Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Air Terjun Pria Laot Sabang NAD


Air Terjun Pria Laot ini berada di Desa Pria Laot, Kelurahan Iboih, Sabang, Nangroe Aceh Darussalam. Jarak lokasi air terjun ini sekitar 12 kilometer jika dihitung dari pusat Kota Sabang. Tempat wisata ini sebenarnya cocok untuk para pecinta tantangan, hal ini dikarenakan trek yang harus anda lalui sebelum tiba di lokasi ini. Tetapi jangan khawatir, tidak begitu sulit untuk melewatinya.

Air terjun ini berhulu di Gunung Sarung Keris yang berada di selatan pulau Weh. Sebagian airnya juga bersumber dari danau Anak Laut yang dialirkan melalui sungai Pria Laot hingga akhirnya tumpah di air terjun ini. Ada pemandangan yang sedikit mengganggu kami kala itu. Sebuah batang kayu besar tumbang tampak melintang di sepanjang jalur air terjun. Tampaknya banjir besar merontokkan pohon di bagian atas ini hingga akhirnya jatuh ke bawah.

Lokasi Air Terjun


Untuk menuju lokasi air terjun, Anda harus berhenti di ujung jembatan desa yang berada persis di depan menara pompa air minum kota Sabang. Dari sini perjalanan harus dilanjutkan dengan jalan kaki sejauh 1 km.


Sepanjang jalur ke air terjun, Anda akan diajak ber-cross country melewati bebatuan terjal sembari sesekali menyeberangi sungai. Lokasi Air terjun yang berada dalam hutan memberikan kesempatan Anda untuk menyaksikan beragam fauna liar. Bila anda beruntung bisa melihat biawak laut yang merupakan endemik pulau Sabang. Binatang ini tampak berjemur di pinggir sebuah kolam ikan milik penduduk sekitar. Di bulan Juni hingga Agustus, sepanjang jalur air terjun akan didominasi dengan kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong.


Tak terasa 30 menit berlalu. Rasa lelah melalui batu-batu besar terbayar dengan pemandangan alam mempesona. Air terjun dengan kolam di bagian bawahnya. Yah kolam di air terjun adalah sesuatu yang langka. Tak semua air terjun punya kolam untuk berenang. Pria Laot ini memiliki kolam berukuran sekitar 10 meter persegi dengan kedalaman antara 1 hingga 1,5 meter. Tinggi tebing air terjun hanya sekitar 15an meter sehingga percikan airnya tak terlampau deras. Anda dapat berenang dengan santai sembari menikmati sejuknya udara hutan.

Air Terjun Pria Laot (https://eloratour.wordpress.com)

Terapi Spa

Puas berenang di kolam, kami sengaja duduk di atas batu di pinggir kolam. Lama termangu, tanpa sadar kami merasakan ada sensasi berbeda yang kami rasakan. Bagian kaki yang tercelup bagai digelitik sesuatu. Ya ternyata saat kami diam, tanpa sadar banyak sekali ikan yang berkumpul di kaki dan menikmati kulit mati. Karena penasaran kami sengaja menyelupkan tubuh hingga ke dada. Dan benar saja ikan-ikan kembali berkumpul . Mereka menikmati kulit mati yang ada di punggung, dada, lengan hingga betis.

Jika di Jakarta ada therapy spa dengan ikan drupa yang harus dibayar 35.000 rupiah per 30 menit. Anda bisa mendapatkannya secara gratis disini. Uniknya penduduk sekitar pun tak tahu menahu soal keberadaan ikan ini dan potensinya. Berdasar informasi yang kami peroleh, ikan tersebut oleh penduduk lokal dikenal dengan ikan bulan. Berdasar pengecekan referensi kami, ikan bulan memiliki nama lain mini Tarpoon. Ikan ini dapat juga dijumpai di pegunungan Florida bagian utara, Amerika Serikat.

Transportasi

Untuk menuju Desa Pria Laot sendiri, anda bisa menggunakkan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Anda bisa menggunakkan kendaraan umum berupa becak motor, ojek maupun angkutan yang berupa mobil L-300, Kijang lgx ataupun yang berupa sedan.

Masyarakat setempat menyebutnya taksi. Sistemnya memang seperti taksi, penumpanglah yang menentukan kemana tujuan mereka, tetapi, angkutan ini tetap mengangkut penumpang lainnya sehingga mirip seperti angkutan kota (angkot).

Tarif yang dipasang juga beragam, tergantung seberapa jauh perjalanan yang anda tempuh. Misalnya anda memulai dari Pelabuhan Balohan, ongkos menuju air terjun ini dengan taksi sekitar Rp 45.000 – Rp 50.000*) per orangnya.

Atau, jika anda ingin puas berkeliling, anda bisa menyewa kendaraan di Kota Sabang, untuk mobil biasanya adalah Rp 300.000 – Rp 400.000*) beserta sopir selama maksimal delapan jam. Sedangkan sewa motor tarifnya adalah Rp 60.000 – Rp 100.000*) per hari nya.

Tips

1. Bawalah bekal makanan seperlunya, karena tak ada penjual makanan disekitar air terjun. Jangan pula terlalu banyak, karena akan menyulitkan anda melewati jalanan menuju air terjun ini.

2. Waktu yang baik untuk datang adalah bulan Juni – Agustus. Ada pemandangan indah berupa keluarnya beberapa kupu-kupu dari kepompong sehingga bisa mempercantik lingkungan sekitar air terjun.

3. Sebaiknya gunakkan saja kendaraan umum agar anda tidak perlu was-was meninggalkan kendaraan anda di desa.

*) Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Bolu Batik yang Lezat dan Unik


Bolu batik tidak jauh berbeda dengan japanes roll cake yang juga mengandalkan kreasi gambar di bagian atasnya. Namun bila Japanes Roll Cake lebih menekankan pada gambar animasi maka Bolu batik lebih menonjolkan berbagai gambar motif batik yang sudah dikenal luas.

Dalam merintis usaha bolu batik sebenarnya tidak membutuhkan modal besar, selain karena peralatan yang digunakan tidak ada yang khusus hanya peralatan membuat kue pada umumnya, bahan baku yang dipakai juga mudah didapat. Seperti saya pada memulai membuat bolu batik, modal yang saya keluarkan tidak lebih dari Rp 1 juta yang digunakan untuk peralatan dan bahan baku.

Yang menjadi modal utama hanyalah keinginan yang kuat dan terus berkreasi untuk membuat produk yang berkualitas. Untuk mendapatkan rasa, bentuk dan tekstur kue yang pas memang tidak muda, paling tidak harus mencoba belasan kali hingga bisa mendapatkan bolu batik sesuai keinginan.

Motif Batik

Bolu Batik (https://bolubatik.com)

Ada dua hal yang menjadi jualan utama bolu batik, yaitu bentuk yang unik dan pastinya rasa. Mengenai bentuk, bolu batik ini menyerupai kain batik yang digulung dengan ukuran panjang sekitar 24 cm dan bisa dipotong menjadi 20 bagian. Untuk motif batiknya sendiri hampir semua motif batik yang ada bisa diaplikasikan pada kue ini seperti motif batik Selendang Gendong, batik Kawung hingga motif batik Sido Mukti.

Selain bermacam motif, bolu batik ini juga memiliki bermacam isian atau filling antara lain cokelat, keju, strowberry, blue berry dan lain sebagainya. Dari berbagai filling yang ada rasa keju yang banyak diminati para konsumen.


