Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Landmark atau Ikon Setiap Provinsi di Indonesia (Bagian 1)



Landmark atau Ikon Provinsi di Indonesia - Landmark atau dalam bahasa Indonesia Markah tanah, atau mercu tanda, atau juga ikon adalah suatu unsur karakter penunjang setiap lingkungan atau kota tertentu yang dapat menimbulkan kesan tersendiri dari lingkungan atau kota tersebut bila dipandang atau di lihat oleh seseorang. Fungsi landmark sendiri salah satunya adalah sebagai tanda atau ciri suatu lingkungan atau kota tertentu dan sebegai pengenal kota tersebut dari kota-kota lainnya.
Di Indonesia sendiri, banyak sekali landmark-landmark yang menjadi ke khasan setiap daerah atau kota tertentu. Landmark ini berupa bangunan, monument, tempat, bahkan hewan atau tumbuhan yang hanya ada di lingkungan atau kota tersebut saja. Dan berikut adalah landmark-landmark atau ikon-ikon di 34 provinsi yang ada di Indonesia.
          1.  Provinsi Aceh, Masjid Raya Baiturrahman
             Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah mesjid yang menjadi landmark atau ikonnya provinsi aceh dan menjadi masjid kebanggaan bagi masyarakat aceh. Masjid ini merupakan mesjid Kesultanan Aceh yang dibangun pada tahun 1022 H. Dalam perjalannannya, mesjid ini pernah dibumihanguskan oleh belanda pada tahun 1873, namun dengan dibangun kembali dan beberapa kali mengalami renovasi dan perluasan. Luas area Masjid Raya Baiturrahman kurang lebih 4 Ha, yang mencakup 7 kubah, 4 menara, 1 menara induk, dibagian halaman di tumbuhi rumput yang ditata rapi dan tanaman / pohon hias dan dapat menampung 9.000 jamaah. Masjid Raya Baiturrahman adalah satu-satunya bangunan yang berdiri kokoh saat terjadinya Tsunami Aceh pada tahun 2004 lalu. Selain Masjid Raya Baiturrahman, landmark yang berada di Provinsi Aceh lainnya adalah Rumoh Aceh Escepe Building Hill (Museum Tsunami), Monumen Tsunami, dan Monumen Kilometer Nol Indonesia.
          2. Provinsi Sumatera Utara, Istana Maimun
             Istana Maimun adalah Istana Kesultanan Deli yang dibangun tepat dipusat kota Medan dan sekarang ini menjadi ikon kota Medan. Istana ini dibangun oleh Sultan Makmud Al-Rasyid Perkasa Alamsyah, putra pendiri Kota Medan yaitu Sultan Mahmud Perkara Alam. Istana Mainum dibangun pada tahun 1888 hingga 1891. Istana yang di donimasi warna kuning ini memiliki luas 2.227 m2 dan memiliki 30 ruangan. Istana Mainum terdiri dari 2 lantai dan tiga bagian, yaitu bagian induk, bagian sayap kanan, dan sayap kiri. Di bagian depan terdapat bangunan Mesjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mesjid Raya Medan. Istana ini dibuka utuk umum setiap harinya dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB kecuali ada perayaan upacara adat khusus kesultanan. Tempat lainnya yang menjadi Landmark dari Provinsi Sumatera Utara adalah Masjid Raya Medan, Kantor Lonsum, Menara Air Tirtanadi, dan Danau Toba (Danau Terbesar se-Asia Tenggara).
          3. Provinsi Sumatera Barat, Jam Gadang
Jam Gadang adalah sebuah menara jam besar yang memiliki ketinggian 26 m, dan memiliki denah dasar seluas 13 x 4 m. Jam gadang ini merupakan landmarknya kota bukittinggi dan provinsi Sumatera barat. Jam Gadang di bangun pada tahun 1926 ini merupakan sebagai hadiah dari Ratu belanda kepada Sekretaris kota pada colonial belanda saat irtu bernama Rook Maker. Sesuai dengan sejarahnya, pada ornament Jam Gadang mengalami 3 kali perombakan. Dari mulai ornament patung ayam jantan pada kolonial Belanda, ornament klenteng pada komonial jepang, dan yang terakhir ornament rumah adat Minang pada pemerintahan Indonesia. Pada bagian jam, memiliki 4 jam masing-masing berdiameter 80 cm, jam tersebut di datangkan langsung dari Belanda. Jam besar ini hanya ada dua di dunia, Jam Gadang di Bukitinggi dan Big Ben di London Inggis. Selain jam gadang, Sumatera Barat juga mempunyai Benteng Vastenburg Jembatan Siti Nurbaya, dan Rendang pun menjadi sebagai landmark daerahnya.
          4.  Provinsi Riau, Situs Candi Muara Takus
Situs Candi merupakan komplek situs candi Budha yang merupakan candi tertua di Sumatera. Komplek candi yang berjarak kurang lebih 135 Km dari kota Pekanbaru atau lebih tepatnya terletak di Desa Muara takus, Kecamatan XIII koto, kabupaten Kampar ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter. Di dalam komplek situs Candi Muara Takus terdapat bangunan candi, diantaranya candi terbesar yaitu Candi Mahligai merupakan bangunan paling utuh diantara bangunan lainnya. Yang kedua yaitu Candi Tua, Candi Tua atau Candi Sulung merupakan bangunan terbesar diantara bangunan lainnya. Yang ketiga adalah candi Bungsu, candi ini hampir sama dengan candi tua hanya memiliki ukuran yang lebih kecil. Dan yang terakhir adalah candi Palangka, candi ini merupakan bangunan paling kecil diantara bangunan lainnya yang berada di Komplek Situs Candi Muara Takus. Selain komplek Situs Candi Muara Takus, Jembatan Siak, Masjid An-Nur, Perpustakaan Soeman Hs, Menara Lancang Kuning, dan Stadion Utama Riau pun menjadi landmaknya Provinsi Riau.
