Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Alat Musik Tradisional Kalimantan Timur


Budaya, kesenian dan alat musik tradisional Kalimantan Timur sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Timur Tengah dan Melayu, hal ini dapat terlihat dari beberapa alat musik tradisional Kalimantan Timur yang sering dimainkan oleh masyarakat dalam acara tari-tarian atau upacara adat setempat. Salah satunya adalah tari Jepen yang sering dilakukan oleh penduduk asli Kalimantan Timur yaitu suku Kutai, tari Jepen ini diiringi oleh sebuah nyanyian dan irama musik khas tradisional yang disebut dengan Tingkilan. Alat musiknya terdiri dari Gambus yaitu sejenis gitar berdawai 6 yang tidak jauh berbeda dengan mandolin. Gambus ini awalnya berasal dari Timur Tengah yang kemudian dibawa oleh pedagang melayu sampai ke pesisir Kalimantan Timur dan ketipung yaitu semacam kendang kecil. yang biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu bernuansa Timur Tengah.

Sampek


Di kalangan masyarakat suku Dayak sendiri untuk menggambarkan alat musik tradisional kebanggaan mereka tersebut, terkenal sebuah ungkapan, Sape’ benutah tulaang to’ awah. Apabila diartikan secara harfiah, ungkapan tersebut bermakna, “Sampek bisa meremukkan tulang-belulang hantu yang gentayangan”. Mungkin terdengar berlebihan namun suara yang dihasilkan alat musik petik yang satu ini memang mampu membuat merinding yang mendengarnya karena begitu menyentuh perasaan.

Dalam bahasa lokal, sampek dapat diartikan “memetik dengan jari”. Sebagai alat musik tradisional, sampek tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan tapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakatnya. Alat musik ini jelas berperan dalam pelaksanaan upacara-upacara adat. Sampek sering dimainkan pada saat pesta adat dan gawai padai (acara syukuran atas hasil panen padi). Sampek biasanya dimainkan minimal 1 orang atau bisa juga 2 hingga 3 orang.

Gambus


Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal dari Timur Tengah. Pengaruh dari Timur Tengah dibawa oleh orang-orang Melayu yang banyak bermukim di pesisir Kalimantan Timur. Kebanyakan orang-orang Melayu ini beragama Islam.

Gambus yang digunakan dalam Tingkilan menggunakan kayu nangka sebagai badannya. Berat gambus ini sekitar 50 gram dan memiliki panjang 70 cm. Badan gambus bercat coklat, sedangkan dawainya dari bahan nilon. Dawai dalam gambus bervariasi, mulai dari berdawai empat hingga duabelas.

Ketipung


Alat musik yang satu ini juga termasuk salah satu alat musik tradisional yang berbau Timur Tengah yang membawa pengaruh sampai ke Kalimantan Timur. Alat musik ketipung ini adalah sejenis gendang kecil yang biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu bernuansa Timur Tengah.

Kadire

Kadire (https://www.berbagifun.com)

Kadire termasuk alat musik tiup yang bentuknya menyerupai keledi. Sumber bunyi kadire tidak diperoleh dengan meniup buah labu yang dikeringkan, melainkan tempurung kelapa. Tempurung kelapa ini berfungsi sebagai pengatur nada. Kadire dimainkan saat upacara adat masyarakat Dayak kenyah.

Kadire sedang dimainkan (https://budaya-indonesia.org)

Sluding (Klentengan)


Alat musik ini terbuat dari kayu. Sluding atau klentangan merupakan alat musik pukul jenis silofan yang mirip dengan gambang. Alat musik ini terdiri dari 8 bilah kayu yang ditempatkan pada rak kayu. Pada sisi kanan dan kiri sluding dihias dengan motif kepala burung Enggang yang dianggap sebagai hewan sakral oleh suku bangsa Dayak Modang. Alat musik ini dimainkan saat upacara adat.