Dengan nilai seni yang terkandung di dalamnya, tekstur bolu yang lembut serta butter cream yang seperti es krim dan tidak enek memberikan nilai jual lebih pada produk yang Saya buat. Untuk satu buah bolu batik di jual dalam kisaran Rp 75-100 ribu tergantung motif batik yang dipilih dan fillingnya, karena semakin sulit motif batik yang diinginkan membuat nilai jualnya juga akan semakin tinggi.

Bahan Baku dan Peralatan

Pembuatan bolu batik ini tidak sulit namun diperlukan keberanian untuk mencoba. Bila masih kesulitan untuk memulainya, kursus pembuatan bolu batik yang Saya buka bisa menjadi jalan keluarnya. Kursus pembuatan bolu batik atau Batik Roll Cake dibuka setiap hari Sabtu dan Minggu dengan biaya untuk satu kali kursus sebesar Rp 400 ribu.

Secara garis besar untuk membuat bolu batik hampir sama dengan membuat bolu gulung. Yang pertama adalah penyiapan peralatan seperti loyang, kukusan, mixer dan lain sebagainya. Sedangkan untuk bahan bakunya hampir sama seperti membuat bolu biasa yaitu telur, gula, tepung terigu hingga pewarna makanan. Untuk pewarna makan, biasanya saya menggunakan pewarna yang sudah besertifikat halal sehingga aman untuk digunakan.

Untuk membuat bolu batik ini tidak memakan waktu lama hanya sekitar 30 menit. Bagi yang tidak bisa melukis batik secara langsung, maka motif batik bisa didapat dari internet lalu di print dan tempel motif batik yang sudah di-print ke atas loyang lalu alasi atasnya dengan menggunakan kertas roti dan motif batik siap di jiplak.

Pemasaran

Memasarkan bolu batik tidak terlalu sulit karena bentuknya yang unik dapat menarik minat masyarakat yang melihat untuk membeli. Pembelian akan berlanjut apabila rasa bolu yang ditawarkan enak dan sesuai dengan lidah para konsumen. Memanfaatkan media sosial dan penawaran langsung kepada teman dan kerabat juga merupakan pemasaran efektif yang bisa dilakukan. Dengan pemasaran tersebut, tidak heran bila bolu batik tidak hanya disukai konsumen dalam negeri, para konsumen luar negeri juga banyak yang tertarik dengan keunikan dan rasa yang menggoda pada bolu batik. Seperti Singapura, Malaysia bahkan hingga India.

Sumber: Fastnewsindonesia

Detergent, Bahaya untuk Kain Batik


Sahabat GPS Wisata Indonesia, jika anda penggemar batik dan kain tradisional lainnya, sudah tahukah bagaimana cara merawat yang benar?. Pasti sebel jika batik yang kita beli beberapa bulan yang lalu dan baru beberapa kali dipakai, warnanya sudah pudar dan kusam. Bisa jadi anda salah dalam perawatannya. Perlakukan kain batik anda secara istimewa, jangan asal-asalan dalam merawatnya, apalagi batik anda tergolong batik yang langka, mahal atau batik yang umurnya cukup tua yang diwariskan turun temurun.

Logikanya, ketika kita memakai batik, kita tidak akan melakukan pekerjaan yang berat, misal kerja di bengkel yang penuh oli ataupun kerja di sawah yang penuh lumpur. Jadi dalam mencucinya pun tak perlu menggunakan bahan kimia yang berat, misal mencuci dengan detergent.

Detergent (https://sabunthenaturalstory.blogspot.com)

Perawatan terpenting pada kain batik adalah bagaimana cara mencucinya, sabun apa yang dipergunakan, dan bagaimana cara pengeringannya pasca dicuci. Untuk kain dan busana batik sangat dianjurkan tidak menggunakan deterjen ketika mencuci. Deterjen tidak cocok untuk kain batik dan kain tradisional lainnya. Proses pencucian yang salah dan penggunaan detergent saat mencuci bisa merusak tekstur kain dan warnanya. Selain menggunakan detergent, banyak orang yang menyarankan mencuci batiknya dengan sabun mandi dan sampoo.

Penggunaan sabun dan sampoo untuk membersihkan batik memang lebih baik ketimbang detergent. Sabun terbuat dari lemak nabati atau hewani yang dipanaskan dengan larutan alkali seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida. Kandungan sampoo pada umumnya berupa bahan pembersih yang berupa sistem surfaktan, kadang ditambahkan pula sedikit booster busa untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan berupa surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat), natrium lauril sulfat, dan senyawa amonium. Sabun dan sampoo biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran yang berhubungan langsung dengan kulit manusia. Sedangkan, detergent digunakan untuk membersihkan pakaian yang tidak berhubungan langsung dengan tubuh manusia. Sehingga penggunaan sampoo dan sabun pada kain batik lebih lembut dan aman ketimbang detergent.

Detergent (https://sabunthenaturalstory.blogspot.com)

Detergent merupakan hasil dari kemajuan teknologi, namun dampaknya sangat merusak lingkungan. Detergent adalah campuran zat kimia dari sintetik maupun alam yang memiliki sifat dapat menarik zat pengotor dari kain. Detergent merupakan pembersih yang terdiri dari zat aktif permukaan (surfaktan), fosfat, silikat, pemutih, pewangi, penimbul busa, optical brightener (bahan yang membuat pakaian lebih cemerlang), bahan aktif linear alkil sulfonat (LAS), atau natrium benzena sulfonat (Na-ABS). Detergent memiliki kadar pH yang sangat basa (9,5-12), sehingga bersifat korosif, sifat ini dapat merapuhkan kain batik. Zat pembersih seperti chlorine, zat kimia yang banyak dipakai sebagai pemutih dalam deterjen membutuhkan waktu selama 150 tahun untuk terurai sempurna. Zat chlorine ini bisa memudarkan keindahan warna kain batik. Saat ini ada beberapa produsen detergent yang membuat detergent cair khusus untuk kain batik. Bahannya terdiri dari 13.9% Lauryl Ether Sulfate dan 3% Alkyl Polyglucoside. Kandungan pembersihnya berasal dari bahan alami sehingga warna tidak mudah pudar dan memberikan wangi yang segar dan natural.

Attack Batik Cleaner (Sumber: https://www.ulasan-review.com)

Memang kandungan zat dalam bahan sampoo dan sabun lebih baik dan ramah, tidak terlalu merusak kain dari pada penggunaan detergent dalam membersihkan kain batik. Namun sebaik-baiknya bahan tersebut tetap mengandung bahan kimia yang bisa merusak lingkungan dan juga merusak keindahan kain baik. Pilihalah cara tradisional, walau terkadang agak repot namun lebih ramah dan tidak merusak kain batik.

Jika memamng tak ada pilihan lain dan anda harus menggunakan sampoo, sabun, dan detergent dalam pencucian kain batik. Pilihlah produk yang tepat dan ramah lingkungan. Dari sekian banyak produk yang beredar di pasaran, apakah ada yang benar-benar ramah lingkungan?. Meskipun untuk membuktikan produk yang ramah lingkungan harus melalui uji laboratorium, tetapi kalian juga dapat ikut mencegah pencemaran lingkungan dengan cara meminimalkan pemakaian sabun, sampoo, dan detergen sesuai takaran yang dianjurkan dalam mencuci kain batik. Beberapa orang masih berpedoman bahwa mencuci batik agar tetap cemerlang harus melalui drycleaning. Padahal bahan kimia drycleaning juga bisa merusak warna asli dari batik itu sendiri.


