Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

DIY Kembali Gelar Festival Gerobak Sapi Wisata

Pawai Gerobak Sapi. (FOTO ANTARA/Sigid Kurniawan)

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta akan kembali menggelar Festival Gerobak Sapi Wisata pada 5-6 September 2015 di Stadion Sultan Agung, Kabupaten Bantul.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Arya Nugrahadi di Yogyakarta, Senin, mengatakan fetival itu akan mengikutsertakan 227 peserta pemilik atau kolektor gerobak sapi di DIY dan Jawa Tengah.

"Event besar ini, kami harapkan mampu meningkatkan daya tarik wisata di DIY," kata dia.

Menurut dia, festival itu telah dua kali digelar yakni pada 2013 dan 2014 yang seluruhnya mengambil lokasi di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Selain untuk meningkatkan daya tarik wisata, menurut Arya, festival itu juga bertujuan merevitalisasi fungsi gerobak sapi sebagai salah satu moda transportasi tradisional masyarakat, agar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

"Jadi yang semula gerobak sapi hanya berfungsi sebagai pengangkut hasil bumi dan bahan bangunan, gerobak sapi juga bisa mendukung paket-paket wisata tertentu," kata dia.

Menurut Arya, dalam festival itu, seluruh peserta akan ditantang dalam 6 kategori lomba, yakni lomba gerobak sapi hias, lomba kostum gerobak sapi, lomba foto profesional, lomba desain grafis, balap gerobak sapi, dan lomba foto selfie.

Dalam gelaran festival yang menggunakan dana kesitimewaan itu, menurut dia, peserta akan memperebutkan piala bergilir Sri Sultan HB X, piala Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas serta hadiah uang tunai dengan total Rp 60 juta.

Panitia, kata dia, juga memberikan insentif bagi seluruh peserta atau kolektor gerobak sapi untuk menghias gerobaknya dengan masing-masing memperoleh Rp335.000 dengan dipotong pajak.

"Saat lomba berlangsung, kami juga mempersilakan seluruh penonton atau wisatawan baik domestik, maupun mancanegara naik bak gerobak sapi dengan dipungut biaya Rp20.000 per orang," kata dia.

Koordinator Fetival Gerobak Sapi Wisata 2015, Yuyuk Sugarman mengatakan komunitas gerobak sapi wisata yang telah memastikan berpartisipasi antara lain Makartiroso Manunggal (Sleman Timur), Manunggal Lestari (Sleman Barat), Pager Merapi (Sleman Utara dan Kabupaten Klaten), Guyub Rukun dan Langgeng Sehati (Bantul).

Sumber: AntaraNews

Tari Kayangan Api Bojonegoro Boyong Piala Presiden (Video)

Tari Kayangan Api Bojonegoro Jawa Timur (https://www.youtube.com)

Tari Kahyangan Api Kabupaten Bojonegoro, sebagai wakil tari Jawa Timur, berhasil memboyong Piala Bergilir Presiden RI dalam Parade Tari Nusantara ke-34 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, pada 22 Agustus lalu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro Amir Syahid, di Bojonegoro, Senin, mengatakan, Tari Kahyangan Api mampu meraih 11 nominasi, dalam Parade Tari Nusantara ke-34, yang juga diikuti peserta lainnya dari seluruh provinsi di Tanah Air.

Dalam parade tari itu, lanjut dia, tari Kahyangan Api, tampil sebagai penyaji terbaik, penata tari terbaik, penata musik terbaik, penata busana rias terbaik, dan penampilan terbaik se-wilayah Jawa-Bali.

"Tari Kahyangan Api di lima kategori masuk lima besar sekaligus meraih yang terbaik, sehingga mampu meraih 11 nominasi, karena keluar sebagai juara umum," kata penata tari Kahyangan Api Deni Ike, menambahkan.

Dengan demikian, menurut dia, piala bergilir Presiden RI dalam parade tari nusantara di Jakarta, yang tahun lalu dipegang Bali, untuk tahun ini berpindah ke Provinsi Jawa Timur.

"Piala bergilir Presiden dalam parade tari nusantara sekarang ini disimpan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur," jelasnya.

Meski demikian, kata Ike, Bojonegoro nantinya akan memperoleh replika piala nominasi yang dilombakan dalam parade tari nusantara itu.


"Piala bergilir Presiden disimpan di Jawa Timur, sebab dalam parade itu kita mewakili Jawa Timur," ucapnya, menegaskan.

Lebih lanjut Ike menjelaskan tari Kahyangan Api, sebelumnya keluar sebagai juara dalam parade tari se-Provinsi Jawa Timur, pada 27 Mei lalu.

Dalam parade tari di Jawa Timur itu, lanjut dia, semua personelnya dari Bojonegoro, mulai 10 penari, juga penata musiknya Rudy Lestyono.

"Dalam parade tari nusantara, untuk tari Kahyangan Api, yang durasinya tujuh menit, sebelum maju ke Jakarta, mengalami proses bedah tari, yang langsung ditangani penata tari dan musik dari Provinsi Jawa Timur," jelas dia.

Ia menambahkan tari Kahyangan Api, menampilkan tari-tarian, yang berisi legenda kehidupan seorang tokoh pembuat senjata atau mpu bersama masyarakat di sekitar obyek api abadi Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.

Sumber: AntaraNews

Nasi Goreng dan Sate Laris Manis di Museumsuferfest

Stan Indonesia di Museumsuferfest 2015 di Frankfurt, Jerman, menyediakan sajian nasi goreng, sate dan aneka makanan khas Indonesia.(flickr/Aaron Shumaker/creativecommon)

Sajian nasi goreng dan sate masakan Chef Ragil Wibowo laris manis di ajang Museumumsuferfest yang berlangsung 28-29 Agustus di tepi Sungai Main, Frankfurt, Jerman.

Chef Ragil yang menjadi juru masak di stan Sate Ayam dan Nasi Goreng, Minggu, mengatakan selama dua hari festival semua makanan yang disajikan habis terjual.

Menurut dia, sajian rata-rata sudah terjual habis pukul 19.00 waktu setempat meski pada malam hari masih banyak pengunjung yang ingin membeli sate dan nasi goreng.

Dengan bantuan koki Solihin, Agung, Aditya, serta beberapa orang Jerman, dia menyiapkan sedikitnya 40 kilogram beras serta sekitar 100 kilogram daging ayam dan 60 kilogram daging sapi untuk membuat masing-masing 2.000 tusuk sate.

"Kita tidak menyangka animo masyarakat Frankfurt terhadap kuliner Indonesia cukup besar," katanya.