Lulung 


Alat musik ini terbuat dari bambu. Alat musik ini berupa sitar tabung yang masuk dalam golongan idiokordofon. Lulung dilengkapi 6 dawai yang diambil dari badan bambu. Alat musik ini dimainkan para wanita Dayak Kenyah dengan cara dipetik.

Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT)


Jenis alat musik tradisional kerakyatan Nusa Tenggara Timur dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Flores, Kabupaten Sumba, Kabupaten Rote, Kabupaten Sabu, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sikka, Kabupaten TTS (timur tengah selatan) maupun TTU (timur tengah utara). Masing-masing jenis kesenian alat musik tradisional tersebut memiliki kekhususan, keunikan dan karakteritas tersendiri, yang mencerminkan kehidupan dan kepribadian masyarakatnya tersendiri.

Sasando

Sasando (https://stresseffect.wordpress.com)

Merupakan alat musik tradisional khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Di Pulau Rote, istilah sasando sering disebut sasandu yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi, sedangkan di Kupang disebut Sasando. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik, hampir sama dengan kecapi dan gitar. Bahan pembuat sasando secara keseluruhan terbuat dari pohon daun lontar, yang dilengkungkan setengah lingkaran yang berfungsi sebagai resonansi.

Sasando Elektrik (https://www.kaskus.co.id)

Dari ujung ke ujung daun tersebut terlentang potongan bambu yang terlihat sebagai garis tengah bundaran, yang di letakan ganjalan di tengahnya untuk mengikat atau meletakan dawai atau senar, nada yang dihasilkan akan berbeda yang dipengaruhi oleh ganjalan. Meski sesando hampir sama dengan alat musik petik lainnya, namun sesando memiliki keunikan sendiri dengan musik atau nada yang bervariasi, sebab sesando memiliki senar yang banyak, mulai dari 28, 56 dan 84 dawai atau senar.

Pitung Ong

Pitung Ong (https://www.indonesiaheritage.org)

Alat Musik ini berasal dari Alor, terbuat dari kayu dan bambu. Alat musik ini secara lengkap mewakili bagian dari gong asli (perunggu). Pitung ong biasanya dimainkan di ladang sebagai ungkapan rasa bahagia setelah menyelesaikan kegiatan berkebun secara gotong royong, misalnya sehabis tanam dan selesai panen. permainan alat musik ini juga sering diselingi dengan tarian untuk menambah semarak suasana.

Edang / Ti / Harabili

Edang / Ti / Harabili (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu, dengan panjang 20,5 cm dan lebar 2 cm. Alat musik jenis harpa mulut, terbuat dari belahan bambu yang tipis. Bagian tengah belahan terdapat lidah sebagai sumber bunyi. Pangkal lidah dipasang tali yang berfungsi untuk menggetarkan bagian lidah apabila ditarik ke arah kanan. Edang biasa dimainkan oleh para petani saat waktu senggang ketika di sawah.

Kediding (Adiding)

Kediding (Adiding) - (https://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini berasal dari Alor, terbuat dari bambu. kediding termasuk dalam kelompok alat musik petik. Di sebelah kanan dan kiri lubang resonansi terdapat masing-masing 3 buah dawai. Alat musik ini sangat populer bagi masyarakat Kabupaten Alor yang berprofesi sebagai petani ladang. Mereka memainkan kediding saat menjaga ladang pada malam hari dan untuk menghilangkan rasa sepi.

Tambur Terompet (Bi)

Tambur Terompet (Bi) - (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang. Tambur terompet dibuat dari kayu lai (sejenis kurma hutan) dan kulit rusa. Alat musik ini dimainkan saat berlangsung upacara adat dan untuk mengiringi lego-legi (tari tradisional) bagi kalangan bangsawan. Konon, tambur seperti ini pertama kali ditemukan oleh Agustinus. benda aslinya sekarang tersimpan di suku bangsa Alalu, Desa Aramaba, Kecamaan Pantar Tengah.