          5. Provinsi Kepulauan Riau, Masjid Sultan Riau
Masjid Raya Sultan Riau adalah sebuah salah satu masjid tua dan bersejarah di Indonesia. Masjid yang berada di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau ini adalah masjid bekas peninggalan kerajaan Riau-Linggau. Keunikan masjid ini adalah pada salah satu bahan bangunannya yang menggunakan putih telur. Konon pada jaman dulu, masjid ini dibangun secara gotong royong rakyat Kerajaan Riau-Linggau sebagai kecintaan mereka kepada Sang pecipta dan Sultan. Setiap harinya para pekerja diberi makan sayur dan telur, karena bosan memakan telur sehingga yang dimakan hanya kuning telurnya saja, dan karena sayang akan banyaknya putih telur yang dibuang, maka sang arsitektur memanfaatkan putih telur tersebut sebagai bahan bangunan yang dicampurkan dengan pasir dan kapur, hingga membuat bangunan masjid ini dapat berdiri kokoh hingga sekarang. Masjid yang memiliki luas keseluruhan sekitar 54,4 x 32,2 meter dan luas bangunan induk berukuran 29,3 x 19,5 meter ini dibangun dari tahun 1761 sampai 1812. Selain Masjid Raya Sultan Riau, landmark lain yang berada  Provinsi Kepulauan Riau adalah Jembatan Barelang (Batam, Rempang, dan Galang), dan Tugu/ Monumen Raja Haji Fisabilillah.
          6. Provinsi Jambi, Jembatan Gentala Arasy
Jembatan Gantala arasy adalah sebuah ikon atau landmark baru bagi masyarakat Provinsi Jambi,  hal ini karena Jembatan Gantala Arasy baru diresmikan pada tahun pada maret 2015. Sebenarnya Jembatan Gentala Arasy adalah dua objek yang berbeda, yaitu Jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy, karena saling berhubungan maka namanya pun disatukan. Untuk jembatan Pedestrian, jembatan yang berbentuk huruf S ini merupakan Jembatan yang di khususkan untuk para pejalan kaki dan merupakan jembatan pejalan kaki terpanjang di Indonesia. Jembatan Pedestrian memiliki panjang sekitar 503 Meter. Sedangkan untuk menara Gentala Arasy, menara yang memiliki ketinggian 32 meter ini adalah sebuah Museum yang didalamnya banyak menceritakan tentang perjalanan agama Islam di Kota Jambi. Landmark lainnya yang berada di Provinsi Jambi adalan Masjid Agung Jambi (Masjid 1000 tiang), Komplek Candi Muaro Jambi, Tugu Monas Jambi, dan Gunung Kerinci.
          7. Provinsi Sumatera Selatan, Jembatan Ampera
             Jembatan Ampera adalah jembatan kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Selatan, bahkan Indonesia. Jembatan yang dibangun pertama kali pada pemerintahan Presiden Soekarno tahun 1962 ini merupakan jembatan penghubung seberang Ulu dengan Seberang Ilir yang dibelah oleh sungai Musi. Jembatan yang sempat menjadi Jembatan Terpanjang di Indonesia ini memiliki panjang 1.117 meter, Lebar 22 meter, tinggi menara 63 meter, jarak antara menara 75 meter, dan beratnya diperkirakan 944 ton. Pada awalnya, pada bagian tengah jembatan ini bisa di angkat agar Kapal bisa melawat dibawahnya. Namun, karena dianggap mengganggu lalu lintas diatasnya, penganggakatan bagian tengah jembatan itu tidak dilakukan lagi. Landmark lain Provinsi Sumatera Selatan adalah Benteng Kuto Besak, dan Masjid Agung Sultan Mahmud Baharuddin II. 
          8. Provinsi Bangka Belitung, Pantai Tanjung Tinggi
Provinsi Bangka Belitung adalah sebuah provinsi yang terdiri dari beberapa pulau, Pulau Bangka dan Pulang Belitung menjadi pulau terbesarnya. Dengan kondisi tersebut pastinya Provinsi Bangka Belitung memiliki Pantai-pantai cantik yang menjadikan Landmark Provinsi tersebut, salah satunya adalah Pantai Tanjung Tinggi. Pantai yang terletak di utara Pulau Belitung ini memiliki keunikan yaitu terdapat ratusan batu granit besar berdiameter puluhan bahkan sampai ratusan meter yang tersebar di bagian pantai. Luas area pantai ini adalah 80 hektar. Pantai ini dijadikan Shuting Film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, jadi tak jarang banyak wisatawan yang menyebut pantai tersebut dengan sebutan Pantai Laskar Pelangi. Landmark Provinsi Bengkulu lainnya adalah Mercusuar Tanjung Kalian.
          9. Provinsi Bengkulu, Bunga Rafflesia Arnoldii