Di stan Indonesia dalam festival itu, harga satu porsi nasi goreng 5,5 euro dan satu porsi nasi goreng plus tiga tusuk sate ayam/sapi harganya 9,5 euro.

"Enak sekali, saya sudah beberapa kali ke Indonesia dan selalu menikmati nasi goreng, sate, dan rendang," kata Thomas, warga Frankfurt.

Sementara stan kedua Indonesia, Warung Sudimampir, menyediakan lebih banyak jenis makanan khas. Selain nasi goreng, ada nasi kuning, rendang, lemper, risoles, bakwan, siomay, mpek-mpek, mie bakso, lumpia dan lain-lain.

Warung Sudimampir, yang digawangi ibu-ibu warga Indonesia di Jerman, juga menarik banyak pengunjung Museumsuferfest.

Selama dua hari festival, selalu ada antrean pengunjung yang ingin mencicipi cita rasa makanan Indonesia di gerai itu. Dan menjelang malam semua sajian makanan mereka selalu sudah habis.

Museumsuferfest 2015 yang akan ditutup Minggu malam ini merupakan salah satu festival seni budaya terbesar di Eropa.

Beraneka ragam panggung dan stan yang ditampilkan beberapa negara peserta. Sedikitnya dua juta orang setiap hari memadati arena festival yang menampilkan berbagai kegiatan seperti lomba perahu naga, pertunjukan, pameran dan seminar, serta aneka dagangan souvenir dan kuliner.

Sumber: AntaraNews

Barong Banyuwangi Meriahkan Festival Tepi Sungai Frankfurt

ilustrasi Beberapa remaja membawakan Tari Barong Bangkal dalam tradisi "Ngelawang" di Gianyar, Bali, Minggu (5/2). Tradisi menari berkeliling kampung itu merupakan kegiatan dalam rangkaian Hari Galungan di Bali yaitu perayaan kemenangan "Dharma" atau kebenaran di atas "Adharma" atau kejahatan. (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana)

Barong Osing Banyuwangi turut memeriahkan Festival Tepi Sungai (Museums Uferfest) di Frankfurt, Jerman, Sabtu, dengan turun ke jalan sepanjang panggung Indonesia diiringi musik gamelan khas Banyuwangi.

Satu sosok Barong dan dua sosok menyerupai ayam itu langsung menarik perhatian pengunjung yang kebanyakan warga Jerman dan sekitarnya.

Setiap kali melewati deretan pengunjung panggung Indonesia seluas 800 meter persegi itu, sejumlah pengunjung langsung berinteraksi dengan memotret tiga sosok barong yang merupakan sosok asing bagi mereka.

Diiringi sejumlah pemain gamelan yang membawa gong dan gendang, ketiga sosok barong tersebut terus berjalan sambil menari, dan sesekali melayani berfoto bersama pengunjung.

Berbagai acara memang sengaja ditampilkan di panggung Indonesia, seperti goyang "poco-poco" yang melibatkan para warga Indonesia yang tinggal di Jerman.

Aksi penari "poco-poco" yang menggunakan kain ulos itu menarik perhatian pengunjung setempat untuk ikut menari bersama. "Kita memang sengaja melibatkan warga Indonesia di Jerman ini untuk ikut berpartisipasi," kata Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Slamet Rahardjo.

Selain, tarian "poco-poco", warga dan pelajar Indonesia di Frankfurt juga menyajikan permainan angklung asal Jawa Barat dan tari saman asal Aceh.

Sehari sebelumnya, menjelang pembukaan Museum Uferfest, dua sosok "robot" Gatotkaca dan Barong, juga menarik perhatian pengunjung sepanjang sungai Main yang menjadi lokasi festival.

Dua "robot" yang diperankan oleh manusia itu tentu saja menarik perhatian di depan panggung Indonesia di Museums Uferfest yang akan berakhir Minggu (30/8). Kesempatan langka itu tentu saja dipergunakan pengunjung terutama anak-anak untuk berfoto bersama.

"Robot" Gatotkaca dan Barong itu merupakan karya Wahyu Aditya dari HelloFest, dan menjadi pembuka tenda "Indonesia Motion Picture Arts" selama festival berlangsung.

Festival Tepi Sungai (Museums Uferfest) Frankfurt adalah acara seni dan budaya tahunan yang berlangsung setiap akhir pekan terakhir bulan Agustus.

Di tepi Sungai Main yang menjadi lokasi festival, memang berdiri sekitar 20-an museum. Berbagai stan dari berbagai negara hadir berpartisipasi.

Berbagai pertunjukan musik dan seni pun digelar di arena festival, di samping pameran serta souvenir dan kuliner yang dijajakan di stan-stan tersebut selama festival berlangsung, 28-30 Agustus 2015. Sedikitnya dua juta orang mengunjungi festival tersebut setiap tahunnya.

Sumber: AntaraNews

Seniman 14 Negara Meriahkan Purwakarta World Festival

Purwakarta World Festival (https://www.wisatajabar.com)

Sekitar 1.000 budayawan dan seniman dari 14 negara memeriahkan Purwakarta World Festival di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Para budayawan serta seniman itu mempertunjukkan seni dan budaya dari negaranya masing-masing dalam Purwakarta World Festival.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan kegiatan Purwakarta World Festival merupakan puncak Hari Jadi Purwakarta ke-184 dan Kabupaten Purwakarta ke-47.

"Purwakarta World Festival ini dijamin meriah. Jadi acara ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat," katanya di Purwakarta.

Dari 14 negara yang mengirimkan budayawan dan seniman di antaranya Italia, Meksiko, Turki, Mesir, Afrika Selatan, India, Malaysia, Singapura, Tiongkok, Korea, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Indonesia.

Ribuan budayawan dan seniman dari 14 negara itu menampilkan seni dan budaya dari negaranya masing-masing.

Kegiatan Purwakarta World Festival tersebut juga dimeriahkan pertunjukkan seni dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.

Untuk perwakilan dari dalam negeri di antaranya dari Madura, Maluku dan Bali. Bahkan Bali mengirimkan dua tim seni dan budaya dalam Purwakarta World Festival.

Jenis kesenian yang ditampilkan dalam kegiatan ini beragam. Dari Bali, mereka akan menampilkan sendratari tentang Kebangkitan Siliwangi.

Sedangkan dari Purwakarta sendiri akan menampilkan tarian Genye yang menggunakan lidi sebagai properti dalam tarian.