Mendut


Alat musik dari bamboo, petik atau dipukul dengan menggunakan sepotong kayu yang berukuran kecil, berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang berumur 1,5 tahun, panjangnya kira-kira 40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi.

Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengan batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.

Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Barat (NTB)


Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bermacam-macam kebudayaan, baik itu dalam hal seni tari, kerajinan tangan, pakaian adat, rumah adat, lagu daerah, alat musik daerah, upacara adat, makanan khas daerah sampai obyek wisata.

Sahabat GPS Wisata Indonesia, disusun kembali alat musik tradisional yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) dari berbagai sumber.

Pareret


Alat musik ini terbuat dari bambu. Pareret merupakan alat musik tiup sejenis terompet yang dimainkan dalam orkestra yang berfungsi sebagai pembawa melodi. Alat musik ini berkembang di Lombok bagian barat dalam subkultur Hindu yang dibawa oleh orang-orang Bali. Selain itu, pareret juga terdapat di daerah Karangasem, Bali meskipun kini sudah jarang keberadaanya.

Dalam membuat pareret diperlukan hari baik yaitu pada hitungan pasaran Pahing, sedangkan harinya apa saja. Selain itu, disediakan sesajen (andang-andang) terdiri dari beras, kepeng bolong (satakan), buah pinang, dan benang kotak setukel. Andang-andang mempunyai makna perlindungan agar si pembuat tidak leles (mata merah dan berair). Pareret dimainkan sebagai salah satu kelengkapan upacara persembahyangan dan adalah ulang tahun pura bagi orang Bali yang hidup di Lombok Barat.

Satong Srek

Satong Srek (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan seng. Satong srek dibuat dari bambu yang salah satu bagiannya diberi penampang berupa lempengan seng yang dibuat tajam dan kasar permukaannya. Jika permukaan seng digesek atau dipukul akan mengeluarkan bunyi. Satong srek dimainkan sebagai alat musik tambahan dalam suatu bentuk orkestra kesenian tradisional dan dapat pula dimainkan secara solo / individual. Alat musik ini biasanya untuk mengiringi tarian nguri, syier male, badede, bulan kasandung, ngumang rame. Satong srek dapat juga dipadukan dengan alat-alat musik modern.

Genggong

Genggong (https://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan tali. Suara genggong atau harpa mulut dihasilkan dari getaran lidah genggong akibat tarikan tangan si pemain, serta pengaturan nafas pada rongga mulut dan sentuhan lidah pada langit-langit. Oleh karena itu, pemain genggong yang baik terdiri dari dua jenis; yakni genggong lanang menghasilkan nada tinggi dan genggong wadah yang menghasilkan nada rendah. Dalam pembuatan genggong selain diperlukan andang-andang (sesaji) berupa beras, benang, sirih pinang, dan uang kepeng juga perlu ditentukan hari baik (hari Jumat) untuk mengambil pelepah enai atau bambu. Sajian tersebut bertujuan untuk menghindarkan si pembuat dari hal-hal yang tidak diingginkan dan genggong dapat menghasilkan suara yang jernih.

Gula Gending

Gula Gending (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari seng dan tekstil. Instrumen ini digunakan untuk menjajakan gula kapas (harum manis) yang terbuat dari gula pasir. Oleh karena itu, alat tersebut kemudian dinamakan gula gending. Tempat penyimpanan gula dalam bahasa Sasak disebut Tongkaq juga berfungsi sebagai instrumen musik. Dimainkan dengan cara menggendong tongkaq, kotak dipukul dengan jari tangan kanan dan kiri sesuai gending/lagu yang dimainkan.

Gula Gending (https://budaya-indonesia.org)

Gula gending dimainkan berkeliling ke pelosok kampung sambil menjajakan gula kapas. Gending yang dimainkan berfungsi sebagai daya tarik anak-anak untuk membeli. Jenis gending yang dimainkan antara lain buah Odaq, Tempong Gunung dan sebagainya.