            Mungkin biasanya Landmark adalah sebuah tempat atau bangunan yang bersejarah, namun berbeda dengan Provinsi Bengkulu yang menjadikan Bunga Raffressia Arnoldii menjadikan Landmark daerahnya. Bunga Padma Raksasa yang pertama kali di temukan pada tahun 1818 di Bengkulu selatan ini adalah sebuah tumbuhan parasit yang tidak berakar, tidak berdaun, tidak bertangkai, dan hanya memiliki bunga, bahkan bunga tersebut menjadi bunga terbesar di dunia karena berdiameter 1 meter dan memiliki berat sekitar 11 kilogram. Bunga ini hanya berumur 1 minggu (5–7 hari) setelah itu layu dan mati. Landmark lain Provinsi Bengkulu yaitu Benteng Fort Marlborough, dan Tugu Simpang Limo Bengkulu. 
          10. Provinsi Lampung, Menara Siger
 Menara Siger adalah sebuah menara kebanggaan bagi masyarakat Lampung karena Lampung merupakan pintu gerbang di Pulau Sumatera dari Pulau Jawa. Seperti yang sudah kita ketahui, Siger adalah sebuah symbol bagi masyarakat Lampung, siger ini biasanya digunakan sebagai mahkota perempuan suku lampung untuk acara pernikahan dan acara adat lainnya. Menara yang juga menjadi titik nol Sumatera di selatan berada di bukit Gamping yang memiliki ketinggian 110 diatas permukaan bumi dan langsung menghadap ke Pelabuhan Bakauheni. Menara Siger terdiri atas enam lantai yang menjadi area stan bagi seluruh Kabupaten/Kota se-Lampung. Menara ini baru diresmikan pada tahun 2008. Landmark lainnya dari provinsi Lampung yaitu Monumen Gajah Adipura, Tugu Siger, Kain Tapis, dan Gajah.
11. Provinsi Banten, Masjid Agung Banten
Provinsi Banten adalah salah satu daerah pusat penyebaran agama islam pada jaman dulu, karena ini lah banyak bangunan-bangunan bekas peninggalan kerajaan-kerajaan islam khususnya Kerajaan Banten masih berdiri kokoh hingga sekarang, salah satunya adalah Masjid Agung Banten. Masjid Agung Banten adalah landmarknya Provinsi Banten sekarang ini, bahkan menara mesjid tersebut menjadi Lambang dari Provinsi Banten. Sesuai namanya, Masjid Agung Banten didirikan pada masa Kerajaan Banten oleh Sultan Maulana Hasanudin pada tahun 1527 M. Masjid ini berarsitekturkan tiga bangsa yaitu Cina pada bagian atap bangunan utama yang bertumpuk lima, belanda kuno pada bagian vaviliun dua lantai, dan Indonesia pada bagian menaranya yang memiliki ketinggian 24 Meter. Masjid Agung Banten juga menjadi komplek pemakaman Sultan-Sultan Banten serta keluarganya. Selain Masjid Agung Banten, Hewan yang hampir punah yakni Badak bercula satu pun menjadi landmark dari Provinsi Banten.

12. Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Monumen Nasional


 Mungkin sebagian orang sudah tahu Landmarknya Kota Jakarta, Bahkan Landmark ini bukan hanya Landmarknya Kota jakarta sata tapi juga menjadi Landmark bagi Negara Indonesia, Landmark tersebut yaitu Monumen Nasional atau biasa kita menyebutnya dnegan nama Monas. Monas adalah sebuah Monumen atau Tugu sebagai pengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonoial Belanda. Monumen yang berbentuk menyerupai Alu dan Lumpang ini memiliki ketinggian 132 meter dan memiliki luas keseluruhan hektar. Dibagian bagah tugu Monas terdapat Ruang Museum sejarah sejak jaman kehidupan nenek moyang Bangsa Indonesia, hingga masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Bangsa Indonesia yang di aplikasikan dalam sebuah Diaroma sebanyak 51 buah. Pada bagian luar terdapat dinding yang terdapat Relief-relief yang menggambarkan sejarah Indonesia. Selain Monas, DKI Jakarta semenarnya memiliki Landmark-landmark lainnya, seperti Tugu Selamat Datang, Kota Tua, Tugu Proklamasi, Patung Dirgantara, dan Ondel-ondel.

13. Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate


Bandung tersebut adalah Gedung Sate. Gedung Sate dibangun pada tahun 1920 pada awalnya dibangun untuk pusat Pos, Telepon, dan Telegraf serta perpustakaan. Namun pada tahun 1980, Gedung Sate dialih fungsikan menjadi kantor Pusat Pemerintahan Gubernur Provinsi Jawa barat. Gedung yang berada di Kota bandung ini memiliki luas keseluruhan 27.990,859 m2, dan luas bangunannya seluas 10.877,734 m2 yang meliputi Basement, Lantai I, Lantai II, Lantai III, dan menara. Bangunan yang dibangun oleh Ir. J, Gerber dengan gaya arsituktur menggabungkan gaya arsitektur Indonesia dan Eropa. Dinamakan Gedung Sate karena pada bagian manara sentranya menyerupai ornament tusuk sate. Selain Gedung Sate, Jawa Barat memiliki Landmark lainnya seperti Istana Bogor, Gedung Merdeka, Monumen Bandung Lautan Api, Keraton Kasepuhan, Kujang, dan lainnya.