Sumber: AntaraNews

Desa Wisata Budaya Julah Buleleng Bali

Desa Wisata Budaya Julah (https://yehwangi.blogspot.com)

Desa Wisata Budaya Julah di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali, terletak 35 kilometer sebelah timur kota Singaraja, yang menghubungkan Desa Bondalem dan Pacung. Telah berkembang menjadi salah satu desa wisata budaya unggulan di daerah itu karena memiliki warisan bangunan dan tradisi kuno zaman dulu.

Kawasan Pesisir Desa Julah (https://yehwangi.blogspot.com)

Desa Wisata Budaya Julah merupakan salah satu desa kuno di tanah Bali, diantara kesekian banyak desa yang terbilang kuno di tanah Bali, Julah salah satunya. Desa Bali Mula juga sebagai sebutan untuk desa wisata budaya Julah, terdapat banyak peninggalan megalitik di desa Julah, peninggalan tari sakral juga ada, eneka bangunan tua dan pingit serta tata adat dan pemerintahan yang unik.

Warga desa Julah terus berusaha semaksimal mungkin dan segala daya untuk melestarikan keadaan desanya misalnya dengan menata lingkungan dan menata bentuk bangunan agar sesuai dengan aslinya. Sesuai dengan prasasti di pura Balai Agung desa wisata budaya Julah. Desa di pesisir Buleleng bagian timur itu telah ada pada tahun saka 844 atau tanggal 4 Januari 923 masehi saat zaman pemerintahan Sang Ratu Sri Ugrasena di tanah Bali.

Rumah kuno di Desa Wisata Budaya Julah (https://paketbalimurah.wordpress.com)

Kini di tengah derasnya arus budaya modern desa Julah memang telah berubah, namun perubahan yang terjadi tidak sampai menyentuh pada sendi-sendi adat dan budaya yang memang sejak lama dipertahankan oleh warga. Terbukti, hampir semua jenis kesenian sakral seperti tari baris gede masih terpelihara dengan baik. Sejumlah pura pingit di desa ini juga tetap terjaga, baik secara bentuk maupun kesuciannya. Saat pantai di desa lain kecamatan Tejakula diserbu vila dan hotel, pantai desa Julah yang panjangnya sekitar 1 Km tetap terbebas dari bangunan sarana pariwisata. Warga tidak ingin terdapat hotel di pantai, karena dikhawatirkan akan mencemari pingitnya pura-pura tua di desa Julah.

Situs

Situs batu Gambir (https://wisatabali2010.wordpress.com)

Di Desa Wisata Budaya Julah terdapat sebuah situs yaitu Situs Batu Gambir Upit. Dalam temuan di situs ini terdapat beberapa buah artefak dan ekofak, baik yang merupakan temuan lepas ataupun temuan asosiasi. Temuan lainnya berupa fragmen gerabah merupakan temuan yang paling banyak dihasilkan dengan tipe-tipe semisal tipe piring, paus, kendi, dan tutup.

Beberapa warisan kebudayaan yang tetap terjaga sampai saat ini seperti pura desa yang berumur ribuan tahun, rumah orang Julah yang masih menerapkan konsep bangunan orang Bali asli (Bali Aga) dan beberapa peninggalan prasasti yang masih terjaga hingga kini.

Keberadaan Pura Desa Julah tidak pernah berubah sejak dulu pertama kali dibangun oleh nenek moyang desa itu, bangunannya kokoh berdiri hingga sekarang karena dibangun dengan batu-batuan khusus. Begitu pula dalam hal bangunan rumah, hampir sebagian besar penduduk asli Desa Julah tidak merombak bentuk bangunan rumah karena aturan adat yang tidak membiarkan hal itu terjadi.

Temuan piring, paus, kendi dan tutup (https://wisatabali2010.wordpress.com)

Ia menambahkan, beberapa prasasti yang terdapat di Desa Julah sering dikunjungi oleh kalangan wisatawan, terutama yang tertarik dengan sejarah Bali zaman dulu.

Bukan hanya bangunan dan prasastinya, Julah juga terkenal dengan hasil kerajinan kain tenun khas Bali dengan konsep dan corak kain yang hanya ada di daerah itu.

Wisatawan juga dapat berkunjung ke beberapa sentra pembuatan kain tenun yang dikelola masyarakat lokal di desa yang berjarak sekitar 30 kilometer dari kota Singaraja ini, untuk menyaksikan proses pembuatan salah satu hasil kerajinan yang terpelihara hingga sekarang, Para wisatawan menyenangi desa yang terletak di wilayah kecamatan Tejakula ini karena dapat merasakan suasana Bali tempo dulu dari keberadaan beberapa bangunan tua yang bercirikan Bali seutuhnya.

Penduduk Desa Wisata Budaya Julah sedang menenun (https://paketbalimurah.wordpress.com)

Ia menambahkan, kebanyakan diantara wisatawan terpukau dengan keberadaan bangunan yang menyimpan begitu banyak sejarah mengenai keadaan Pulau Bali beratus-ratus tahun yang lalu itu.

Para wisatawan utamanya yang berasal dari Belanda sangat senang diajak berkeliling mengitari kawasan desa, mereka sangat antusias ketika kami meceritakan tentang sejarah desa ini.

Informasi lebih lanjut hubungi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Buleleng 
Jln Ngurah Rai No.2
Telp.: (62) 362 25141
Fax.:  (62) 362 32050
Email:  disbudpar@bulelengkab.go.id, disbudparbuleleng@yahoo.com
Website: https://disbudpar.bulelengkab.go.id

Padepokan Alam dan Budaya Pesanggrahan Arjuno Prigen Pasuruan Jawa Timur

Pendopo Parikesit (https://www.khatulistiwa.info)

Padepokan Alam dan Budaya Pesanggrahan Arjuno atau Pusat Pendidikan Alam dan Budaya (PPAB) Kaliandra atau Kaliandra Eco Resort and Farm terletak di Dusun Gamoh, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur.


Kaliandra mempunyai luas area 40 hektar di ketinggian 850 m di atas permukaan laut di lereng Gunung Arjuna. Kaliandra Terletak di dekat Taman Safari Prigen, kompleks Pusat Pendidikan Alam dan Budaya (PPAB) Kaliandra menawarkan konsep berlibur altematif, PPAB sekarang bernama Kaliandra Eco Resort and Farm.


Kaliandra Sejati adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM, NGO) yang didirikan pada tahun 1997 berada di Jawa Timur, bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan standar hidup mereka. Ini membawa keluar berbagai program pengembangan masyarakat dan mendukung konservasi sumber daya alam dan budaya.

Menuju Kaliandra

Dari Malang/Surabaya: naik bis reguler jurusan Surabaya-Malang atau sebaliknya, turun di Pasar Palang, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyewa ojek yang tersedia di pinggir jalan, selama 15 menit.