Gula Gending (https://budaya-indonesia.org)

Palompong

Palompong (https://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam. Palompong termasuk dalam jenis alat musik silofan. Cara memainkannya, pemain duduk dengan dua kaki dalam posisi lurus ke depan, sementara palompong diletakkan di atas paha kemudian bilah dipukul dengan dua pemukul. Rongga di antara paha dan bilah-bilah palompong berfungsi sebagai resonator.

Dahulu alat ini dimainkan secara tunggal dan biasanya dimainkan oleh laki-laki pada saat menunggu sawah atau ladang untuk mengusir sepi. Saat ini palompang juga dimainkan oleh wanita dan menjadi bagian dari orkestra Gong Genang yang berfungsi sebagai alat musik ritmik untuk mengiringi tari-tarian pada saat irama cepat. Palompang merupakan alat musik khas Kabupaten Sumbawa, namun ada juga alat musik sejenis ini di daerah Lombok dengan sebutan "cungklik".

Sarone

Sarone (https://sulaimantbn.blogspot.com)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan daun kelapa. Sarone merupakan alat musik tiup sejenis klarinet terdiri dari 3 bagian, yaitu mulut (gulungan daun lontar). Pada bagian mulut terdapat lidah tunggal (single reed) yang direkatkan terbuat dari bambu tipis. Lidah-lidah berfungsi sebagai alat bantu tiup yang langsung mengenai bibir pemain.

Sarone ini dilengkapi dengan empat lubang nada dan dimainkan dengan cara berkelompok bersama alat musik lainnya, seperti Rebana Rea dan Rebana Ode. Sarone juga menjadi bagian dari ensambel gong gendang sebagai pembawa melodi yang dimainkan bersama gong dan gendang. Konon sebelum dimainkan sarone diasapi terlebih dahulu dengan kemenyan agar dapat menghasilkan suara-suara yang jernih dan menarik. Oleh masyarakat Sumba suara sarone dipercaya dapat menarik gadis dan menolak dari gangguan orang-orang yang memiliki itikad tidak baik.

Gendang Beleq

Gendang Beleq (https://gendangku.blogspot.com/)

Gendang Beleq merupakan salah satu alat musik tradisional Suku Sasak. Gendang Beleq memiliki arti gendang besar karena ukurannya yang besar melebihi ukuran gendang pada umumnya. Gendang Beleq digunakan untuk mengiringi dan menghibur prajurit menuju medan perang dan menyambut kedatangan mereka dari medan perang. Akan tetapi, dengan perkembangan zaman gendang beleq digunakan untuk menyambut kedatangan tamu (Biasanya petinggi negara dalam ataupun luar negeri) selain itu untuk mengiringi upacara adat nyongkolan.

Alat Musik Tradisional Bali (Video)


Alat Musik Tradisional Bali pada umumnya juga dapat ditemukan dibeberapa provinsi lain di Indonesia. Akan tetapi selain perbedaan nama tentu saja alat musik tersebut memiliki ciri khas baik bentuk ornamen, ukiran atau cara memainkannya yang membuatnya berbeda walaupun dengan fungsi dan bunyi yang sama.

Rindik


Rindik merupakan salah satu alat musik tradisional Bali. Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul tersebut terbuat dari susunan bambu.

Terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh Rindik. Rindik biasa digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat "Joged Bumbung. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini Rindik sudah lebih fleksibel dalam pemakaiannya. Beberapa diantaranya adalah sebagai pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi serta dapat pula untuk menyambut tamu.

Ceng-Ceng


Alat musik tradisional Bali selanjutnya disebut dengan Ceng-ceng. Ceng ceng adalah musik yang berbentuk seperti 2 buah keping simbal yang terbuat dari logam, yang dimainkan dengan carame madukan keping simbal tersebut. Alat musik tradisional Bali yang satu ini dipakai untuk mengiringi gamelan maupun rindik.