Buah Lerak (https://alchemistviolet.blogspot.com)

Ternyata cara tradisional dalam mencuci batik lebih aman, ramah lingkungan, serta tidak merusak kain batik. Beberapa orang masih menggunakan tambuhan lerak untuk mencuci batiknya. Selain bisa membersihkan kotoran, lerak juga bisa mengawetkan warna kain batik. Kini di pasaran juga tersedia sabun lerak siap pakai. Untuk pembahasan cara perawatan batik yang benar, sebaiknya langsung baca tentang Lerak.

Sangat disayangkan jika kain atau busana batik rusak karena perawatan yang tidak tepat. Dengan cara yang tepat dalam membersihkan, mengeringkan, menyetrika, dan menyimpan kain atau busana batik anda bisa tahan lama dan awet keindahannya. Kini, anda bisa menganggap kain batik sebagai investasi pribadi. Tak ada salahnya, selain melestarikan kekayaan kain Nusantara, kita juga melestarikan lingkungan sekitar dengan meminimalisir penggunaan detergent.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Fitinline

Lerak

Lerak atau Sapindus Rarak DC (https://othervisions.wordpress.com)

Dalam artikel “13 Tip Perawatan Batik”, lerak menjadi bahan yang disarankan untuk mencuci kedua kain tersebut. Tetapi, tak banyak dari kita yang mengetahui apa itu lerak. Dan mengapa lerak?

Tanaman Lerak memiliki nama latin Sapindus Rarak DC. Penyebutannya berbeda-beda di setiap daerah. Orang Sunda menyebutnya Rêrêk, orang Minang menyebutnya Kanikia. Di Jawa, sebutannya adalah Lerak/Werak. Orang Palembang menyebutnya Lamuran, sedangkan di Jambi disebut Kalikea.

Pohon lerak merupakan tanaman liar yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia, terutama Jawa dan Sumatera. Ketinggiannya bisa mencapai 42 meter. Pohon lerak baru akan menghasilkan buah setelah berusia 30 tahun. Untuk memanen tak perlu repot-repot, sebab buah lerak akan jatuh dengan sendirinya.

Pohon Lerak (https://harimurtee.wordpress.com)

Buah dan biji lerak berbentuk bulat. Komposisinya 73% daging buah yang berwarna kuning kecoklatan, dan 27% biji yang berwarna hitam. Daging buah lerak beracun. Dia mengandung saponin, suatu alkaloid beracun. Tetapi bagian inilah yang mengeluarkan busa dan digunakan untuk mencuci.

Lerak sebagai sabun cuci memiliki keunggulan daripada deterjen yang dijual di pasaran. Mencuci batik menggunakan lerak, membuat kualitas kain terjaga, dan lebih awet. Ketika dimasukkan ke dalam air, Saponin membuat air menjadi “lebih basah”. Hal ini membuat Saponin mudah masuk ke dalam serat kain, mengikat kotoran, dan melepaskan kotoran dari air cucian.

Sebagai sabun cuci, lerak tidak menimbulkan efek licin. Dia juga tidak menghasilkan banyak busa seperti deterjen. Hal ini justru membuat kita menghemat air. Sebab, untuk membilas cucian tidak diperlukan banyak air. Selain itu, air bekas cucian menjadi ramah lingkungan. Bisa digunakan untuk menyiram halaman ataupun tanaman.

Salah satu contoh Lerak dalam kemasan (https://www.kayanabatik.co.id)

Lerak tak hanya bisa digunakan untuk mencuci pakaian. Dia bisa digunakan untuk membersihkan perabot rumah tangga, misalnya piring atau tempat makan plastik. Lemak yang menempel pada peralatan plastik sangat susah dihilangkan. Nah, lerak merupakan salah satu solusinya, sebab lerak sangat mudah melarutkan lemak.

Di Kota Gede, Yogyakarta, lerak biasa digunakan untuk membersihkan perak. Lerak juga bisa digunakan untuk mencuci perabotan kayu dan kaca. Selain itu, kandungan racun pada biji lerak berfungsi untuk pembunuh serangga. Selain untuk mencuci batik, tenun, ataupun pakaian, lerak juga bisa digunakan sebagai sabun wajah untuk mengurangi jerawat. Hmmm...ternyata banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari buah lerak. Mungkin kita belum pernah melihat buah ataupun pohonnya. Mungkin kita juga berpikir apakah harus menanamnya? Kemudian bagaimana mengolahnya? Jangan khawatir, saat ini lerak yang sudah diolah dapat kita temui di toko-toko batik. Kita juga bisa membelinya melalui internet. Selamat mencoba!

Sumber: Fitinline

Teknik Membatik Kain Sutra

Beragam kain batik Sutra (https://www.infofashionterbaru.com)

Selamat hari Jum’at sahabat GPS Wisata Indonesia, semoga hari ini anda lebih bersemangat dalam beraktivitas. Hari Jum’at sudah ditetapkan menjadi hari batik nasional, sudahkan anda memilih busana batik yang akan dikenakan hari ini. Pilihlah busana dengan bahan yang nyaman agar menunjang aktivitas dan penampilan anda. Bahan untuk pembuatan batik beraneka ragam, salah satunya yaitu kain sutra. Dalam proses membatik kain sutra diperlukan teknik yang sedikit berbeda agar kain batik sutra menjadi kain yang semakin istimewa.

Teknik membatik kain sutra sebenarnya tidak berbeda dengan batik-batik jenis lainnya, bedanya hanya pada penggunaan bahan dasar kainnya dan proses pelorodan. Batik sutra menjadi pilihan para pecinta batik karena bahannya berkualitas, lembut, enak dipakai dan tidak licin. Selain itu, kain sutra juga lebih memancarkan warna dari corak batik itu sendiri, sehingga pemakainya pun tampak lebih elok dan menawan.

Batik Sutra

Beragam Kain batik Sutra (https://www.penjahitkebaya.com)

Proses pada batik sutra bisa menggunakan teknik batik tulis, batik cap, batik sablon maupun batik printing. Namun kali ini kita akan membahas mengenai teknik batik tulis pada kain sutra. Prosesnya kurang lebih sama dengan proses pembuatan batik pada kain atau mori katun. Siapkan bahan dan alat untuk membatik yaitu kain sutra, canting (alat pembentuk motif), gawangan (tempat untuk menyampirkan kain), malam, wajan, kompor dan bahan pewarna.

Tahapan proses membatiknya yaitu pertama membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Membuat desain atau motif ini dapat menggunakan pensil. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting dengan mengikuti pola tersebut. Tahap selanjutnya, menutupi dengan malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan malam tidak terkena. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. Proses berikutnya, menghilangkan malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas di atas tungku. Setelah kain bersih dari malam dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam (menggunakan alat canting) untuk menahan warna pertama dan kedua. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. Proses selanjutnya adalah nglorod, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan malam, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (malam tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Proses Membatik

Sedang membatik (https://abduhharis21.wordpress.com)

Pada proses pewarnaan, bisa menggunakan teknik celup tutup ataupun colet tutup. Kain sutra mudah dalam penyerapan warna, sehingga warna bisa maksimal. Prinsipnya semua zat warna batik dapat digunakan untuk mewarnai batik sutra namun karena proses penghilangan malam pada kain sutra yang sedikit bermasalah maka sebaiknya menggunakan zat pewarna yang memiliki ketahanan yang kuat seperti cat indigosol, rapid, dan napthol. Namun penggunaan warna alam pada batik sutra juga akan terlihat maksimal. Warna alam pada batik sutra akan nampak semakin mengkilap semakin bertambah lamanya usia kain. Kain sutra memiliki anyaman tenun cukup padat sehingga benang-benang dalam kain tidak bergeser bila kena tekanan atau tarikan. Karena proses pembuatan batik berhubungan dengan rendaman dalam air (basah), maka sebaiknya twist pada benang sutera jangan terlalu tinggi untuk menghindari mengkerutnya kain pada proses basah. Batik sutera tidak selamanya berupa kain sutera murni, namun dapat dikombinasikan dengan cara ditenun menggunakan benang lain seperti tetron katun atau acetat rayon. Bila terjadi campuran dan tidak diketahui maka akan timbul problema dalam proses pewarnaan.