Dari Pasuruan: naik bis regular ke Malang, turun di Purwosari (sekitar 1 jam perjalanan), naik minibis jurusan Surabaya menuju Pasar Palang, Lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek selama 15 menit.

Kegiatan

Datang ke Padepokan, kita bisa datang ke Padepokan ini atas nama perorangan ataupun kelompok, Kaliandra menyediakan beberapa paket program menarik untuk kita, dikemas dengan metode belajar partisipatif, melalui praktek, permainan, kunjungan lapang, seni, lokakarya, diantaranya antara lain:

  1. Berkunjung dan Belajar tentang hutan, naik gunung Arjuno, berpetualang, kemah dsb
  2. Belajar Budaya Jawa (seni tembang dan karawitan, pewayangan, tari, arsitektur, dsb)
  3. Mengunjungi benda-benda cagar budaya seperti pertapaan Indrokilo, Candi Sepilar dsb.
  4. Belajar pertanian termasuk budidaya tanaman hias dan tanaman obat, destilasi minyak serei.
  5. Melukis dan membuat kerajinan
  6. PPAB juga membuka kesempatan kepada institusi pendidikan untuk melakukan penelitian, kerja lapang maupun kegiatan pengabdian masyarakat serta voluntary.

Fasilitas Layanan Program

Lembaga ini berkonsentrasi pada masalah Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kebudayaan Jawa, hal ini akan nampak pada ciri khas masing-masing bangunan yang terdapat di Kaliandra, mulai dari pintu gerbang, kantor, tempat pertemuan, maupun tempat untuk penginapan, semua khas bangunan Rumah Jawa (joglo).

Ruang Pertemuan

Ruang pertemuan dalam adat jawa sering disebut Pendopo, Terdapat 2 (dua) buah bangungan Pendopo di kaliandra, yang pertama adalah Pendopo Mahameru yang akan langsung menyambut siapapun yang mengunjungi Kaliandra, sedangkan Pendopo Parikesit mempunyai ukuran lebih besar, berada di lokasi komplek Hastinapura dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, seringkali digunakan untuk kegiatan pertunjukan kesenian dan acara yang melibatkan tamu lebih banyak.

Akomodasi 

Yayasan Kaliandra memiliki fasilitas penginapan bagi tamu atau pengunjung yang sedang menjalankan program, terdapat 5 bungalow yang terletak dalam kompleks Hastinapura, bangunan bungalow terdiri dari 2 (dua) lantai dengan kamar mandi terbuka, untuk alasan kesehatan namun sangat menjaga kenyamanan pribadi.

Pilihan lainnya adalah 2 (dua) buah Griya Tamu berarsitektur Jawa Asli yang menghadap Pendopo Mahameru, selain itu dalam komplek yang sama, terdapat dua buah asrama yang bisa menampung sekitar 92 orang sekaligus.

Griya Dahar

Kaliandra mempunyai dua tempat makan (griya dahar) yang terletak pada komplek Hastinapura bernama Griya Dahar Sembadra, dan satunya berada di area Mahameru. Masing-masing lokasi mempunyai keistimewaan masing-masing. Griya Dahar Sembadra mempunyai pemandangan bebas dari puncak gunung Arjuna, sedangkan rumah makan Mahameru dikelilingi oleh berbagai tanaman hias yang merupakan khas dari Yayasan Kaliandra Sejati.

Informasi lebih lanjut hubungi

Peta lokasi Padepokan Alam dan Budaya Pesanggrahan Arjuno

Padepokan Alam dan Budaya Pesanggrahan Arjuno (Kaliandra Resort & Farm) 
Dusun Gamoh Desa Dayurejo Kecamatan Prigen, Jawa Timur
Phone. 62-343-417357 | Fax. 62-343-417358
Marketing Surabaya: Telp.: +62 31 5682912 |  Fax.: +62 31 5622578
HP.: +62822 335 55129, +62856 361 0035
E-mail : info@kaliandrasejati.org | sekretariat@kaliandrasejati.org

Desa Wisata Tanjung Ngaglik Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Rumah Joglo Cagar Budaya telah berumur lebih dari 200 tahun (https://transmojo.blogspot.com)


Desa Wisata Tanjung yang beralamat di Dusun Tanjung, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa wisata Tanjung terbagi dalam 3 dusun mulai dari Dusun Tanjung, Dusun Panasan dan Dusun Bantarjo serta dalam 6 RW dan 11 RT.

Berbagai potensi wisata dimiliki Desa Wisata Tanjung. Di antaranya seperti wisata alam, seni budaya, adat istiadat, minat khusus, kuliner, dan lain sebagainya. Para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tanjung, biasanya akan mendapatkan suguhan kesenian tradisional angguk putri. Selain itu, juga terdapat kesenian pekbung, jathilan, tari klasik, hadroh, sholawatan dan karawitan. Tidak jarang para penduduk pun mengajak wisatawan yang berkujung untuk bermain kesenian bersama.

Masuk ke Desa Wisata Tanjung (https://yogyakarta.panduanwisata.id)

Sementara untuk potensi adat istiadat, sampai saat ini masih lestari adat kenduri, sunatan, wiwitan, tedun, dan lain sebagainya. Wisatawan yang ingin menginap di sana, juga tersedia homestay yang notabene merupakan rumah-rumah penduduk yang cukup terawat dan bersih. Harga kamarnya pun relatif sangat terjangkau. Tidak sedikit wisatawan domestik ataupun mancanegara yang berkunjung ke Desa Wisata Tanjung sembari menikmati eloknya pemandangan, area persawahan yang masih luas, udara yang sejuk dan tentu saja kuliner pedesaan yang menggoda selera. Bagi Anda yang suka kerajinan batik, jangan khawatir, di sini pun terdapat perajin batik yang siap menunjukkan kemahirannya membatik.

Mencapai Lokasi

Dengan Kendaraan Pribadi, rute Monjali ke utara sampai km 11 atau sesampainya dipertigaan yang lurus kearah jalan magelang anda ambil jalan tersebut sejauh 950 meter anda akan menjumpai desa Tanjung. Atau lewat Jl. Magelang setelah sampai perempatan Denggung belok kanan sampai perempatan Grojogan belok kiri sampai perempatan atau sejauh 1,8 km belok kanan sejauh 250 meter anda akan sampai desa wisata Tanjung.

Potensi Pertanian

Menggaru sawah dengan Sapi (https://nawaladutawisata.com)

Desa Wisata Tanjung merupakan sebuah desa agraris yang masih mempunyai areal persawahan yang cukup luas. Di antara dusun-dusun yang ada, terhampar sawah-sawah sebagai lahan kehidupan masyarakat Tanjung.