Pereret

(https://www.mekarbhuana.com)

Merupakan alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi trompet. Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya alat musik ini digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar suara yang sangat merdu dan menawan hati.

Di Bali jaman dahulu dikenal dengan istilah Pereret pengasih asih. Hal ini disebabkan karena biasanya alat ini sering dipakai oleh perjaka untuk mengguna-gunai seorang gadis yang dicintai nya, lalu memainkannya pada malam hari diatas pohon yang tinggi, sehingga suaranya bisa didengar sayup-sayup merdu dari jarak kurang lebih satu kilometer. Sebelum dipakai, alat tersebut terlebih dahulu diisi dengan kekuatan gaib oleh Jero Balian (Dukun) dengan cara memberi sesajen sakral yang dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati.

Genggong


Merupakan salah satu instrumen getar yang unik yang semakin jarang dikenal orang. Keunikannya terletak pada suara yang ditimbulkannya yang bila dirasakan memberi kesan mirip seperti suara katak sawah yang riang gembira bersahut-sahutan di malam hari. Keunikannya yang lain adalah memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator.

Alat musik tradisional Bali ini dibunyikan dengan cara mengulum (yanggem) pada bagian yang disebut “palayah”nya. Jari tangan kiri memegang ujung alat sebelah kiri dan tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil yang dihubungkan dengan tali benang dengan ujung alat di sebelah kanan. Untuk membunyikannya maka benang itu ditarik-tarik ke samping kanan agak menyudut ke depan, tetapi tidak meniupnya. Rongga mulut hanya sebagai resonator, dibesarkan atau dikecilkan sesuai dengan rendah atau tinggi nada yang diinginkan. Di Bali alat musik Genggong ini semata-mata dipakai sebagai hiburan, misalnya dalam acara perkawinan.


Seniman pengrajin pembuat genggong yang masih aktif banyak didapatkan di Desa Batuan, Kabupaten Gianyar, misalnya pada seorang yang bernama I Made Meji. Ada kalanya dibuat sebagai barang “souvenir” yang dijajakan buat para wisatawan. Bahan untuk membuat genggong adalah pelepah pohon enau yang di Bali disebut “pugoug”. Dipilih yang cukup tua dan kering, lebih diutamakan yang mengering di batangnya sendiri. Dipilih kulit luarnya, dibuat irisan penampang segi empat panjang dengan ukuran lebih kurang 2 cm lebar dan dua puluh cm panjangnya. Bagian dalam yang lunak dibersihkan hingga tinggal luarnya yang keras setebal kira-kira seperempat cm. Palayah atau bagian instrumen yang bergetar terletak di tengah-tengah irisan yang kedua ujungnya berjarak dua cm dari batas ujung penampang irisan. Lebar palayah setengah cm. Palayah terdiri dari badan palayah dan ujung palayah yang berada atau mengarah ke bagian kiri irisan. Ujung palayah ini diusahakan setipis mungkin dengan lebar kira-kira sepuluh mm. Demikian pula bagian badan palayah dibuat tipis, kira-kira 2 cm di bagian atasnya dibuat tetap tebal, yaitu setebal irisan keseluruhan penampang irisan. Selanjutnya pada ujung kanan irisan penampang dibuat lobang tempat tali benang, yang kira-kira panjangnya 5 cm.

Benang itu diikatkan pula pada setangkai bambu bundar yang kecil, sepanjang 10 cm. Waktu membunyikan genggong tangan kanan memegang tangkai tersebut secara vertikal untuk menarik benang hingga palayahnya tergetar.

Sumber: Serba Tradisional

Alat Musik Tradisional Jawa Timur


Dari Pulau Jawa sampai Bali, mempunyai alat musik yang sama yaitu Gamelan, yang membedakan cara menabuhnya atau memainkan, dimungkinkan ada beberapa tambahan atau mengambil dari bagian Gamelan.

