Memasuki masa tanam, petani tembakau di lereng Gunung Sindoro, Sumbing, dan Perahu setiap tahun melakukan ritual Among Tebal. Mereka memohon kepada Tuhan panen tahun ini melimpah.
KABUT tebal warna melingkari lereng Gunung Sumbing membuat udara dingin terasa menusuk tulang. Ratusan warga berkumpul di rumah Kepala Desa Legoksari, Kecamatan Tlogorejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sibuk menyiapkan sesaji untuk ritual Among Tebal atau awal tanam tembakau tahun ini.
Bagi petani tembakau, Among Tebal wajib dilakukan karena sudah menjadi tradisi turuntemurun dari nenek moyang. Tujuannya, meminta kepada Tuhan agar bibit tembakau yang ditanam tumbuh subur dan terhindar dari serangan hama. “Memohon bisa mendatangkan rezeki yang halal,” kata Subakir, Kepala Desa Legoksari.
Sesaji yang disiapkan berupa empat macam tumpeng nasi, tiga ingkung ayam (ayam utuh tanpa dipotong, Red.), dan jajanan pasar ditata rapi berjajar di ruang depan rumah. Para tamu yang hadir disuguhi teh panas dan makanan kecil. Adapun warga lain menyiapkan bibit tembakau di keranjang plastik di sekitar ladang untuk mengawali tanam tembakau.
Sejumlah pemuda mengusung berbagai sesaji untuk memulai ritual, mereka berjalan menuju sebuah mata air Kali Ringin, berjarak sekitar 500 meter dari rumah kepala desa. Dua tokoh adat berpakaian khas Jawa mendekati mata air, seorang di antara mereka membawa sebuah kendi (tempat air terbuat dari tanah liat, Red.).
Mereka duduk bersila sambil membakar kemenyan dan berdoa, kemudian mengisi kendi dengan air dari mata air tersebut. Air dalam kendi dan sejumlah sesaji diangkut menggunakan mobil bak terbuka menuju lereng Gunung Sumbing bagian atas, sambil diikuti warga dari belakang.
Begitu sampai di ladang tanah kas desa yang akan ditanami tembakau, mereka berhenti dan menggelar terpal plastik sebagai alas meletakkan sesaji, warga duduk bersila membentuk lingkaran mengelilingi sesaji. Para petani yang bekerja di ladang ikut bergabung mengikuti ritual Among Tebal.
Sumber: Warisanindonesia
Posting Komentar