Untuk proses menghilangkan malam pada batik sutra harus menggunakan teknik khusus. Malam batik memiliki tendensi melekat lebih kuat pada kain sutra dari pada kain katun. Untuk itu ada beberapa cara untuk menghilangkannya, cara pelepasan dengan air panas alkali. Cara ini menggunakan malam batik dengan campuran khusus untuk menghindarkan atau mengurangi bahan pokok malam yang mengakibatkan sukar lepas (seperti malam bekas, mata kucing dan paraffin kasar). Dalam air lorodan ditambahkan soda abu dan air lorodan akan menjadi alkalis (pada pH tidak lebih dari 9,5 atau soda abu tidak lebih dari 0,1%). Cara kedua menggunakan bensin. Lilin yang melekat pada kain akan larut dan kain pun menjadi bersih. Cara ini mudah akan tetapi banyak yang tidak menggunakan karena resiko kebakaran). Cara ketiga yaitu cara kombinasi antara pelepasan dan pelarutan. Kain dimasukan dalam air lorodan yang kemudian dicampur dengan pelarut malam seperti bensin, benzol, minyak tanah dalam bentuk emulsi sehingga dapat bercampur dengan air serta mengurangi resiko kebakaran.

Proses Melorod

Proses Melorod (https://www.pressphoto.co)

Banyak orang memilih kain sutra untuk dikenakan dalam berbagai kesempatan karena pada saat dijahit menjadi baju, kain ini sangat menyesuaikan pola atau bentuk tubuh pemakainya, sehingga akan terlihat lebih indah. Oleh karena keistimewaan kain sutra ini, maka perawatannya pun istimewa. Batik sutra dapat bertahan lama keindahannya bila dirawat dengan baik dan benar.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Fitinline

Macam-Macam Kain untuk Batik


Tahukah kamu jenis kain apa saja yang yang bisa di batik ??

Ternyata tak semua jenis kain bisa dibatik, hanya kain berbahan tertentu yang bisa digunakan agar hasil batikan maksimal. Kain yang digunakan untuk batik harus memenuhi persyaratan teknis antara lain tidak rusak karena pengaruh proses batik, dan dapat diberi warna pada suhu dingin atau suhu kamar karena lilin batik sebagai perintang warna tidak tahan suhu panas. Pada umumnya jenis-jenis kain yang dapat dibuat dari serat alami seperti serat selulosa atau tumbuh-tumbuhan dan serat protein atau binatang dapat memenuhi persyaratan tersebut. Sesuai dengan persyaratan teknis tersebut, kain yang dapat digunakan untuk batik adalah kain kapas dan kain sutra.

Macam-Macam Kain untuk Batik

Kain Kapas

Kain kapas adalah kain yang terbuat dari serat kapas. Sifat umum kain kapas adalah daya serapnya baik, tahan terhadap panas, kelenturannya rendah, penghantar panasnya baik. Beberapa jenis kain kapas yang dapat digunakan sebagai bahan dasar batik yaitu: Kain mori, Kain kapas grey, Kain rayon dan Kain kaos kapas.

Kain Mori

Kain Mori Primissima (https://batiktulisharisa.com)

Kain Mori adalah kain tenun benang kapas hasil olahan pabrik dengan anyaman polos dan diputihkan. Kain mori ada beberapa macam yaitu: mori primissima, mori prima, mori biru, mori voalisima, dan berkolin. Mori Primissima, termasuk jenis kain mori yang paling tinggi kualitasnya dengan spesifikasi halus nomor benangnya, tebal benangnya tinggi, konstruksi anyaman rapat sehingga pegangan kainnya halus dan padat. Namun demikian kemampuan daya serap kurang. Sehingga untuk meningkatkan daya serap, saat ini telah diproduksi mori primissima mercerized maupun sanforized. Di pasaran antara lain dapat ditemukan dengan merek dagang Kereta Kencana, Crown, Bendera. Mori Prima, merupakan mori kualitas sedang dengan spesifikasi nomor benang sedikit lebih kasar, tebal benang lebih rendah. Saat ini juga telah diproduksi mori prima mercerized dengan merek dagang antara lain Bendera, Gong, Kupu, Ayam Mas, Menjangan. Mori Biru, merupakan mori kualitas rendah dengan spesifikasi nomor benang, tebal benang dan pegangan kain lebih kasar. Dipasaran dapat dijumpai antara lain dengan merek dagang Cendrawasih, Nanas, Garuda Dunia. Mori Voalisima, kualitasnya sama dengan mori primissima hanya tebal benangnya lebih rendah. Berkolin, kualitasnya sama dengan mori primissima dan telah diproses mercerized. Di pasaran dapat ditemukan dengan lebar 90 cm dan 115 cm. Biasanya digunakan untuk membuat batik lukis.

Kain Grey

Kain Grey atau Kain Blacu (https://boutiqueofmodernbatik.blogspot.com)

Kain Grey adalah kain tenun benang kapas yang tidak mengalami proses pemutihan, sehingga warnanya masih alami. Kain grey dapat dibedakan menjadi kain blacu, kain tenun ATBM, kain tenun Gedhog. Kain Blacu, yaitu kain tenun kapas olahan pabrik, di pasaran terdapat kain blacu dengan lebar 90 cm, 115 cm, dan 150 cm. Kain tenun ATBM, yaitu kain tenun kapas yang dihasilkan dengan menggunakan alat tenun bukan mesin, diproduksi dengan berbagai variasi ukuran kain dengan desain struktur anyaman yang dibuat dengan doby. Sebagai bahan batik banyak digunakan sebagai busana wanita maupun aksesoris. Kain tenun Gedhog, dibuat dari serat kapas dengan alat tenun tradisional batik. Batik yang menggunakan tenun gedhog merupakan ciri khas batik Tuban yang tidak ditemukan di tempat lain. Tampilan fisiknya yang unik karena mulai dari penanaman kapas, menenun sampai jadi batik dikerjakan di Tuban. Tidak diketahui secara pasti kapan kain tenun gedhog mulai diproduksi. Dari seorang pembatik yang kini telah berusia lebih dari 80 tahun diperoleh keterangan bahwa tenun gedhog telah dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu. Disebut tenun gedhog karena bunyi ”dhog-dhog” yang terdengar pada saat proses menenun. Ada 2 jenis kapas sebagai bahan baku kain tenun gedhog yaitu yang berwarna putih dan cokelat. Kapas yang aslinya berwarna cokelat dengan nama kapas ”lawa” (”lowo” dalam bahasa Jawa), akan menghasilkan kain tenun berwarna cokelat, dan apabila digunakan sebagai bahan batik maka batik yang dihasilkan akan berwarna cokelat dan tidak pernah memiliki warna putih. Produk kain tenun gedhog mempunyai warna dan motif yang bermacan-macam. Ada yang polos, bermotif lurik, kotak-kotak dan motif lain, serta dengan satu warna atau lebih.