Alat Musik Reog Ponorogo

Reog Ponorogo (https://informasi-budaya.blogspot.com)

Dalam tetabuhan Reog Ponorogo terdiri dari Kenong, Kempul, Kethuk, Kendhang dan Gong, merupakan bagian dari Gamelan. Sedangkan alat yang khas dari Reog Ponorogo yaitu Selompret (Terompet) dengan beberapa tambahan Ketipung dan Angklung.

Alat tetabuhan Reog Ponorogo. Dari kiri ke kanan (tergantung) kenong, kempul, kethuk, masing-masing dengan alat tabuhnya, dan selompret. (Di bawahnya) ketipung, angklung, dan kendhang.

Kendhang

Kendhang (https://www.asliponorogo.com)

Untuk kesenian reog, kendang yang digunakan ada dua yaitu kendang yang besar dan kendang yang paling kecil.

Kendhang sedang dimainkan (https://ruangkudisini.blogspot.com)

Perbedaan peran kendang juga dimiliki antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah, di Jawa Timur kendang berperan sebagai penentu gerakan tarian tapi di Jawa Tengah kendang berperan sebagai penentu berubahnya ricikan gendhing.

Terompet Reog


Terompet reog adalah alat yang terbuat dari kayu, kemudian diukir dan diberi hiasan naga pada ujungnya.


Alat musik yang berasal dari ponorogo jawa timur ini, seringkali digunakan untuk mengiringi pertunjukan Reog ponorogo, alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup (aerofon). Dengan suara yang mendayu dayu, bahkan menirukan sebuah lagu jawa ataupun sekarang ini lagu pop indonesiapun.

Peniup Terompet Reog Ponorogo (https://indoindotraditionalmusic.blogspot.com)

Terompet reog terompet yang khas, dan harus ada dalam pertunjukan reog.

Angklung

Angklung Reog Ponorogo (https://ruangkudisini.blogspot.com)

Angklung reog adalah alat musik reog yang terbuat dari bambu. Angklung dalam pentas reog biasanya berjumlah dua buah. Ada berbagai ukuran angklung, angklung besar dan berukuran sedang. Dengan dihiasi benang berbentuk bunga warna merah dan kuning , membuat angklung lebih indah.

Ketipung

Ketipung (https://ruangkudisini.blogspot.com)

Bentuk dan bahan pembuatannya sama seperti kendang hanya ukurannya lebih kecil. Ketipung dimainkan imbal-imbalan dengan kendang utama. Dipukul menggunakan pemukul yang terbuat dari kayu (stick).

Saronen

Saronen (https://id.wikipedia.org)

Alat musik Rakyat yang tumbuh berkembang di masyarakat Madura. Harmonisasi yang dinamis, rancak, dan bertema keriangan dari bunyi yang dihasilkannya memang dipadukan dg karakteristik dan identitas masyarakat Madura yang tegas, polos, dan sangat terbuka mengilhami penciptanya . Saronen berasal dari bahasa Madura " sennenan " (Hari Senin).

Alat Musik Saronen ini berbentuk krucut dan terbuat dari kayu jati yang sangat kuat, dengan 6 lubang berderet didepan dan 1 dibelakangnya, pada bagian pangkalnya ada sebuah sayap dari tempurung yang menyerupai kumis, sehingga menambah kesan gagah pada peniupnya, Alat musik Saronen inilah yang jadi pemandu pada pertunjukan kuda serek, sapi sonok, karapan sapi , bahkan pada persepsi pernikahan juga digunakan, namun seiring dengan perkembangan zaman alat musik Saronen sudah jarang dipakai untuk acara seperti resepsi pernikahan.

Perhiasan Tradisional Madura Jawa Timur

Gelang kaki (Penggel) wanita Madura

Meskipun Madura sebuah pulau yang terpisah dari Pulau Jawa, kebudayaan Jawa dalam arti luas berpengaruh sangat besar dalam berbagai segi kehidupan masyarakat suku bangsa Madura.