Sebelum dicanangkan sebagai Desa Wisata, sawah-sawah tersebut semata-mata hanya untuk bercocok tanam petani. Namun sekarang, sawah-sawah itu juga merupakan asset wisata, dimana para wisatawan dapat belajar dan merasakan langsung bagaimana cara mengolah tanah, menanami, sampai memanen hasil pertanian hingga siap disajikan sebagai makanan pokok masyarakat. Selain itu, panorama yang indah di tengah persawahan dengan angina semilir dan keteduhan pohon yang ada juga dapat dinikmati untuk sekedar melepas kepenatan dan kejenuhan rutinitas kerja.

Potensi Seni Budaya

1. Tari Angguk Putri

Tari Angguk Putri

2. Tari Klasik

Tari Klasik

3. Jathilan

Jathilan

4. Pekbung

Pekbung

5. Sholawatan
6. Hadroh
7. Karawitan

Potensi Upacara Adat

1. Kenduri
2. Mantenan
3. Sunatan
4. Wiwid
5. Tedun

Potensi Kerajinan Tangan (Home Industri)

1. Batik
2. Mainan Anak
3. Makanan Tradisional

Informasi lebih lanjut hubungi

Peta Desa Wisata Tanjung

Desa Wisata Tanjung
Dusun Tanjung, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581
Telp.: (062) 274-7828916, +62812 2920 9872, +62815 670 0291, +62815 689 1681
Website: https://desawisata-tanjung.blogspot.com
Email : desawisatatanjung@yahoo.com
Google+: https://plus.google.com/109668703154197780040/posts

Kampung Ladang (Ladang View) Margalaksana Sumedang Jawa Barat

(https://www.yukpegi.com)


Kampung Ladang (Ladang View) berada di puncak bukit Pasir Peti, Desa Marga Laksana, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. merupakan pusat wisata budaya sumedang. Ladang View Sumedang berupaya bersama masyarakat setempat untuk mempertahankan dan melestarikan budaya dan tata cara tradisional sunda khususnya budaya dan tradisi Sumedang.

Sumedang, kabupaten di Jawa Barat yang terkenal dengan tahunya, memiliki tempat wisata yang belum banyak diketahui orang. Dapat dikatakan tempat wisata ini masih tersembunyi. Hanya sebagian penduduk Sumedang yang tahu tempat ini.

Tahu Sumedang (https://travel.kompas.com)

Masyarakat Sumedang selama ini merupakan masyarakat agraris yang tidak terlepas dari budaya yang berkaitan dengan pertanian. Beberapa kesenian dan upacara ditujukan untuk meminta keberkahan saat musim tanam, bersyukur pada saat panen, bersuka cita pada saat menumbuk padi dan seni budaya lainnya.

Lokasi

Lokasinya terletak kurang lebih 3 km dari Alun-alun Sumedang. Perlu menempuh jarak sekitar 20 km perjalanan dari kawasan pendidikan Jatinangor, Kab.Sumedang, atau 41 km dari Kota Bandung. Bagi yang ingin berwisata ke tempat ini, tidak disarankan menggunakan bis mengingat jalan yang ditempuh cukup sukar.

Setelah melewati pemukiman warga, jalanan yang lebih menanjak langsung menyambut. Jalan yang kecil, menanjak, dan rusak harus ditempuh untuk sampai ke tempat ini. Mobil dan motor masih bisa menempuh jalan ini dengan hati-hati, tapi bus tidak akan bisa karena jalan terlalu sempit. Perjalanan yang penuh liku tersebut takkan buat pengunjung stres karena “iringan” pemandangan indah di pinggir jalan.

Potensi Pertanian

Kampung Ladang merupakan lahan pertanian atau ladang yang ditanami palawija dan sayuran. Pengunjung dapat melihat langsung proses penanaman sayur atau palawija, pemupukan dan panen, serta menikmati hasil panen bersama petani setempat.

Potensi Seni Budaya

Masyarakat Sumedang selama ini merupakan masyarakat agraris yang tidak terlepas dari budaya yang berkaitan dengan pertanian. Beberapa kesenian dan upacara ditujukan untuk meminta keberkahan saat musim tanam, bersyukur pada saat panen, bersuka cita pada saat menumbuk padi dan seni budaya lainnya.

Seni Karinding

Karinding (https://gpswisataindonesia.blogspot.com)

Karinding merupakan alat musik sunda yang terbilang unik, terbuat dari daun pelepah enau (kawung) atau bilah bambu, getar nadanya tergantung kemampuan pengolahan rasa dari peniupnya (baca: Alat Musik Tradisional Jawa Barat).

Kepekaan rasa sangat diperlukan dalam memainkan alat musik ini, karena tidak tidak memiliki nada-nada permanen seperti halnya alat tiup lainnya. Alat musik karinding tergantung dari kemampuan mengolah gema rongga mulut dari peniupnya.

Disebut karinding meujuk dari sejenis serangga sawah yang nyaring bunyinya yaitu Karindingan. (kemungkinan serangga jenis ini sudah punah). Pada jaman dahulu Karinding tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Pertanian sunda. digunakan untuk mengisi kebosanan saat di Ladang. dan resonansi suaranya dapat digunakan sebagai pengusir hama.

Seni karinding juga digunakan kaum 'Jajaka' untuk menaklukan hati pujaan hatinya.

Seni Beluk

Seni Beluk adalah sejenik seni suara. Kesenian rakyat ini tidak diiringi oleh instrumen musik (dalam seni modern disebut acapela), dengan pengertian bahwa suara atau sora dieluk-eluk sehingga seorang pemain beluk harus kuat phisik suaranya sehingga mampu dalam memainkan suara keras serta nada panjang. pemainnya yang berjumlah empat orang atau lebih.

Syair yang biasa digunakan dalam pementasan seni Beluk berasal dari naskah-naskah yang bersumber dari “Carita Babad” atau Wawacan. Berdasarkan pembagian peran penyajian kesenian Beluk dapat dilihat aspek gotong-royong, kerja sama, dan komunikasi dalam mencapai sebuah keharmonisan. Aspek-aspek tersebut merupakan aspek yang menjadi ciri khas sebuah tatanan sosial masyarakat agraris.

Sangat menarik dari pertunjukan Beluk adalah para juru Ilo menyajikan dengan suara yang keras dan panjang, sehingga menambah suasana yang khas pedesaan penuh keakraban dan harmoni dengan lingkungan alam sekitarnya.