Kain Rayon

Kain Rayon (https://bahankain.com)

Kain Rayon adalah kain benang rayon yaitu serat hasil regenerasi serat selulosa, sifatnya menyerupai kapas akan tetapi kekuatannya lebih rendah terutama terhadap alkali. Dalam keadaan basah kekuatan kapas akan bertambah sementara rayon akan berkurang. Keunggulan kain rayon lebih berkilau dan mempunyai draping atau sifat menggantung lebih baik. Contoh antara lain kain shantung, kain paris rayon.

Kain Kaos

Kain Kaos (https://boutiqueofmodernbatik.blogspot.com)

Kain Kaos Kapas adalah kain katun hasil rajutan, biasanya dibuat batik dalam bentuk produk kaos oblong atau T-shirt. Biasanya batik Tuban juga menggunakan kaos kapas untuk T-shirt dengan motif khas Tuban.

Kain Sutra

Kain Sutra (https://boutiqueofmodernbatik.blogspot.com)

Kain Sutra, terbuat dari serat protein, yang diperoleh dari sejenis serangga Iepidoptera dan spesies utama yang dipelihara untuk menghasilkan sutra adalah Bombyx mori. Serat sutra berbentuk filamen dihasilkan dari larva ulat sutra pada saat membuat kepompong. Serat sutra mentah terdiri dari lebih kurang 75% fibroin dan 25% serisin yaitu sejenis perekat yang melapisi fibroin, berfungsi untuk melindungi fibroin dari gaya mekanik. Untuk proses pewarnaan lapisan serisin ini harus dihilangkan dengan proses degumming atau boil off, karena akan mengganggu penyerapan warna. Saat ini sutra yang ada di pasaran adalah sutra import, sutra lokal, dan sutra liar. Sutra import, yaitu kain sutra yang ditenun secara masinal yang dikenal dengan sutra super T54, sutra super T56, Abote, Organdi, Sifon, sutra kaca kotak, sutra salur yaitu kombinasi anyaman sutra super dengan organdi, sutra krepe, sutra kembang batu yang anyaman desain struktur dengan doby. Sutra lokal, yaitu kain sutra buatan dalam negeri ditenun dengan ATBM antara lain sutra polos, sutra granitan yang anyaman desain struktur dengan doby, sutra salur. Sutra liar, yaitu sutra yang dibuat dari serat ulat sutra yang dibudidayakan secara liar. Ulat-ulat sutra ini dibiarkan hidup di pohon mahoni, jambu mete, kedondong, sehingga makanannya adalah daun-daun dimana mereka hidup. Jenis serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya jambu mete atau daun kedondong disebut criccula, berwarna kuning keemasan. Sedangkan serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya daun mahoni disebut attacus, berwarna cokelat. Warna-warna tersebut warna alami.

Sahabat GPS Wisata Indonesia, itulah beberapa kain yang biasanya digunakan untuk bahan batik. Pemilihan bahan tergantung untuk apa nanti kain tersebut digunakan. Pilihlah bahan sesuai kebutuhan dan kualitas yang diinginkan.

Semoga Bermanfaat

Sumber: Fitinline

Peta Tenun Kalimantan

Peta Kalimantan (https://www.google.co.id)

Sahabat GPS Wisata Indonesia, untuk mempermudah dalam pencarian produksi Tenun di Propinsi Kalimantan, dibuat Site Map berdasarkan Propinsi seperti peta diatas, tinggal anda pilih (klik) yang diinginkan (warna biru).

1. Kalimantan Selatan

2. Kalimantan Timur
    a. Sarung Tenun Samarinda
    b. Kain Tenun Ikat Ulap Doyo

3. Kalimantan Barat
    a. Kain Tenun Sambas
    b. Kain Tenun Ikat Dayak Iban

4. Kalimantan Tengah

Kain Tenun Ikat Doyo, Kain Tradisional Suku Dayak Benuaq Kalimantan Timur

Kain tenun Doyo (https://budaya-indonesia.org)

Tenun doyo adalah kain tradisional hasil tangan kaum perempuan suku Dayak Benuaq di Tanjung Isuy (ibukota Kecamatan Jempang), Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Tenun yang terbuat dari serat tanaman doyo ini biasa dipakai oleh suku Dayak Benuaq dalam upacara-upacara adat dan digunakan sebagai mahar pada upacara perkawinan.

Sejak berabad-abad yang silam, suku Dayak Benuaq dikenal sebagai perajin tenun doyo. Namun, tidak diketahui secara pasti sejak kapan mereka mulai mengembangkan seni kriya ini hingga ke daerah Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai Barat. Beberapa sumber mengatakan bahwa tenun doyo sebelumnya pernah berkembang di dalam suku Ot Danum dari Kalimantan Selatan (Usman Achmad, et al., 1994/1995:12). Menurut Widjono (1998:77), suku Ot Danum termasuk dalam keluarga Barito. Namun, karena tanaman doyo (curculigo latifolia lend) sebagai bahan untuk membuat tenun doyo semakin sukar didapatkan menyebabkan sebagian dari suku Ot Danum pindah ke daerah Kalimantan Tengah (Achmad, et al., 1994/1995:11). Mereka itulah kemudian dikenal dengan suku Lewangan atau suku Luangan.

Kain tenun Doyo atau Ulap Doyo (https://www.indonesiakaya.com)

Suku Lewangan tidak begitu lama menetap di Kalimantan Tengah karena tanaman doyo sukar untuk dikembangkan di daerah tersebut. Suku Lewangan kemudian pindah lagi ke daerah Kalimantan Timur dengan melewati alur-alur sungai dan daerah pegunungan (Dalmasius Madrah T., 2002:4). Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai suku Dayak Benuaq. Suku Dayak Benuaq sebagian besar menempati daerah-daerah yang ada di Kabupaten Kutai Barat, khususnya Kecamatan Jempang. Di kecamatan ini, mereka tersebar lagi ke beberapa desa seperti Tanjung Isuy, Pentat, Muara Nayan, dan Lempunah. Tanjung Isuy yang merupakan ibukota Kecamatan Jempang adalah desa yang paling dikenal sebagai sentral industri rumah tangga tenun doyo di daerah Kalimantan Timur. Sejak akhir 1970-an, desa ini ramai dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berbelanja kain tenun doyo. Tenunan khas suku Dayak Benuaq ini digemari oleh wisatawan karena motif dan bahannya yang alami.

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk membuat tenun doyo diambil dari serat daun tanaman doyo. Maka sebab itulah tenun ini dinamakan dengan tenun doyo. Serat daun doyo diperoleh dengan cara memotong daun tanaman doyo sepanjang 1-1,5 meter, lalu direndam ke dalam air sungai hingga daging daun hancur. Setelah itu, daun yang telah hancur dikerik dengan menggunakan sebilah pisau bambu untuk memisahkannya dari tulang tengah daun doyo sehingga yang tersisa hanya seratnya. Serat itulah yang dibuat benang oleh kaum perempuan suku Dayak Benuaq untuk ditenun, dan kemudian diolah menjadi destar (laukng), baju atau kemeja, celana pendek, kopiah, dompet, tas, hiasan dinding, dan lain sebagainya.