14. Provinsi Jawa Tengah, Candi Borobudur

Sama halnya seperti di Jakarta, di Jawa Tengah pun memiliki sebuah bangunan yang sudah lama menjadi Landmarkny, bahkan Bangunan yang berbentuk candi ini pernah tercatat menjadi 7 Keajaiban Dunia. Bangunan tersebut adalah Candi Borrobudur. Candi yang berada di Magelang ini didirikan sekitar tahun 800-an masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra dan merupakan Candi Buddha terbesar di Dunia. Candi borobudur memiliki luas dasar 123 x 123 meter, dan tinggi 42 meter ini pada dinding di hiasi 2.672 panel relief dan terdapat 504 buah acra Buddha. Candi Borobudur pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles (Gubernur inggris atas jawa saat itu) pada  tahun 1814 Dan pada tahun 1991 Candi Borrobudur ditetapkan menjadi warisan dunia UNESCO. Landmark lainnya yang berada di Jawa Tengah yaitu, Lawang Sewu, Tugu kartini (Jepara), Masjid Menara Kudus, Monumen Palagan Ambarawa, Keraton Surakarta, Benteng Vastenburg, dan masih banyak lagi.
15. Provinsi Daerah Istimewa (DI)Yogyakarya, Keraton Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah wilayah yang memiliki banyak sekali bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh bekas peninggalan Kesultanan Yogyakarta yang memang juga masih bertahan hingga saat ini. Keraton yang dibangun pertama kali Oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1775 ini berada dipusat Kota Yogyakarta. Luas keseluruhan Kraton Yogyakarya adalah 14.000 m2, yang di dalamnya terdapat bangunan-bangunan seperti Komplek Pagelaran, Siti Hinggir Ler, Kamandhungan Lor, Sri Manganti, dan masih banyak lagi bangunan-bangunan lainnya. Komplek Kraton ini dikelilingi oleh sebuah tembok besar dengan panjang 1km berbentuk persegi empat, tingginya 3,5 m serta lebarnya 3 sampai 4 meter. Karena kemegahannya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menjadikan Kraton Yogyakarta sebagai Landmark daerahnya. Namun selain Kraton Yogyakarta, landmark lain yang dimiliki Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Tugu Yogyakarta, Monumen Yogya Kembali, Benteng Vredeburg dan Komplek Candi Prambanan.
16. Provinsi Jawa Timur, Tugu Pahlawan
Sesuai dengan namanya Tugu ini berasal dari Kota Pahlawan, Surabaya. Tugu yang dibangun untuk memperingati pertempuran 10 Nopember 1945 dimana arek-arek Suroboyo berjuangan melawan Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Tugu atau Monumen yang berdiri di tanah lapang seluas 1,3 hektar ini memiliki tinggi 41,45 meter yang berbentuk lingga atau paku terbalik. Monument Pahlawan juga mempunyai ruang bawah tanah sedalam 7 meter sebagai museum untuk menyenang jasa-jasa para arek-arek Suroboyo dan pahlawan yang gugur untuk memperjuangkan Indonesia. Selain Tugu Pahlawan, Jawa Timur menmpunyai Landmark lainnya seperti Jembatan Suramadu, Tugu Sura dan baya, Monumen Jalesveva Jayanuhe, Tugu Gandrung (Banyuwangi), Patung H.R.M Mangaendiprodjo, Taman Nasional Gunung Bromo, dan masih banyak lagi lainnya.
17. Provinsi Bali, Pura Besakih
Selanjutnya Landmark atau Ikon Setiap Provinsi di Indonesia (Bagian 2)

Permainan Tradisional Makah-Makah (NAD)

Rumah Allah, Ka’bah, di Masjidil Haram, Mekkah Al Mukharomah di tahun 2020 (https://www.kuncitips.com)

Seperti kita ketahui, Mekah adalah sebuah kota suci umat Islam. Setiap umat Islam yang sanggup atau mampu, wajib untuk menunaikan rukun Islam ke-5, yakni pergi ke Mekah, yang dikenal dengan nama Naik Haji. Karena itu, pergi ke Mekah sangat didambakan oleh setiap umat Islam di dunia.Sekarang kita hubungkan mengapa nama permainan ini disebut Makah-makah. Kalau dilihat dari segi nama, permainan ini jelas berasal dari nama Mekah (umumnya orang Aceh menyebutnya dengan nama Makah).

Permainan ini dilakukan secara beregu. Permainan ini bersifat kompetitif karena masing-masing regu betul-betul berusaha untuk dapat keluar sebagai pemenang. Bagi regu yang paling cepat atau terlebih dahulu dapat mencapai tujuan disebut Makah, maka regu itulah yang keluar sebagai pemenang.

Nama ini digunakan seolah-olah sasaran yang dicapai itu betul-betul penting atau sangat didambakan seperti keinginan umat Islam untuk dapat dengan cepat menunaikan ibadah Haji (menunaikan rukun Islam ke-5 ke Mekah). Permainan Makah-makah ini dapat dijumpai di seluruh kelompok etnis yang ada di Nannggroe Aceh Darussalam (kelompok etnis Aceh, kelompok etnis Gayo, kelompok etnis Alas, kelompok etnis Aneuk Jame, kelompok etnis Kluet, dan kelompok etnis Tamiyang).