Begitulah halnya dengan perhiasan sebagai bagian dari budaya. Tiap wilayah di Indonesia dapat dikatakan memiliki perhiasan khasnya masing-masing. Madura, misalnya.

Perhiasan yang dikenakan oleh wanita Madura, mulai dari kepala sampai kaki, juga memiliki kekhasan dan daya tarik yang unik.

Hiasan rambut berupa cucuk sisir dan cucuk dinar, keduanya terbuat dari emas. Bentuknya seperti busur. Cucuk sisir biasanya terdiri dari untaian mata uang emas atau uang talenan dan ukonan. Jumlah untaian mata uang ini tergantung kemampuan si pemakai. Adapun cucuk dinar, terdiri dari beberapa keping mata uang dollar. Rambut wanita Madura itu sendiri, biasanya disisir ke belakang, kemudian digelung sendhal. Bentuknya agak bulat dan penuh, padat dengan kuncir sisa rambut yang terletak tepat di tengah-tengah rambut. Letak sanggul umumnya agak tinggi.

Sementara di daerah Madura Timur, bentuknya agak lonjong dan pipih letaknyapun miring. Hampir sama dengan gelung wanita Bali. Harnal bubut dari emas, bermata selong dengan panjang sekitaar 12 cm berukuran agak lebih besar dari harnal pada umumnya juga dipakai untuk menghiasi rambut. Sebuah tutup kepala, yang terbuat dari handul besar atau kain tebal disebut leng o leng, menjadi ciri tersendiri pada kelengkapan wanita Madura. Perhiasan lain yang umumnya dikenakan sebagai kelengkapan busana adalah anteng atau shentar penthol yang terbuat dari emas, bermotif polos dengan berbentuk bulat utuh sebesar biji jagung. Anteng atau anting ini dikenakan di telinga.

Motif hiasan kalung Madurapun terkenal karena ciri khasnya. Kalung brondong yang berupa rentangan emas berbentuk biji jagung adalah kalung khas Madura yang biasanya dikenakan bersama liontin. Liontin atau bandul yang digunakan biasanya berbentuk mata uang dollar (dinar) atau bunga matahari. Selain itu masih ada motif pale obi yang menyerupai batang ubi melintir, serta motif mon temon berupa untaian emas berbentuk biji mentimun. Berat kalung itu rata-rata 5-10 gram, namun adapula yang mencapai 100 gram, bahkan lebih. Tergantung kemampuan si pemakai. Sepasang gelang emas di tangan kanan dan kiri dengan motif tebu saeres. berbentuk seperti keratan tebu merupakan kelengkapan lain yang sering dipakai. Sementara sepasang cincin dengan motif yang sama dengan gelang dikenakan sebagai hiasan jari. Sebagai pelengkap kebaya rancongan, digunakan peniti dinar renteng, terbuat dari emas dan bermotif polos. Semakin banyak jumlah dinarnya, semakin panjang untaiannya berarti semakin tinggi kemampuan ekonomi pemakainya.

Dari seluruh jenis perhiasan yang biasa dikenakan wanita Madura, penggel adalah salah satu yang paling unik. Penggel merupakan hiasan kaki dari emas atau perak yang dipakai pada pergelangan kaki kiri dan kanan. Penggel adalah simbol kebanggaan wanita Madura. Selain fungsi ekonomi yang juga dapat menunjukkan status ekonomi si pemakai, penggel juga berfungsi untuk membentuk keindahan tubuh wanita Madura. Gelang kaki yang terbuat dari emas atau perak, dengan berat perak ada yang mencapai 3 kg, apabila digunakan untuk berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari tentunya akan menguatkan otot-otot tertentu.