Frekuensi suara tinggi merupakan bentuk representasi komunikasi antara para petani yang sedang meladang, karena posisinya saling berjauhan, mereka membutuhkan suara keras dan kencang agar dapat saling berkomunikasi.

Seni Tutunggulan

Kata Tutunggulan berasal dari kata, "Nutu" yang artinya "Menumbuk" sesuatu. Sesuatu yang ditumbuk, biasanya adalah gabah kering hingga menjadi beras atau,dari beras menjadi tepung. Menumbuk gabah menjadi beras tersebut, biasanya di kerjakan oleh ibu-ibu, tiga sampai empat orang. Ayunan alunya mengenai lesung yang menimbulkan suara khas berirama,dengan tujuan agar tidak membosankan dalam menumbuk padi, SENInya di Tutunggulan. ,Ini dilakukan hingga pekerjaan selesai.

Seni Gondang

Seni gondang sunda atau seni tabuh lisung, seni tradisional ini merupakan seni budaya sunda warisan dari nenek moyang yang pernah populer puluhan tahun lalu.“ "Gondang, merupakan salah satu seni yang mencerminkan masyarakat agraris untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas keberhasilan dalam bertani. Biasanya seni gondang buhun dimainkan untuk merayakan panen yang melimpah.

Pada mulanya gondang merupakan bagian dari upacara untuk menghormati Dewi Padi, Nyi Pohaci Sanghyang Sri, waktu menumbuk padi untuk pertama kalinya, biasa disebut meuseul Nyai Sri, setelah panen usai. sebagai luapan rasa gembira usai panen raya, tetapi juga merupakan suatu kesempatan bagi kaum muda untuk mendapatkan pasangan.

Sekelompok pemudi menumbuk padi dengan mempergunakan lesung, kemudian sekelompok pemuda datang. Terjadilah dialog yang akhirnya mereka pulang berpasang-pasangan.

Salah satu ciri gondang adalah adanya kegiatan “tutunggulan” dengan alat alu atau lesung. “Tingtung tutunggulan gondang” artinya bunyi-bunyian yang terdengar dari pukulan alu dan lesung yang dimainkan oleh beberapa orang, sehingga membentuk paduan bunyi yang polyphonis. Adapun alat-alat kesenian Gondang diantaranya adalah Lisung, Halu, Kecapi, Kendang, Goong, Kohkol dan Angklung Buncis.

Jentreng atau Tarawangsa

Tarawangsa (https://gpswisataindonesia.blogspot.com)

Seni Jentreng berasal dari Ranca Kalong, Sumedang. Sejak dulu masyarakat Sunda terkenal dengan budaya ngahuma atau berladang. Karena itu kesenian yang tumbuh di masyarakat Sunda selalu terkait dengan mitos Dewi Sri. Begitu pula dengan kesenian Jentreng atau lebih terkenal dengan sebutan Tarawangsa.

Masyarakat Sumedang menempatkan Seni Jentreng sebagai media pokok dalam penyelenggaraan upacara Nyalin atau panen padi. Seni Jentreng adalah upacara ritual yang berhubungan dengan magis religius untuk menghormati Dewi Sri. Masyarakat Rancakalong menyebutnya dengan nama Kersa Nyai dengan tujuan supaya Kersa Nyai tetap tinggal dan betah.

Tarawangsa adalah instrumen gesek yang bentuknya mirip rebab. Resinatornya terbuat dari kayu berleher panjang dan bersenar 2 utas. Acara tersebut diisi dengan tari-tarian yang diiringi dengan petikan alat musik Tarawangsa dan Kecapi.

Tarawangsa merupakan kesenian tradisi upacara adat yang biasa dilakukan untuk peringatan muludan (maulid Nabi), ngabubuy pare (panen padi) sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas panen padi yang melimpah, mubur Syuro maupun syukuran-syukuran yang lainnya. Jentreng adalah perpaduan antara tujuh buah kecapi dan dua buah rebab yang dimainkan secara bersamaan.

Kegiatan

Kampung Ladang Sumedang dengan luas 5 hektare (https://citizenmagz.com)

A. Wisata Desa
B. Camping
C. Outbond
D. Ladang Adventure Camp
    1. Offroad
    2. Airsoft Gun Team
E. Wisata Kuliner

Wisata kuliner (https://www.yukpegi.com)

Informasi lebih lanjut hubungi 

Peta lokasi Kampung Ladang (https://sumedangpostonline.blogspot.com)

Kampung Ladang (Ladang View) 
Desa Marga Laksana, Sumedang, Jawa Barat
Marketing & Office : Jl. Raya Pangeran Kornel no. 89, Samoja Sumedang
Telp.: (62) 261 210626
Website: https://www.ladangview.com/index.html
Email : zulfiadi@ladangview.com
ym : ladangview@yahoo.com

Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo Ciputat Tangerang Selatan Banten



Paguyuban Puspo Budoyo yang didirikan pada 6 Agustus 2003 lalu oleh H. Luluk Sumiarso, dengan tujuan pendirian sanggar budaya tersebut tidak lain merupakan wujud rasa cinta Sumiarso sendiri terhadap budaya lokal sekaligus sebagai refleksi keprihatinan terhadap pupusnya kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan mereka sendiri di tengah derasnya arus modernisasi.

Tari Golek Yogyakarta di Roma (https://baltyra.com)

Usahanya dalam melestarikan warisan budaya bangsa memang tidak sembarang orang bisa menirunya. Luluk Sumiarso, Pria kelahiran Ponorogo 1951, lulusan ITB, Teknik Elektro 1975 ini membeli tanah di Kampung Sawah Ciputat Banten kemudian dijadikan tempat untuk secara langsung merawat budaya warisan bangsa. Di tempat ini sering diadakan latihan berbagai kesenian. Tempat yang secara langsung bagi masyarakat bisa melakukan apresiasi dalam hal budaya nusantara.

Tari Gandrung Jawa Timur di Roma (https://baltyra.com)

Dengan mendirikan Nusantara Institut, Luluk merasa tidak perlu risau dengan hingar-bingar rebutan hak paten dengan negara tetangga atas satu tradisi. Lambat laun jika kita merawat tradisi, tambah Luluk, negara lain tidak akan segampang untuk mengklaim. “Kita harus bercermin pada seni barongsai yang sudah mendunia. Orang akan banyak tertarik pada barongsai sampai ada yang ingin belajar ke Cina. Coba bayangkan jika banyak orang luar yang ingin belajar wayang ke negeri kita?” tanya alumnus ITB ini.