Sejarah

Bagaimana sejarah perkembangan permainan ini, tim peneliti belum memperoleh data-data yang kongkrit.

Pemain

Jumlah pemain untuk permainan ini 6 atau 8 orang. Jika 6 peserta setiap regu adalah 3 orang dan jika 8 peserta setiap regu 3 atau 4 orang. Pemain ini adalah anak-anak yang berumur antara 9-13 tahun, dan dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Seperti telah disebutkan di atas, permainan ini dilakukan oleh anak-anak dari segala golongan dan lapisan masyarakat.

Perlengkapan Permainan

Permainan ini tidak memerlukan peralatan yang berarti, yang diperlukan hanya sebiji batu atau benda lainnya yang kecil untuk mudah disembunyikan dalam genggaman tangan yang diletakkan di bagian belakang punggung. Tempat yang diperlukan adalah tanah lapang sekitar 5 meter persegi.

Jalannya Permainan

Untuk permainan ini masing-masing regu 3 atau 4 orang dan seorang bertindak sebagai pimpinan regu. Kedua regu berdiri pada suatu garis secara berurut yang jaraknya antara regu yang satu dengan yang lainnya sekitar 2 meter. Semua regu menghadap ke titik sasaran yang dinamakan dengan sebutan Makah. Jadi, masing-masing regu berlomba untuk dapat terlebih dahulu sampai ke titik sasaran (Makah).

Tugas kepala regu adalah mengawasi atau menempatkan batu pada salah seorang anggota regunya. Untuk ini ia membuat seolah-olah semua anggota diberi batu untuk disembunyikan dalam kedua tangan yang ditempatkan di belakang. Sebenarnya yang diberikan batu adalah salah seorang di antara anggotanya.

Selanjutnya setelah batu disembunyikan, maka tugas dari regu lain, dalam hal ini melalui kepala regu untuk menebak berada pada siapa batu disembunyikan. Kalau regu lawan tidak dapat menerka, maka peserta, tempat batu disembunyikan, maju selangkah ke depan. Demikian seterusnya permainan berlangsung, sehingga salah satu regu di antaranya dapat mencapai titik sasaran (Makah). Bagi regu yang terlebih dahulu sampai, keluar sebagai pemenang.

Waktu Pelaksanaan

Permainan ini dilakukan pada siang hari pada waktu senggang saat anak-anak telah pulang dari sekolah dan menunggu waktu makan siang, atau pada hari-hari libur.Permainan ini juga dilakukan di tanah-tanah lapang atau di halaman-halaman rumah karena permainan ini dilakukan secara beregu.

Manfaat

Serti telah dijelaskan di atas bahwa permainan ini sangat bersifat kompetitif. Dalam permainan ini hendak digambarkan oleh "si pencipta permainan" bahwa betapa pentingnya orang untuk dapat mencapai cita-citanya. Karena itu, orang harus berusaha, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama agar apa yang diinginkannya dapat tercapai. Di sini juga hendak digambarkan bagaimana pentingnya pergi ke Mekah bagi umat Islam.

Permainan Tradisional Kapai-Kapai Inggreh (NAD)

Ilustrasi

Permainan ini dapat dijumpai di Nanggroe Aceh Darussalam, terutama pada kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame yang berlokasi dibagian Kabupaten Aceh Selatan. Jadi, lokasi/tempat permainan ini dijumpai selain di bagian pesisir Aceh (pesisir Utara dan pesisir Timur) juga di pesisir bagian Barat (termasuk Kabupaten Aceh Selatan sekarang), yang masing-masing didiami sebagian kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame.

Dilihat dari segi nama, permainan ini menunjukkan keanehannya Kapai-kapai Inggreh dalam Bahasa Indonesia artinya Kapal-kapal Inggris. Adegan yang dimaksud adalah seperangkat tanya jawab antara para pemain. Adapun pertanyaan dan jawaban yang harus dilontarkan dalam permainan tersebut adalah sebagai berikut :

Tanya: Peu kapai nyo? (Kapal apa ini?)
Jawab: Kapai Inggreh. (Kapal Inggris)
Tanya: Pei ji peuding? (Apa muatannya?)
Jawab: Ate tapeh. (Hati Sabut Kelapa.)

Sejarah

Latar Belakang Sejarah Perkembangan Permainan. Seperti telah diketahui, bahwa asal nama permainan ini tim peneliti belum menemukan data-data yang kongkrit, begitu pula dengan sejarah perkembangan permainan ini dari masa ke masa belum dapat dipastikan. Namun, menurut tradisi lisan, permainan ini sudah cukup lama dikenal dan cukup popuier dalam masyarakat Aceh, sehingga para orang tua di kampung-kampung umumnya masih dapat mengucapkan kata-kata tanya jawab dalam adegan permainan tersebut. Karena disebut-sebut nama Inggris, permainan ini dikenal di Aceh sejak rakyat Aceh berkenalan dengan bangsa Inggris. Kontak pertama antara Inggris dengan Aceh terjadi pada permulaan abad XVII dengan datangnya dua buah kapai Inggris ke Kerajaan Aceh pada tahun 1602.