Tanaman doyo yang banyak tumbuh di daerah tersebut memiliki beberapa varietas dan ciri-ciri yang berbeda. Suku Dayak Benuaq menggolongkan tanaman doyo ke dalam 6 (enam) varietas. Namun, dua dari keenam variates tersebut tidak dapat dijadikan sebagai bahan tenun karena tidak memiliki serat. Oleh karena itu, variates yang akan disebutkan berikut ini hanya yang memiliki serat untuk dijadikan sebagai bahan tenun, yaitu:

Tanaman Doyo (curculigo latifolia lend) - https://balitbangda.kutaikartanegarakab.go.id/

Doyo temoyo

Merupakan varietas tanaman doyo yang paling baik (nomor 1). Ciri-cirinya adalah bentuk daunnya agak langsing dan melengkung, berwarna hijau muda, dan urat daunnya tidak terlalu keras. Varietas ini terdapat di Desa Mencong dan Desa Perigi, Kecamatan Jempang.

Doyo pentih

Serat doyo pentih hampir sama dengan serat doyo temoyo. Hanya warna daun dan tangkainya yang membedakan kedua varietas tersebut. Daun doyo pentih berwarna hijau kekuningan dan lebih tahan terhadap sinar matahari.

Doyo biang

Ukuran daun dan tangkai daun doyo biang ini lebih panjang dan lebih lebih dari doyo temoyo dan doyo pentih. Panjang daun varietas ini bisa mencapai 150 cm dan lebar 25 cm, sedangkan panjang tangkai daun bisa mencapai 113 cm.

Doyo tulang

Ukuran daun doyo tulang lebih kecil daripada doyo biang dan doyo pentih. Namun, daun varietas ini agak tegak dan lentur karena tulangnya lebih keras. Oleh karena itu, serat daunnya akan pecah-pecah ketika dikerik (Achmad, et al., 1994/1995:15-16).

Selain keempat varietas tanaman doyo tersebut di atas, para perajin di Tanjung Isuy juga menggunakan benang katun, serat nanas, dan bahan-bahan tekstil lainnya sebagai kombinasi kain tenun doyo sehingga proses pembuatannya lebih cepat. Penggunaan bahan-bahan tekstil selain tanaman doyo tersebut tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

Warna

Pada dasarnya, warna asli serat doyo untuk bahan tenun adalah berwarna putih atau krem. Agar warna kain tenun doyo menjadi bervariasi dengan motif-motif yang indah, maka digunakan berbagai jenis bahan pewarna. Adapun jenis warna dan bahan pewarna yang biasa digunakan dalam tenun doyo adalah sebagai berikut:

Warna Hitam

Warna ini diperoleh dari asap hasil pembakaran damar yang dicampur dengan cairan pekat. Selain itu, bahan pewarna hitam juga dapat diperoleh dari daun pohon kebuau yang sudah tua. Serat daun kebuau tersebut direbus bersama dengan serat daun doyo sehingga serat tersebut menjadi berwarna hitam.

Warna merah

Bahan pewarna merah untuk tenun doyo terdiri dari tiga macam, yaitu:

1. Batu alam atau batu lado.

Batu alam yang diperoleh dari Sungai Lawa Bentian Besar di daerah Tanjung Isuy ini hanya merupakan alat untuk memberi warna merah pada tenun. Caranya adalah batu ini digosokkan pada piring putih dengan sedikit campuran air, kemudian dicoletkan pada benang tenun.

2. Biji buah glinggam (annatto bixa orellana) yang agak tua.

Caranya adalah beberapa biji buah glinggam yang telah dicampur dengan air diremas di dalam mangkuk hingga mengeluarkan cairan berwarna merah kental. Setelah itu, cairan berwarna merah tersebut dioleskan atau dicoletkan pada benang tenun.

3. Kulit batang pohon uar

Kulit pohon ini dikupas dan dipotong-potong, kemudian ditumbuk hingga air getahnya keluar, dan selanjutnya direndam selama satu malam hingga airnya menjadi merah tua. Setelah itu, serat daun doyo direndam dalam air getah kulit uar selama beberapa jam hingga serat tersebut menjadi merah.

Buah Glinggam untuk pewarna merah pada tenun doyo

Warna hijau

Warna ini dapat diperoleh dari daun putri malu (aminosa pudica) dengan cara terlebih dahulu dilumatkan, kemudian direbus hingga berwarna hijau kental, dan selanjutnya dioleskan pada benang tenun.

Warna kuning

Warna ini diambil dari umbi kunyit (curcuma longa) dengan cara diparut dan diberi air sedikit, kemudian diperas hingga mengeluarkan cairan berwarna kuning kental, dan selanjutnya dioleskan pada benang tenun.

Warna coklat

Warna ini diperoleh dari akar kayu oter dengan cara diambil getahnya dan kemudian dioleskan pada benang tenun (Achmad, et al., 1994/1995:22-23).

Dewasa ini, para perajin sudah banyak yang menggunakan bahan sepuhan kue sebagai bahan pewarna dan cat warna rhodamine (I.C.I.) untuk pencelupan benang tenun. Hanya saja cat warna yang juga biasa digunakan sebagai bahan pewarna makanan ini daya tahannya terhadap air sangat rendah.

Ragam Hias (Motif)

Doyo atau Ulap Doyo juga pas untuk kalangan anak-anak dan remaja

Ragam hias pada kain tenun doyo pada umumnya hampir sama dengan ragam hias yang diterapkan pada kain tenun di daerah lain di Nusantara. Motif-motif yang paling menonjol pada tenun doyo adalah motif dengan gaya swastika, misalnya pada motif timang atau harimau (Achmad, et al., 1994/1995:29). Motif dengan gaya swastika pada tenun doyo diperkirakan mendapat pengaruh dari tenunan Gujarat, India, yang dibawa oleh para pedagang-pedagang Islam yang datang ke Indonesia hingga sampai ke daerah Kalimantan (Achmad, et al., 1994/1995:11). Kini, tenun doyo memiliki puluhan jenis ragam hias atau motif yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Ragam hias atau motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:
  • Motif naga, yaitu melambangkan keayuan seorang wanita 
  • Motif limar atau perahu, yaitu lambang kerja sama dalam usaha. Perahu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Benuaq merupakan alat transportasi yang di sungai dan di danau 
  • Motif kimas atau ikan, yaitu bermakna sebagai suatu pertanda atau peringatan berupa nasehat dari leluhur kepada generasi penerusnya. 
  • Motif timang atau harimau, yaitu melambangkan keperkasaan seorang pria. 
  • Motif tangga tukar toray atau tangga rebah atau terbalik, yaitu bermakna melindungi usaha dan kerjasama dalam masyarakat. 
  • Motif tipak mening knowala atau gigi graham, yaitu melambangkan peran orangtua dalam suatu kerjasama atau bermasyarakat. 
  • Motif timang nuat atau harimau yang tunduk, yaitu melambangkan suatu harapan agar keperkasaan atau keberanian seseorang tidak boleh lemah atau pudar. 
  • Motif timang sesat sungkar atau tangga harimau, yaitu melambangkan agar kerjasama dan usaha masyarakat harus senantiasa tegar dan berani untuk mencapai cita-cita.
  • Motif tengkulut tongau atau patung, yaitu sebagai lambang kepercayaan masyarakat setempat tentang kehidupan di alam lain setelah manusia mengalami kematian. Oleh karena itu, patung itu memegang peranan penting dalam upacara kwangkai 
  • Motif brabang atau senduk yang bersusun-susun, yaitu melambangkan kemewahan dan kesenangan seseorang. 
  • Motif upak talang atau kulit bambu, yaitu melambangkan kesuburan 
  • Motif wahi nunuk atau akar pohon beringin, yaitu melambangkan keberhasilan suatu pekerjaan yang tergantung pada kerjasama di dalam masyarakat. 
  • Motif tempaku atau pinggiran tenun yang berbentuk tumpal, yaitu melambangkan keberhasilan yang sempurna suatu usaha.
  • Motif tekulut atau katak, yaitu melambangkan akhir dari suatu pekerjaan.
  • Motif tekuran atau titik-titik hujan, yaitu melambangkan kesuburan lingkungan si perajin tenun. 
  • Motif tapus tongan atau kembang anggrek, yaitu melambangkan kesuburan generasi muda untuk mencapai cita-cita. 
  • Motif rakang atau kembang penggerek kelapa, yaitu melambangkan suatu masalah kecil yang lama-kelamaan akan membawa petaka besar.
  • Motif pupu atau kupu-kupu, yaitu melambangkan harapan dan kesuburan.
  • Motif pucuk rebun atau bambu muda, yaitu melambangkan kekuatan dari dalam dan secara abstrak menggambarkan manusia itu sendiri (Achmad, et al., 1994/1995:30-34).
Sumber: Melayuonline