Tari Dadas dari Kalimantan Timur di Roma (https://baltyra.com)

Mantan Dirjen Energi Terbarukan Kementrian ESDM ini, menguatkan niat untuk merawat tradisi nusantara dengan mendirikan Nusantara Institut. Luluk berkaca pada negara lain yang lebih dulu gigih merawat tradisi bangsanya, seperti Jerman dengan Gothe Institute-nya. “Nanti saya akan buatkan Bali Corner, Jawa Barat Corner dan lainnya. Di sana akan ada simbol khusus daerah, dan jika mungkin semua tradisi nusantara ada di tempat ini”, ujar Sumiarso.

Tari Saman dari Aceh di Roma (https://baltyra.com)

Hampir setiap hari, Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo mengenalkan diri kepada instansi-instansi pemerintah dan atau swasta tentang pentingnya merawat tradisi. Ini dilakukan Luluk, selain untuk mengkampanyekan seni nusantara, juga sebagai ajakan untuk lebih serius lagi dalam menghargai warisan seni tanah air. “Negara kita ini kaya akan warisan sejarah. Namun hanya sedikit orang yang peduli untuk merawatnya. Saya selalu mengajak kepada semua lapisan masyarakat, terutama instansi pemerintah untuk menggiatkan kembali warisan budaya bangsa”, ajaknya.

Tari Topeng Tarung di Roma (https://baltyra.com)

Kegiatan

Kegiatan dan pementasan-pementasan yang diadakan oleh Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo sesuai dengan visi dan misinya, yaitu :

1. Pelestarian Seni Drama Panggung Tradisional

Sampai saat ini Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo telah menggelar sebanyak 48 kali pagelaran di berbagai gedung terkenal, seperti Gedung Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Balai Kartini Jakarta dan Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung.

2. Pengembangan dan Pembinaan Seni Tradisi

Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo telah sukses menyelenggarakan 5 kali pagelaran Sendratari Ramayana dibawah sinar bulan purnama di Panggung Terbuka Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo di Ciputat, Tangerang.

3. Selain pagelaran-pagelaran seni panggung tradisional, Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo juga mempergelarkan Kolaborasi Etnis Musik dan Tari Nusantara dan telah sukses mengikuti festival-festival diluar dan didalam negeri sebagai berikut :

1. Festival Folklore di Schagen, Belanda : 9 - 15 Juli 2007
2. Festival Folklore di Valencia, Spanyol : 14 – 30 Agustus 2008
3. Festival Folklore di Lefkada, Yunani : 16 – 23 Agustus 2009
4. Festival Folklore di Agrinio, Yunani : 24 – 30 Agustus 2009
5. Pagelaran Indonesian Night yang diadakan oleh KBRI di Yunani di Acropolis, Athena, Yunani : 1 September 2009
6. III International Folklore Festival “Desde el fin del mundo di Chile : 12 – 23 Mei 2010
7. 32nd Bali Arts Festival “Pesta Kesenian Bali XXXII 2010” di Bali : 2 – 3 Juli 2010
8. Indonesian Night di Madrid atas undangan KBRI di Madrid, Spanyol, dalam rangka memperingati HUT RI yang ke 66, dilanjutkan dengan ikut berperan serta pada Festival Asia di Barcelona : 18 – 25 September 2011
9. “Monstra Indonesia” di Brescia, Itali, dibuka oleh Dubes RI di Vatikan, Budiarman Bahar pada tanggal 9 November 2013

Informasi lebih lanjut hubungi

Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo
Jalan Elang Raya, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan
Telp.: +62 21 7471 3555
FB: https://id-id.facebook.com/puspobudoyo,
https://www.facebook.com/pages/Kampoeng-Boedaya-Ciputat/656076211123039,
https://www.facebook.com/pages/Galeri-Rumah-Puspo-Ciputat/1452281591653399

Tepung Mangrove Bergizi, Ekonomis dan Praktis

Tepung mangrove dari buah Tancang atau Lindur

Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan tepung sebagai bahan dasar makanan dalam kehidupan sehari- harinya, akan tetapi dengan kemajuan teknologi di era modernisasi ini sangat sulit mencari bahan pokok makanan yang bergizi, ekonomis serta praktis termasuk tepung di dalamnya.

Permasalahan tersebut dimata seorang usahawan bernama Sony Mohson bisa menjadi peluang usaha yang menggiurkan, beliau seorang usahawan asal Surabaya yang sengaja mengundurkan diri dari PNS dikarenakan miris melihat kondisi alam sekitarnya terutama ekosistem mangrove. Beliau coba memanfaatkan ekosistem mangrove sebagai ladang usaha agar masyarakat di sekitar bisa terbuka pikirannya dengan manfaat ekosistem mangrove dan ikut serta dalam menjaga kelestariannya.Sudah tidak asing lagi bahwasanya hutan mangrove adalah tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut terutama muara sungai, laguna dan pantai yang terlindung. Fungsi ekologi dari ekosistem mangrove adalah sebagai pelindung pantai dari abrasi, erosi dan gelombang, pengendali instrusi air laut, habitat beragam fauna serta habitat berkembangbiaknya beragam flora dan fauna. Meskipun demikian, informasi akan manfaat mangrove ini belum banyak dipublikasikan. Pada abad ke -16 salah satu tumbuhan mangrove yakni Bruguiera sp (lindur) dapat dimanfaatkan sebagai nasi bakau.

Beras dari bahan Tancang atau Lindur

Pak Sony, usahawan yang cerdik dan berjiwa konservasi ini benar-benar mempelajari dan mendalami dengan adanya berita bahwa mangrove bisa digunakan sebagai bahan makanan. Alhasil beliau dapat mengolah mangrove tersebut menjadi makanan yang bergizi, ekonomis dan praktis tanpa menghilangkan ciri khas dari tumbuhan mangrove itu sendiri. Salah satu produk dari beliau adalah tepung mangrove. Tepung ini selain memiliki daya gizi yang tinggi, ekonomis ternyata cara pembuatannya pun praktis. Adapun jenis mangrove yang dapat dibuat tepung yaitu jenis api-api (Avicenia sp) dan lindur/tancang (Bruguiera sp).

Pada kesempatan ini, Pak Sony juga berkenan untuk membagi ilmunya pada ibu-ibu anggota kelompok pengolah makanan di Mangkang Wetan dan Mangunharjo. Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu bagian dari program Yayasan Kanopi Indonesia, Pemulihan Ekosistem Mangrove di Mangkang Wetan dan Mangunharjo yang didanai oleh GEF-SGP. Pada pelatihan ini dibahas mengenai cara pembuatan tepung mangrove dari bahan api-api (Avicenia sp) dan lindur/tancang (Bruguiera sp) serta mengolahnya menjadi beberapa macam olahan makanan.