Sementara untuk kalangan bangsawan, perhiasan pada umumnya berbeda. Perempuan bangsawan tidak menonjolkan kekayaannya melalui bentukbentuk perhiasan yang mencolok dan cenderung berat. Bentuk perhiasan yang digunakan untuk rambut, telinga, leher, tangan, dan biasanya berbentuk kecil. Namun, lebih banyak dihiasi intan atau berlian.

Sumber: Kalungmanik

Kampung Coklat Kademangan Blitar Jawa Timur

Kampung Coklat (https://mblitar.net)

Kampung coklat ini berlokasi di Jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Jika dari Kota Blitar lokasi dapat ditempuh melalui jalan kota yang menuju kearah kademangan, sampai ketemu jembatan Kademangan belok kiri, lurus sampai ketemu pasar kademangan, masih lurus sampai ketemu perempatan menuju kearah lodoyo (Gunung Betet) kemudian belok kiri. ikuti jalan lurus kurang lebih 3 km. lokasi ada di utara jalan atau sisi kiri jalan, dekat dengan perbatasan Desa Plosorejo dengan Desa Darungan Kademangan.

Begitu memasuki area wisata kampung coklat, anda akan mencium semerbak aroma coklat di sekitar area. Anda akan mendapati area penjemuran coklat di depan tiket masuk. Untuk masuk ke area ini anda diharuskan membayar retribusi untuk pengembangan area wisata sebesar 5 ribu rupiah per orang.

Suasana Kampung Coklat (https://mblitar.net)

Setelah membeli tiket seharga 5 ribu rupiah anda bisa langsung masuk dan langsung mendapatkan suguhan pemandangan kebun coklat yang sudah ditata sedemikian rupa dan terdapat beberapa outlet-outlet yang menyediakan aneka olahan coklat seperti ice coklat, ice cream coklat, hingga mie coklat. Selain itu juga ada pilihan menu makanan yang lain.

Biasanya para pelancong terutama dari Eropa gemar melakukan aksi cicip buah kakao secara langsung. Tidak jarang mereka membelah kakao matang yang baru dipetik dari pohonnya. Dengan gaya tak lazim, mereka mulai mencicipi kakao. Bagi sebagian orang asing, biji coklat yang masih baru memiliki cita rasa yang istimewa.

Pembibitan Coklat (https://mblitar.net)

Wisatawan lokal selalu di dominasi dari luar Blitar, seperti dari Kediri, Madiun, Malang hingga Surabaya. Selain menampilkan buah cokelat, di tempat ini pun juga disediakan cokelat yang sudah jadi dalam bentuk batangan maupun yang sudah diberi tambahan pemanis dari gula.

Produk


Produk yang ditawarkan diantaranya coklat batangan, permen coklat, aneka minuman coklat, hingga kue coklat, dengan merek “Gusant” Hingga saat ini, pemasaran produk-produk makanan olahan dari coklat tersebut, sudah merambah Malaysia dan China. Sementara untuk dalam negeri, memenuhi permintaan dari Surabaya, Bali, Yogyakarta, Jakarta, dan Batam.

Paket Wisata Edukasi

Proses pembuatan produk Coklat (https://www.youtube.com)

Untuk tingkat TK, ia memberikan harga kunjungan atau paket Rp10 ribu per anak, tingkat SD/SMP paketnya Rp20 ribu per anak, paket SMA Rp30 ribu per anak, dan untuk paket wisata umum atau keluarga Rp50 ribu per orang.

Akan diajari tentang budidaya dan olahan tanaman kakao, melihat proses produksi cokelat, cara menghias cokelat, sampai mengenal bisnis coklat. Selain itu, mereka juga mendapatkan fasilitas minuman cokelat, bahkan diperbolehkan membawa pulang cokelat yang sudah mereka hias.

Informasi lebih lanjut hubungi

Peta menuju Kampung Coklat
       
Kampung Coklat 
Jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar Jawa Timur
Email: kampoengcoklat@gmail.com
518856608214447
Twitter: @KampoengCoklat