Pemain

Jumlah pemain untuk permainan ini berkisar antara 5 sampai 6 orang, dan umumnya berumur antara 8 sampai 12 tahun. Permainan dapat dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun anak wanita, tetapi jarang terjadi percampuran antara anak-anak laki dengan wanita. Seperti telah disebutkan di atas, umumnya para pemain ini terdiri atas anak-anak petani, tetapi pada bulan puasa (Ramadan) anak-anak dari kelompok sosial lainnya, misal kelompok pedagang, pegawai, dan sebagainya ikut bermain juga. Jadi, dilihat dari segi pelapisan sosial permainan ini tidak hanya dilakukan oleh anak-anak kelompok rakyat biasa saja, tetapi juga dilakukan oleh anak-anak bangsawan, terutama pada bulan puasa (Ramadan).

Perlengkapan Permainan

Satu-satunya alat yang digunakan untuk permainan ini adalah kain sarung atau sejenisnya, yang besarnya dapat menutupi tubuh salah seorang pemain bila berjongkok. Kain ini tidak tipis, tetapi tebal yang tidak tembus bila digunakan untuk melihat. Selain kain, tidak ada alat lainnya yang digunakan dalam permainan ini. Namun, untuk tempat berlangsungnya permainan, masih diperlukan suatu tempat yang agak luas, biasanya berlangsung di depan-depan Meunasah atau di halaman-halaman rumah.

Jalannya Permainan

Seperti telah disebutkan di atas, permainan terdiri atas 5 atau 6 orang. Setelah jumlah peserta (5 atau 6 orang), maka dicari suatu tempat atau tanah yang agak lapang atau berumput (yang sedikit bersih). Setelah semuanya berkumpul dan kain untuk dipakai sebagai penutup telah tersedia (biasanya kain dari salah seorang pemain yang dianggap memenuhi syarat), maka dilakukanlah pemilihan seorang juri di antara mereka untuk menjadi wasit/juri atau sebagai pengamat/pengawas permainan. Selanjutnya melalui suatu undian yang disaksikan oleh juri (undian dengan tangan atau yang dikenal dengan nama ngasut), maka ditetapkan salah seorang diantara pemain untuk menebak siapa orang yang pertama ditutup dengan kain oleh wasit/juri.

Si penebak pertama ini menyingkir dulu, kemudian setelah juri selesai menutup orang yang akan ditebak dengan kain, baru si penebak dipanggil. Orang yang ditebak (yang ditutup dengan kain) sikapnya setengah berjongkok. Si penebak yang ditebak tidak boleh mengajukan pertanyaan dan jawaban yang menyimpang dari yang telah ditetapkan. Pertanyaan tersebut adalah seperti yang telah dikemukakan di atas, yaitu menanyakan kepada orang yang jongkok: peu kapai nyo? Jawab: kapai Inggreh, kemudian dilanjutkan bertanya peu ji peuding? Jawabnya ate tapeh. Adapun jawaban yang diberikan dengan suara yang kecil saja, sehingga susah ditebak siapa yang berada di bawah kain itu. Jika belum dapat ditebak atau belum jelas siapa orang itu dapat dilanjutkan dengan satu pertanyaan lagi, yaitu dengan menyuruh yang ditebak itu bersuara seperti suara ayam. Kata-kata untuk ini, yaitu cuba kuuk sigo? Artinya coba berkokok sekali? Kemudian yang ditebak bersuara seperti suara ayam kekuruyuk. Dan jika belum juga dapat ditebak, makai jolen juri diizinkan memegang tempat-tempat tertentu, yaitu kuping, kepala, dan hidung. Setelah selesai, juri menanyakan siapa orang yang ditutup itu. Jika masih juga tidak diketahui, maka si penebak dianggap kalah. Dan permainan ini dilanjutkan dengan mengulangi undian seperti semula. Akan tetapi, jika tebakannya tepat, yang menebak keluar sebagai pemenang, dan yang kalah mendapat giliran untuk menebak.

Waktu Pelaksanaan

Umumnya permainan ini dilakukan pada malam hari pada saat bulan purnama, antara pukul 9 sampai pukul 10 malam, bahkan pada saat-saat tertentu atau pada malam-malam libur (malam Minggu atau malam hari besar lainnya) dilakukan hingga pukul 11 malam. Bila bulan puasa (Ramadhan) dilakukan tidak hanya pada saat bulan purnama, tetapi setiap malam antara pukul 9 sampai pukul 11 malam. Biasanya jika bulan pumama serta cuaca tidak mendung, para orang tua si anak khususnya orang tua perempuan (Ibu) ke luar rumah untuk menumbuk padi, dilakukan baik di bawah rumah maupun di tempat-tempat lain yang khusus untuk itu di dekat rumah, bersama-sama para tetangga yang juga melakukan pekerjaan serupa. Pada saat inilah anak-anak (setelah mereka pada malam yang sama selesai mengaji di Meunasah atau di rumah-rumah Teungku tempat pengajian) gunakan untuk melakukan permainan ini.

Manfaat

Permainan ini untuk melatih pendengaran para pemainnya. Mereka harus dapat membedakan dan menentukan pelbagai suara termasuk suara orang. Karena itu, permainan ini selain bersifat rekreatif juga bersifat edukatif, yaitu melatih pendengaran. Seperti telah disebutkan bahwa permainan ini dilakukan pada malam hari, pada saat orang tua mereka (Ibu) melakukan pekerjaan menumbuk padi. Hal ini banyak membawa pengaruh bagi anak-anak yang melakukan permainan tersebut, yaitu mereka mengerti akan pekerjaan Ibu-ibu mereka.