Kain Tenun Ikat Dayak Iban Kalimantan Barat


Suku Iban merupakan salah satu sub Suku Dayak yang hidupnya tersebar di perbatasan Malaysia dan Kalimantan Barat, khususnya di perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu dan Malaysia. Umumnya, Suku Iban yang berdiam di wilayah Indonesia dikenal mempunyai pertalian darah dengan Suku Iban Malaysia.

Masyarakat suku Iban mendiami rumah-rumah panjang (rumah panjai) yang dikepalai oleh seorang "pemilik rumah" (Tuai Rumah). Seorang Tuai Rumah-lah yang mengatur kehidupan masyarakat Suku Iban di dalam Rumah Panjang (Rumah Bentang).

Suku Iban mempunyai kekhasan budaya yang bisa dibedakan sub-suku Dayak lainnya misalnya dalam hal Bahasa, Alat Musik, Tarian, Kerajinan Tangan, terutama tenun ikatnya. Di antara beberapa Sub Suku yang mendiami wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Suku Iban merupakan salah satu dari dua Sub Suku Dayak selain Kantuk, yang masih mempunyai tradisi tenun ikat. Umumnya tenun ikat Suku Iban bermotif dasar naga, bunga, manusia (orang-orangan), ataupun perpaduan ketiga jenis motif dasar tersebut.

Dulu Suku Dayak Iban hanya mengenakan pakaian hasil tenunan atau olahan kulit kayu sendiri dan keterampilan menenun kain ikat ini menjadi syarat layaknya seorang remaja putri untuk memasuki gerbang pernikahan. Semakin melimpahnya kain dan baju jadi di pasar yang mudah dijangkau, mulai melunturkan nilai adat Suku Iban yang dulunya membuat sandang sendiri.

Kini hanya Martha Sambong (46) seorang wanita dari Dusun Ngaung Keruh, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yang mampu menenun di lingkungan betang (rumah panjang) itu. Keterampilan ini pun dia pelajari setelah usia 40 tahun.

Dalam hal tenun ikat, di antara masyarakat Suku Iban dikenal empat jenis tenunan dengan tingkat kesulitan/kerumitan yang berbeda, sehingga memerlukan waktu pengerjaan yang berbeda pula.

Ragam Hias (Motif)

Dalam pembuatan kain ikat ini terdapat empat macam warna utama, yaitu merah, hitam, kuning, dan putih. Martha mengandalkan pewarna alami yang tahan lama dengan memanfaatkan alam sekitarnya. Warna merah ia peroleh dari daun mengkudu (Morinda Citrifolia) atau kulit kayu salam. Warna hitam didapatkan dari daun renggat atau lumpur. Warna kuning didapatkan dari kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma xanthorhiza).

Kain Tenun Ikat dikenal empat jenis tenunan dengan tingkat kesulitan atau kerumitan yang berbeda dalam proses pengerjaannya.

1. Tenun Kebat


Kain ini bermotifkan bunga, manusia, dan naga. Warna dasarnya coklat dengan motif putih. Jenis tenunan ini merupakan jenis tenun paling sederhana. Biasanya seorang wanita Iban bisa menyelesaikan tenunan ini 2 lembar dalam waktu satu bulan. Harga yang biasa dijual kepada tamu asing untuk kain tenun jenis ini biasanya dinilai sebesar Rp 800.000 perlembar dengan ukuran maksimal 2m x 0,5 m.

2. Kain Tenun Sidan


Kain ini bermotif bunga dan orang saja. Warnanya lebih bervariasi tergantung permintaan orang yang memesannya. Pengerjaannya lebih rumit dibandingkan jenis tenunan pertama. Biasanya seorang wanita Iban bisa menyelesaikan jenis tenunan ini 1 lembar dalam sebulan dengan ukuran 2m x 0,5m. Karena lebih rumit dari yang pertama, maka kain jenis tenunan ini dijual dengan harga Rp 1.000.000 perlembar.

3. Kain Tenun Songket


Warna dan motifnya lebih bervariasi dibandingkan jenis tenunan pertama dan kedua, sehingga cara pengerjaannya pun lebih rumit dibandingan kedua jenis tenunan sebelumnya. Motif dasarnya bisa berupa naga, bunga, dan orang-orangan atau perpaduan ketiganya. Seorang wanita Iban bisa menyelesaikan jenis tenunan ini 1 lembar dalam waktu 4-6 bulan dengan ukuran maksimal 2m x 0,5 meter. Karena lebih rumit, kain jenis ini dijual dengan harga Rp 2.000.000 perlembar kepada para wisatawan.

4. Kain Tenun Plin Slam


Jenis kain tenun ini merupakan kain tenun paling tua bagi Suku Iban, sehingga tidak semua wanita Iban generasi muda pandai menenun dengan motif atau corak seperti ini. Hanya ibu-ibu generasi tua yang mampu menenun kain jenis ini. Motifnya jauh lebih rumit dan pengerjaanya jauh lebih lama. Karena langka dan rumit proses penenunannya, maka umumnya dijual dengan harga perlembar Rp 2.500.000. Biasanya seorang wanita tua mengerjakan satu lembar kain ukuran 2m x 0,5 cm dalam waktu 1 tahun.

Di hadapan alat tenun ikat tradisional inilah, para wanita Iban menyalurkan keahlian turun-temurun leluhur mereka di sela-sela kesibukan berladang. Faktor kurangnya minat wisatawan untuk membeli kain tenunan mereka dan permintaan pasar yang tidak menentu menyebabkan para wanita Iban perbatasan tidak dapat mengandalkan tenunan mereka sebagai sumber pendapatan tetap keluarga semakin membuat budaya tenun ikat Dayak Iban ditinggalkan oleh kaum wanitanya. Kini aktivitas menenun hanya dijadikan sebagai hobi yang dikerjakan di sela-sela kesibukan berladang padi yang hasilnya sangat tidak memadai.

Sumber: Erzariani

Kain Tenun Sambas Kalimantan Barat


Kalimantan Barat mempunyai kain tenun yang khas, bernama kain tenun sambas. Apabila anda berpikir bahwa sambas adalah nama sebuah kabupaten di kalimantan barat maka anda benar.

Kain Tenun Sambas yang biasa di sebut ” Kain Lunggi ” atau Kain Benang Emas karena salah satu bahan yangdigunakan adalah benang emas berwarna kuning emas. ”Kain tenun Sambas” memang masih belum banyak dikenal orang.

