur islam pada motif geometrik.
Beragam Tenun Sambas (https://www.fimela.com)
Konon, Kain Tenun Sambas hingga saat ini telah memiliki ratusan motif. Motif-motif Tenun Sambas yang saat ini cukup dikenal masyarakat, di antaranya Tepuk Pedada, Siku Keluang, Mata Punai, Awan Larat, Pucuk Rebung, Bunga Pecah, Bunga Melur, Biji Periak, Angin Putar, Ragam Banji, Bunga Cengkeh, dan Bunga Cempaka. Salah satu keunikan Tenun Sambas adalah walaupun memiliki banyak motif, motif pucuk rebung senantiasa menjadi tajuk dalam setiap helai Kain Tenun Sambas.
Berikut ini beberapa jenis Kain Tenun Sambas dengan beberapa motif yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat.
1. Kain Telur Bunga Cangkring
Disebut Telur Bunga Cangkring karena kain ini memiliki motif bunga-bunga cangkring yang disusun dalam satu bundaran berbentuk telur warna hitam dengan kombinasi pucuk rebung. Kain ini sangat cocok dipakai pada waktu menghadiri kegiatan-kegiatan yang dilaksananakan pada malam hari. Dengan memakai kain ini, seseorang akan terlihat berwibawa.
Kain Tenun Sambas ini memiliki beberapa motif, antara lain: pucuk rebung,tahi lalat, talok mata ayam, tabur bunga melati kecil, bunga tanjung, bunga malek, bunga cangkring, dan bunga mawar merah.
2. Kain Rantai Mas
Kain Rantai Mas ini memiliki warna dasar hijau. Kain ini biasanya dipakai oleh kaum wanita untuk menghadiri acara-acara penting, seperti menghadiri undangan dari pembesar suatu daerah atau undangan dari raja.
Kain Tenun Sambas ini merupakan perpaduan beberapa motif, seperti: pucuk rebung, tahi lalat (berbentuk titik), bunga telur mata ayam, tujuh tabur bunga melati kecil di tengah- tengah, bunga tanjung,bunga malek, dan bunga cangkring.
3. Kain Mahkota Berawan
Motif yang paling menonjol dan khas pada kain ini adalah dua ekor burung yang bertengger diatas mohkota raja yang selimuti awan. Menandakan kemerdekaan dan kemakmuran.
4. Kain Sabuk Rantai Berbintang
Kain Tenun Sambas ini biasanya dipakai oleh kaum pria untuk melengkapai baju teluk belanga (baju khas Melayu). Kain yang memiliki warna dasar ungu ini memiliki ukuran setengah dari kain biasa, dan biasanya dipakai lewat batas lutut atau setengah saja.
Tenunan Sabuk Rantai Berbintang ini merupakan kombinasi dari beberapa motif, seperti: pucuk rebung, tahi lalat, talok mata ayam, tabur bunga melati kecil, bunga tanjung, bunga malek, bunga cangkring, dan bunga mawar.
5. Kain Sabuk Bintang Timur
Kain ini memiliki warna dasar merah muda dengan motif bintang yang sangat mencolok, sehingga mengandung makna cita-cita yang luhur. Oleh karena itu, kain ini sangat cocok dipakai oleh anak- anak yang menjelang baliqh.
Tenunan ini diperkaya oleh beberapa motif, seperti: pucuk rebung, tahi lalat (berbentuk titik), bunga telur mata ayam, tabur bunga, bunga tanjung, dan bunga cangkring.
Sumber: Melayuonline
Posting Komentar