Permainan Tradisional Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

Perangko Permainan Anak Tradisional Edisi Tahun 2001 (https://filatelisindonesia.wordpress.com)

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam mempunyai unsur-unsur kebudayaan yang khas di antaranya permainan tradisional anak-anak. Permainan tradisional yang terdapat di daerah ini merupakan khasanah budaya yang telah mereka terima dari generasi sebelumnya. Hal ini merupakan salah satu sarana sosialisasi dari anggota masyarakat yang menjadi pendukungnya. Karena itu, permainan tradisional anak-anak mempunyai arti dan kebudayaan tersendiri di dalam masyarakat.

Sahabat GWI Indonesia Banget, Alhamdulillah mendapat e-book Permainan Anak-Anak Daerah Istimewa Aceh, penerbitnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jakarta 1985. Tentunya dimungkinkan ada penambahan bilamana menemukan sumber yang kompeten dan pengurangan bilamana mendapatkan kesamaan bentuk permainannya di daerah lain.

Semoga bermanfaat.

  1. Kapai-Kapai Inggreh
  3. Pepilo
  4. Kekuriken  
  5. Kis-kisen
  6. Jangut Ngkurik
  7. Meu Geunteut-Geunteut
  8. Ghieng-Ghieng Asee
  9. Meu Een Aceue
10. Meu Creek
11. Meu Som-som Aneuk
12. PehKayee
13. Meu Som-som Talo
14. Meuen Geuti
15. Mesen-mesen
16. Meupet-pet Nyet
17. Meuen Kom
18. Meu Een Kandang

Senjata Tradisional Kalimantan Tengah

Kancip

Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar di Pulau Kalimantan, luasnya sekitar 253.800 km dimana sebagian besar wilayahnya adalah hutan. Bagian utara adalah pegunungan yang sulit dijangkau, bagian tengahnya merupakan hutan tropis yang lebat. sedangkan wilayah selatan adalah rawa dengan banyak sungai. Iklim di Kalimantan panas dan lembab.

Kalimantan Tengah menawarkan kepada Anda pengalaman mengesankan berwisata alam, budaya, seni, dan wisata kuliner.

Perisai (Talawang)

Perisai (Talawang) dengan ornamen yang indah (https://budaya-indonesia.org)

Untuk melengkapi mandau, masyarakat Suku Dayak menggunakan talawang (tameng atau perisai) dalam berperang. Sama halnya dengan mandau, talawang merupakan benda budaya yang lahir dari kepercayaan masyarakat Dayak terhadap kekuatan magis. Selain itu, talawang juga memiliki sisi estetis yang ditunjukkan pada motif ukirannya.

Beragam ukuran Perisai (https://budaya-indonesia.org)

Talawang dibuat dari kayu ulin atau kayu besi. Tapi, ada juga yang terbuat dari kayu liat. Kayu jenis ini merupakan bahan pokok yang sering digunakan dalam pembuatan talawang. Kayu-kayu tersebut dipilih karena selain ringan, juga mampu bertahan hingga ratusan tahun. Seperti perisai pada umumnya, talawang berbentuk persegi panjang yang dibuat runcing pada bagian atas dan bawahnya. Panjang talawang sekitar 1-2 meter dengan lebar maksimal 50 centimeter. Sisi luar talawang dihias dengan ukiran yang mencirikan kebudayaan Dayak, sementara bagian dalamnya diberi pegangan.

Kancip

Kancip (https://budaya-indonesia.org)

Kancip adalah alat pemotong sejenis gunting yang digunakan untuk memotong buah pinang pelengkap sirih pinang.

Mandau

Mandau (https://www.kaskus.co.id)

Di Museum Provinsi Kalimantan Tengah di Jalan Cilik Riwut, Palangkaraya, menyimpan benda pusaka berupa mandau berukuran panjang satu setengah meter dan bernilai magis. Mandau yang memiliki gagang (pegangan tangan) terbuat tanduk menjangan (rusa).

Sipet (Sumpit)

Sipet (Sumpit) beserta perlengkapannya (https://budaya-indonesia.org)

Sipet terbuat dari kayu ulin yang dibentuk dan dilobangi bagian dalamnya sehingga menyerupai pipa lurus, dengan ukuran diameter bagian luar sekitar 3 cm, diameter rongga dalam sekitar 0,75 cm dan panjang sekitar 200 cm. Setelah diraut dan digosok sampai rapi, biasanya kayu ulin tersebut menjadi berwarna hitam mengkilat sehingga permukaannya mirip seperti logam.

Sedang meniup sumpit (https://www.eocommunity.com)

Pada bagian ujung depan pipa tadi dipasang dua macam aksesori yang terbuat dari besi, yaitu di sisi sebelah bawah dipasang mata tombak yang tajam, dan pada sisi sebelah atas dipasang besi kecil menyerupai pisir pada ujung laras senjata api, yang berguna sebagai alat bantu untuk membidik sasaran. Kedua aksesori tersebut dilekatkan pada batang sipet menggunakan rotan yang dianyam sedemikian rupa sehingga terlihat rapi, kuat dan artistik. Bagian permukaan batang sipet terkadang dihiasi dengan ukiran relief atau ornamen dengan motif khas Dayak.