Tenun ikat Sambas atau yang lebih akrab disebut Tenun Sambas, sebagaimana namanya, merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan oleh masyarakat Sambas, Kalimantan Barat. Konon, kain ini telah ada sejak kesultanan Sambas dipimpin Sultan Sulaiman. Sultan Sulaiman mendirikan Kesultanan Sambas pada tahun 1675 M dan memerintah selama selama 10 tahun, yaitu sampai tahun 1685, dengan gelar Sultan Muhammad Shafiuddin I.


Namun, dengan melihat motif-motif tumbuhan yang sangat dominan pada Tenun Sambas, tenunan ini mungkin telah ada sebelum berdirinya Kesultanan Islam Sambas, yaitu ketika di Sambas masih berdiri kerajaan-kerajaan Hindu. Jika Tenun Sambas telah ada pada masa Sultan Sulaiman memerintah kesultanan Sambas atau bahkan sebelumnya, maka Tenun Sambas hingga saat ini telah berumur lebih dari 300 tahun.

Keberadaan Tenun Sambas yang mampu melewati rentang waktu tiga abad menunjukkan bahwa tenunan ini mempunyai keistimewaan tertentu yang membuatnya senantiasa dilestarikan. Orang-orang Sambas menggunakan kain tenunan ini sebagai pelengkap pelaksanaan ritual adat, salah satunya adalah upacara adat perkawinan. Dalam upacara perkawinan, kain Tenun Sambas digunakan sebagai pelengkap barang antaran atau seserahan dari pihak mempelai lelaki kepada mempelai perempuan, dan kain cual dijadikan balasan barang antaran dari mempelai wanita ke pihak mempelai laki-laki. Dengan digunakannya Tenun Sambas sebagai salah satu pelengkap ritul adat, maka tenunan ini merupakan teman orang-orang Sambas dalam mengarungi hidupnya. Dengan fungsinya tersebut, wajar jika Tenun Sambas terus (baca: harus) dilestarikan oleh masyarakat Sambas.

Motif

Beberapa bentuk motif pucuk rebung

Salah satu ciri khas Tenun Sambas adalah keberadaan pucuk rebung atau orang Sambas biasa menyebutnya suji bilang sebagai motifnya. Kain Tenun Sambas, menurut Suhaeri dengan mengutip Sahidah, selalu ada pucuk rebungnya. Motif pucuk rebung berbentuk segi tiga, memanjang dan lancip. Disebut pucuk rebung karena merupakan stilirisasi dari tunas bambu muda. Penggunaan pucuk rebung sebagai ciri khas Tenun Sambas bukan sebuah kebetulan, tetapi memiliki makna yang luas dan mendalam. Sedikitnya ada tiga makna dari penggunaan motif ini sebagai ciri khas. Pertama, sebagai pengingat agar orang-orang sambas terus berupaya untuk maju. Pucuk rebung adalah bagian dari pohon bambu yang terus tumbuh dan tumbuh. Semangat trus tumbuh inilah yang ingin disampaikan oleh motif ini. Kedua, orang Sambas harus senantiasa berpikiran lurus, sebagaimana tumbuhnya pucuk rebung. Pucuk rebung selalu tumbuh lurus hingga menjulang tinggi. Ketiga, jika mencapai puncak tertinggi, tidak boleh sombong dan arogan, sebagaimana pohon bambu yang selalu merunduk ketika telah tinggi.

Keistimewaan kain tenun Sambas lainnya memiliki 2 unsur motif yang berbeda seperti unsur china pada motif mawar dan unsur islam pada motif geometrik.

Beragam Tenun Sambas (https://www.fimela.com)

Konon, Kain Tenun Sambas hingga saat ini telah memiliki ratusan motif. Motif-motif Tenun Sambas yang saat ini cukup dikenal masyarakat, di antaranya Tepuk Pedada, Siku Keluang, Mata Punai, Awan Larat, Pucuk Rebung, Bunga Pecah, Bunga Melur, Biji Periak, Angin Putar, Ragam Banji, Bunga Cengkeh, dan Bunga Cempaka. Salah satu keunikan Tenun Sambas adalah walaupun memiliki banyak motif, motif pucuk rebung senantiasa menjadi tajuk dalam setiap helai Kain Tenun Sambas.

Berikut ini beberapa jenis Kain Tenun Sambas dengan beberapa motif yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat.

1. Kain Telur Bunga Cangkring

Disebut Telur Bunga Cangkring karena kain ini memiliki motif bunga-bunga cangkring yang disusun dalam satu bundaran berbentuk telur warna hitam dengan kombinasi pucuk rebung. Kain ini sangat cocok dipakai pada waktu menghadiri kegiatan-kegiatan yang dilaksananakan pada malam hari. Dengan memakai kain ini, seseorang akan terlihat berwibawa.


Kain Tenun Sambas ini memiliki beberapa motif, antara lain: pucuk rebung,tahi lalat, talok mata ayam, tabur bunga melati kecil, bunga tanjung, bunga malek, bunga cangkring, dan bunga mawar merah.

2. Kain Rantai Mas


Kain Rantai Mas ini memiliki warna dasar hijau. Kain ini biasanya dipakai oleh kaum wanita untuk menghadiri acara-acara penting, seperti menghadiri undangan dari pembesar suatu daerah atau undangan dari raja.

Kain Tenun Sambas ini merupakan perpaduan beberapa motif, seperti: pucuk rebung, tahi lalat (berbentuk titik), bunga telur mata ayam, tujuh tabur bunga melati kecil di tengah- tengah, bunga tanjung,bunga malek, dan bunga cangkring.

3. Kain Mahkota Berawan


Motif yang paling menonjol dan khas pada kain ini adalah dua ekor burung yang bertengger diatas mohkota raja yang selimuti awan. Menandakan kemerdekaan dan kemakmuran.

4. Kain Sabuk Rantai Berbintang


Kain Tenun Sambas ini biasanya dipakai oleh kaum pria untuk melengkapai baju teluk belanga (baju khas Melayu). Kain yang memiliki warna dasar ungu ini memiliki ukuran setengah dari kain biasa, dan biasanya dipakai lewat batas lutut atau setengah saja.

Tenunan Sabuk Rantai Berbintang ini merupakan kombinasi dari beberapa motif, seperti: pucuk rebung, tahi lalat, talok mata ayam, tabur bunga melati kecil, bunga tanjung, bunga malek, bunga cangkring, dan bunga mawar.

5. Kain Sabuk Bintang Timur


Kain ini memiliki warna dasar merah muda dengan motif bintang yang sangat mencolok, sehingga mengandung makna cita-cita yang luhur. Oleh karena itu, kain ini sangat cocok dipakai oleh anak- anak yang menjelang baliqh.

Tenunan ini diperkaya oleh beberapa motif, seperti: pucuk rebung, tahi lalat (berbentuk titik), bunga telur mata ayam, tabur bunga, bunga tanjung, dan bunga cangkring.

Sumber: Melayuonline

Peta Tenun Jawa Barat

Peta Jawa Barat (https://www.google.co.id)

Sahabat GPS Wisata Indonesia, untuk mempermudah dalam pencarian kota atau kabupaten yang memproduksi Tenun di Provinsi Jawa Barat, dibuat Site Map berdasarkan Peta diatas, tinggal anda pilih (klik) kota atau kabupaten yang diinginkan (warna biru).

  1. Bandung
  2. Cimahi
  3. Subang
  4. Purwakarta
  5. Karawang
  6. Bekasi
  7. Depok
  8. Bogor
  9. Sukabumi
10. Cianjur
11. Garut
12. Tasikmalaya
13. Banjar
14. Ciamis
15. Kuningan
16. Cirebon
17. Majalengka
18. Indramayu
19 Sumedang

Semoga bermanfaat.