Pelatihan pembuatan tepung mangrove

Berikut adalah proses- proses pembuatan tepung mangrove :

Bahan dasar tancang atau lindur (Bruguiera sp)

1. Buah Tancang dicuci bersih kemudian direbus sampai mendidih kurang lebih 30 menit (air dibiarkan mendidih terlebih dahulu baru lindur dimasukkan), air hasil rebusan dibuang dan diganti dengan air yang baru kemudian direbus lagi. Hal ini dilakukan kembali sampai tiga kali agar zat taninnya hilang.

2. Setelah direbus, tancang dikupas dan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan.

3. Setelah dtiriskan, tancang kemudian ditumbuk sampai halus atau diblender dengan ditambahkan air secukupnya.

Bubur api-api

4. Hasil blenderan ini kemudian dikeringkan dengan menggunakan karung beras plastik sebagai alasnya sehingga kering. Karung beras plastik yang telah digunting melebar kemudian dituang bubur mangrove tersebut diatasnya hingga rata dan diusahakan bisa setipis mungkin menggunakan alat bantu sepatula.

5. Dijemur dibawah terik matahari hingga berwarna kecoklatan, dari serbuk- serbuk yang terkelupas tersebut dikumpulkan kemudian diremas, diblender dan diayak kembali sehingga hasil inilah yang dinamakan tepung mangrove (Bruguiera sp.)

Bahan dasar api- api (Avicinea sp.)

1. Api-api dicuci bersih kemudian dikupas dari kulit arinya, lalu direbus sampai mendidih kurang lebih 30 menit (air dibiarkan mendidih terlebih dahulu baru lindur dimasukkan), air hasil rebusan dibuang dan diganti dengan air yang baru kemudian direbus lagi. Hal ini dilakukan kembali sampai tiga kali agar zat taninnya hilang.

2. Setelah itu direndam di air kurang lebih 2 hari. Rendaman ini berfungsi untuk menghilangkan tannin yang ada di dalam buah sehingga buah menjadi tawar.

Api-api diblender

3. Setelah ditiriskan, tancang kemudian ditumbuk sampai halus atau diblender dengan ditambahkan air secukupnya.

4. Hasil blenderan ini kemudian dikeringkan dengan menggunakan karung beras plastik sebagai alasnya sehingga kering. Karung beras plastik yang telah digunting melebar kemudian dtuang bubur mangrove tersebut diatasnya hingga rata dan diusahakan bisa setipis mungkin menggunakan alat bantu sepatula.

5. Dijemur dibawah terik matahari hingga berwarna kecoklatan, dari serbuk- serbuk yang terkelupas tersebut dikumpulkan kemudian diremas, diblender dan diayak kembali sehingga hasil inilah yang dinamakan tepung mangrove (Avicenia sp.)

Hasil olahan tepung Mangrove

Tepung yang dihasilkan baik dari api- api ataupun lindur bisa digunakan sebagai bahan pembuat brownies, roti, ataupun produk- produk makanan lainnya, Selamat mencoba, semoga bermanfaat.

Sumber: Kanopi Indonesia

Hutan Mangrove Center Kariangau Graha Indah Balikpapan Kalimantan Timur

Hutan Mangrove Center Kariangau (https://cikalnews.com)

Hutan Mangrove Center Kariangau terletak di Graha Indah, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur. Selain Mangrove Center Kariangau terdapat juga Hutan Mangrove Margomulyo.

Kawasan hutan Mangrove Center Kariangan seluasnya 150 hektare, meliputi bagian utara Teluk Balikpapan yang memanjang dari barat ke timur. Semakin ke utara, kawasan rawa menghilang dan ada tanah keras.

Salah satu sudut hutan Mangrove Center Kariangau di Graha Indah Balikpapan, yang menyimpan potensi wisata. Foto: Hendar (https://www.mongabay.co.id)

Kawasan utara Mangrove Center, berbatasan langsung dengan fasilitas permukiman dan industri, bagian dari Kawasan Industri Kariangau (KIK). Di sisi selatannya, berbatasan dengan kawasan industri yang sudah terlebih dahulu ada, kawasan yang dahulunya Pelabuhan Somber. Di lokasi itu masih beroperasi beberapa galangan kapal.

Hutan Mangrove Center berada salah satu tepian Sungai Somber, saat ini menuju menjadi ikon wisata bagi Kota Balikpapan, juga terancam. Sejak dicanangkan sebagai kawasan konservasi Juli 2010 lalu.

Agus Bei pelopor Mangrove Center (https://www.youtube.com)

Gerakan menanam mangrove di Sungai Somber dimulai 10 tahun lalu, dan dipelopori Agus Bei. Perlahan, gerakan ini meluas dan dilakukan warga. Hasilnya, kawasan ini kini menjadi daya tarik wisata . Pengunjung bisa menyusuri Sungai Somber sembari menikmati pemandangan mangrove.

Flora dan Fauna

Beragam jenis Mangrove

Ada 40 jenis mangrove tumbuh di Mangrove Center. Bakau atau Rhyzopora mucronata menjadi tumbuhan dominan.

Tidak kurang dari 400 ekor bekantan (Nasalis larvatus, atau proboscis monkey, kera berhidung mancung dan berbulu oranye). Di Hutan Mangrove Center Kariangau kita bisa menyewa perahu klotok untuk berkeliling menyusuri sungai Somber selama 1 jam bolak-balik dan tentunya ditemani oleh tur guide. Untuk menyewa perahu dihargai sekitar Rp. 300 ribu per perahu (*) bisa di isi sampai 10 orang.

Bekantan (https://www.mongabay.co.id)

Selama menyusuri sungai dengan klotok kita bisa melihat Bekantan yang lagi cari makan. Jumlahnya cukup banyak, terutama saat menjelang sore banyak tampak keluarga bekantan yang keluar mencari makan di pucuk pohon Mangrove yang menjulang. Berasa lagi di pedalaman kalimantan kalau nyusur sungai gini, kanan kiri rimbun hutan mangrove, kalau mesin klotoknya dimatikan cuma kedengaran suara alam, burung berkicau dan suara bekantan, terasa banget lah suasana di hutannya.

Informasi lebih lanjut hubungi


Hutan Mangrove Center Kariangau Graha Indah 
Sekretariat POKMASWAS Sonneratia
Graha Indah Gang Mangrove VI RT.14, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur
Telp. +62 542 861 371, HP: +62 813 5037 1500
Fax. +62 542 861 371
Website: https://pokmaswas-sonneratia.com