Senjata Tradisional Kalimantan Barat

Nyabor (Nyabur)

Ibukota Propinsi Kalimantan Barat adalah Pontianak. Kota ini terletak di bawah garis khatulistiwa. Kota Pontianak didirikan pada tahun 1771 pada waktu pemerintahan Sultan Pontianak. Penduduk asli propinsi ini adalah orang Dayak dan orang Melayu.

Mandau Tangkitn

Mandau Tangkitn (https://budaya-indonesia.org)

Tangkitn adalah sejenis parang yang terbuat dari besi. Bagian hulunya melengkung dan pada ujungnya bertampuk kuningan. Tangkitn yang bentuk hulu menyerupai salib oleh masyarakat Dayak disebut tangkitn perempuan, sedangkan tangkitn yang tidak terdapat tonjolan polos disebut tankitn laki-laki.

Alas pegangan hulu tangkitn laki-laki biasanya dilapis dengan lilitan kain merah karena letak kekuatan magis Tangkitn terletak pada lilitan kain merah tersebut, konon cerita pada lilitan kain merah tersebut empu memasukkan kekuatan magis selain itu kain merah juga melambangkan keberanian. Sarung tangkitn dibuat dari kayu tipis dan pipih yang dililit dengan gelang rotan dan diperkuat dengan plat kuningan.

Kadang-kadang ada tangkitn yang sarungnya diukir dengan motif yang disesuaikan dengan selera pemiliknya. Tangkitn selain dipergunakan sebagai senjata untuk mempertahankan diri juga dipakai oleh penari laki-laki dalam acara tarian adat. Alat ini hanya dapat dijumpai pada masyarakat Dayak di Pontianak, Kalimantan Barat.

Keris

Keris (https://folksofdayak.wordpress.com)

Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya). Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya, karena tidak simetris di bagian pagkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok.

Keris raksasa (https://folksofdayak.wordpress.com)

Duhung (Dohong)

Duhung (https://budaya-indonesia.org)

Selama ini, mungkin masyarakat lebih mengenal mandau dan parang sebagai senjata tradisional yang dimiliki suku Dayak. Padahal, suku yang mendiami daerah pesisir Pulau Kalimantan ini memiliki satu lagi senjata tradisional, yaitu duhung.

Konon, senjata tradisional ini diyakini sebagai senjata tertua suku Dayak. Masyarakat Dayak meyakini duhung sudah tercipta ketika manusia belum ada di dunia. Duhung merupakan senjata yang diciptakan oleh leluhur suku Dayak di alam atas, kayangan.

Manusia pertama yang memiliki duhung adalah mereka yang dipercaya sebagai leluhur suku Dayak. Pada awalnya, hanya tiga orang yang memiliki duhung, yaitu Raja Sangen, Raja Sangiang, dan Raja Bunu.

Duhung (https://budaya-indonesia.org)

Menurut legenda, ketiga raja tersebut memiliki duhung yang berbeda. Duhung milik Raja Sangen dan Raja Sangiang terbuat dari besi yang bisa mengapung. Sementara, duhung milik Raja Bunu terbuat dari besi yang tidak bisa mengapung. Duhung jenis ini biasa disebut sanaman leteng. Raja Bunu inilah yang diyakini sebagai manusia yang bernyawa dan bisa mati, dan diyakini sebagai salah satu leluhur dan nenek moyang suku Dayak. Senjata yang ukurannya berkisar 50-75 cm ini dahulu digunakan sebagai alat berburu atau bercocok tanam. Dalam perkembangannya, saat ini duhung tidak lagi berfungsi sebagai senjata melainkan benda pusaka yang dipajang atau disimpan.

Sekilas, duhung terlihat seperti tombak. Hanya saja, duhung tajam pada kedua belah sisinya. Masyarakat Dayak biasa menyelipkan duhung di bagian depan pinggang. Duhung jenis ini biasa disebut dengan duhung papan benteng.

Menurut para tetua Suku Dayak, pembuatan duhung harus selesai pada hitungan ganjil. Hal ini didasarkan kepercayaan bahwa segala hal akan diselesaikan atau digenapkan oleh Sang Maha Kuasa.

Nyabor (Nyabur)

Nyabor (https://archive.kaskus.co.id)

Nyabur adalah variasi bentuk lain dari Mandau atau parang ilang, dimana bilahnya melengkung dan ujung runcing keatas, biasanya dibawah gagangnya ada semacam kait besar disebut kundieng. Nyabur juga memliki variasi bentuk lain akibat pengaruh budaya melayu atau arab, perubahan ini ada pada gagang dan motive yang menghiasi bilahnya.

Nyabur (https://folksofdayak.wordpress.com)

Lunju

Lunju (https://folksofdayak.wordpress.com)

Lunju atau tombak adalah senjata yang sangat umum dikenal oleh semua sub suku dayak. Kadangkala lunju juga disatukan dengan “Sipet” atau sumpit.

Kadang mata tombak pada lundju ini akan diberi hiasan (namun sangat jarang) dan umumnya gagang lundju ini kayu ulin tanpa hiasan atau ukiran. Tetapi ada juga beberapa lundju istimewa yang diberi hiasan ukiran tertentu.